07 ✏ Kisah tak Sempurna

653 59 0
                                    

Nathan merasa, kedua kakaknya benar benar menempelinya hari ini, terutama kakak keduanya. Mereka tidak mendengar percakapannya dengan tuh gagang sapu tadi malam kan, ya.. ya,cukup yakin para abangnya hanya mendengar gurau candaan keduanya, tak lebih.

Elzhan yang sedari pagi terus menggendongnya kesana kemari, bahkan wajah tampan kakaknya itu telah ia lihat mulai dari sejak ia membuka mata pagi ini, kakak sulungnya itu mendekap tubuh kecilnya erat, seolah enggan melepaskan jika saja Dirga tak menerobos masuk untuk membawa nathan bersiap siap kesekolah.

Setelah pergi dengan mobil berbeda, Daniel, Dirga dan dua bocah pendek telah tiba diparkiran sekolah, irsyad merasa aneh. Kenapa kakaknya ini seolah olah enggan melepaskannya bahkan hanya untuk pergi kesekolah.

Melepaskan sabuk pengaman yang tersampir rapi dibadannya, irsyad bertanya, "abang kenapa sih? Irsyad tuh mau kesekolah bukannya mau pergi ke alam lain. Jangan melow gitu napa"

Satu sentilan ia dapatkan dari Daniel, keterkejutan membuatnya mengeluarkan ringisan secara reflek.
"Jangan ngomong gitu lagi, abang gasuka. Jangan bahas ataupun berpikir tentang hal itu"

Mengusap sayang surai adiknya, seolah agar keinginan yang telah disampaikannya itu terdengar oleh otak dikepala kecil adiknya, jangan terlalu membebani sang adik dengan semacam pikiran mengerikan karena jujur setelah kejadian tadi malam Daniel terlalu takut untuk meninggalkan Irsyad sendirian.

Daniel akhirnya menyadari bahwa Irsyad itu rapuh. Ia tidak kuat seperti yang biasanya terlihat, tapi topeng yang ia buat untuk dirinya sendiri bahkan telah sukses mengelabui otak dan hatinya sendiri.

"Iya abang, yakali Irsyad serius. Abang ih ada ada aja"

Salahkah jika Daniel terlalu takut jika candaan yang Irsyad utarakan adalah keinginan yang terpendam jauh didalam dirinya.

"Udah ah, bentar lagi bel masuk. Irsyad turun ya.. kak Dirga juga kayaknya nungguin. Makasih bang iel"

Ketika ingin membuka pintu mobil berwarna hitam milik Daniel, tangan kekar itu menahan pergelang tangan kecilnya.

"Masa cuma makasih?" Tanyanya sembari menaikan satu alisnya

Paham, irsyad mengecup singkat pipi kakak keduanya, tak puas daniel menangkup pipi gembul itu dengan kedua tangannya dan menciumi pipi sang adik gemas, hingga sang empu memberontak tak suka daniel akhirnya melepaskan dengan enggan, tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan sang adik yang segera berlari keluar menjauh dari mobilnya dan datang menghampiri Dirga yang sudah ia beri pesan untuk menjaga sang adik selama disekolah.

***

Dirga Abimanyu Zaxtar, namanya. Siapa yang tidak mengenali preman satu ini. Tanpa perlu mengenalkan dirinya, seluruh murid SMAN 1 Cempaka putih bahkan para guru tak terkecuali satpam dan tukang sapu telah mengenalnya.

Murid dengan 1001 onar, juga penampilan yang urakan. Tak jarang kerap membully beberapa murid cupu, itulah yang ia lakukan.

Tawuran? Jelas. Jangan ditanya lagi, bahkan musuhnya berada dari ujung ke ujung pelosok.

Beberapa minggu berlalu, setelah kejadian mencengangkan yang disaksikan beberapa penghuni sekolah hingga kini menjadi gosip hangat diantara pemuda pemudi kepo.

Mereka ingat, seorang Dirga yang sungguh disegani saat itu datang bersama dengan 2 bawahan setianya, reo juga venus. Mendekati 2 murid kelas 10 yang sedang ribut diarea kantin.

Meneguk ludah kasar, mereka merasa ketar ketir oleh 2 orang yang paling dihindari seantero sekolah, Rafa dan Dirga yang tengah mengincar 2 bocah polos yang belum tau apa apa mengenai seluk beluk sekolahnya.

Awal tanpa Akhir [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora