31 ✏ Hapuskan setiap luka

367 38 0
                                    

"Jadi, sekarang lu harus balik"

Bocah laki laki tersebut menaikan alis kirinya kala melihat Erin memutus kontak mata mereka dengan gelisah.

"Kenapa?" Tanya nya memastikan

"Gue.. gak inget jalan pulang" cicitnya pelan

"Hah? Lu bilang apa?"

"Ck. Gue gak tau arah jalan pulang, tadi gue inseng ngikutin cowo aja pas di bis, dia turun gue turun juga"

"Anjir bego. Bocil bocil" Erin merengut kala melihat bocah laki laki didepannya menepuk keningnya sendiri.

"Alamat lu dimana, gue anterin dah"

"Kota"

"Iya lokasi tempat tinggal lu lah, lu pikir rumah dikota cuma sebiji apa?"

"Gak tau, lupa"

"Heh. BISA BISA NYA LUPA SAMA RUMAH SENDIRI!"

"Gak usah marah marah bisa gak sih"

"Ya gimana gak marah, gue panik ini woy, gimana cara pulangin elu nya, elah"

"Emang apa peduli lu, tinggalin aja gue sendirian disini, gue bisa kok mikirin cara sendiri buat balik"

Bocah laki laki itupun menjatuhkan rahangnya, "telpon ortu lu gih, gue tungguin sampe mereka dateng" 100% ia yakin jika si rival nya yang berada dalam posisi ini, dia akan memilih untuk meninggalkan Erin tanpa mau ambil pusing.

"Hp gue dirumah"

"Aaaggh.... sinting" bocah itu mengacak rambutnya frustasi


***

"Apaan nih?"

Irsyad terheran bagaimana bisa tiga buah tiket menuju Los Angeles berada dilaci kamar kakeknya, dan kelihatannya tiket itu baru saja dibeli.

Mengedikkan bahu acuh, Irsyad meletakkan kembali tiket tersebut dan mengambil sebuah saleb bewarna hijau kemudian membawanya keluar kamar menuju halaman belakang tempat kakeknya terbaring akibat encok yang kambuh.

Salah sendiri! Udah tau umur dah tua masih aja sok sok an manjat pohon mangga, jatuh kan.


Tok.. tok.. tok..


Langkah pendeknya terhenti saat ketukan samar terdengar dari arah pintu masuk, karena penasaran Irsyad memutar balik haluan.

Ia melotot kaget saat melihat seseorang yang dikenalnya membawa orang asing masuk kedalam rumah, terlebih yang ia bawa adalah seorang wanita muda.

"Anjir Nathan. Anak gadis siapa lu bawa woy?" Pekiknya heboh sambil menunjuk nunjuk wajah malas si kulit ketupat

"Berisik Syad, gue nemu dia dipinggir sungai tadi" sebelah tangannya ia gunakan untuk menepuk nepuk telinga kanan yang berdenging akibat teriakan Irsyad

Erin yang sempat tersekat ditempat mendadak sadar saat Nathan mengatakan telah menemukan ia dipinggir sungai, kesannya malah kaya Nathan membawa pulang dedemit.

Karena tak terima Erin layangkan jitakan ringan ketengkuk belakang laki laki yang ia ketahui sekarang bernama Nathan.

"Enak aja lu bilang nemui gue dipinggir sungai"

Awal tanpa Akhir [END]Where stories live. Discover now