11 ✏ Harga

349 40 0
                                    

Apa yang ia inginkan, selalu dia dapatkan. Apapun itu, orang tuanya selalu menuruti kemauannya sehingga tumbuh dalam dirinya bahwa dia berhak atas apapun yang dia mau. Semua orang menyayanginya, punya banyak teman yang juga begitu baik padanya. Dimanapun gadis manis itu berada, dirinya merasa sungguh special, mereka semua memperlakukannya bak ratu, mutiara yang harus dijaga.

Tapi, ada satu orang yang tak bisa ia gapai. Bagai langit juga bumi, orang itu seolah membentang tembok tinggi diantara mereka. Dia adalah Rafa Anandra A., kakaknya.





Kenangan kelabu disatu tahun yang lalu..

Erina Ziffa A. namanya, kala musim panas bulan ini gadis manis itu berusia 9 tahun, walau diusianya yang muda muda tapi ia telah memiliki 2 mantan kekasih. Jangan remehkan dia, anak anak dikeluarga A. Selalu mendapatkan pelatihan bela diri diusia dini karena sebuah alasan. Dan sejauh ini hanya dua orang yang dengan berani menyatakan rasa padanya, Erin pun menerima tanpa pikir panjang. Tapi hubungan keduanya selalu tak bertahan lama dikarenakan Erin yang memutus duluan. Tak ada satu laki laki pun menurutnya yang mampu membuatnya terkagum berat selain pada kakaknya, Rafa yang saat itu masih berusia 16 tahun.

Namun sifat Rafa terlalu cuek padanya, ia kan juga ingin diperlakukan bak putri oleh kakak laki lakinya itu seperti teman temannya yang lain.

Ya, anggaplah dirinya iri ketika melihat perlakuan para kakak teman temannya. Ibu bilang apapun yang Erin mau akan Erin dapat, tapi kenapa Erin gabisa dapetin perhatiannya kak Rafa.

Ada satu nama yang abangnya itu gumamkan ketika melihat hamparan bintang.

"Nathan.. kamu dimana?"

Pertanyaan lirih yang dibawa oleh angin hanya akan melebur bersama alunannya tanpa pernah kembali membawa sebuah jawaban.

"Nathan? siapa dia?"






🌳
🍃
Tanpa izin sipemilik kamar, Erin masuk kedalam ruangan bernuansa abu rokok milik sang kakak. Alunan merdu jam dinding berseru sesuai irama.

Erin berjalan menghampiri suatu Sudut yang paling dijaga oleh kakaknya. Sebuah lemari kaca dengan beberapa piala dan mendali tersusun rapi didalamnya.

Melihat kunci yang bertengger apik dilemari itu membuat jiwa penasaran bocah 9 tahun itu menguat.

Ia tarik pegangan lemari itu dengan pelan. Macet..

Karena cukup sulit dibuka erin menguncang gagang pintu lemari itu dengan keras hingga menggoyang piala piala yang berada didalamnya, dan ketika pintu lemari berhasil terbuka dua piala jatuh bersama hingga menghantam keras permukaan lantai.

Satu diantaranya, patah.
Bertepatan dengan patahnya piala tersebut, Rafa masuk kedalam ruang kamar miliknya,
Kedua matanya membola, terkejut.

"ERIN!"

"Kak.. kakak?"

"Erin gak sengaja. Siapa suruh lemari butut gini masih dipake, jatuh kan pialanya pas Erin paksa buka lemarinya"

Berjongkok mengenali piala yang telah patah, hatinya berdenyut. Piala itu adalah piala pertamanya, benda berharga yang ingin ia hadiahkan untuk seseorang, namun kini telah patah menjadi 2 bagian!

"Piala ini, piala pertama gue" ucap Rafa mendatarkan wajahnya

"Apaan sih kak. Lebay banget, cuma piala butut juga. Liat tuh yang jatuh 2 tapi yang patah cuma 1, bearti emang piala yang itu udah rusak. Buang aja"

Awal tanpa Akhir [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora