32 ✏ Dislike

260 31 1
                                    

Dirga tak terlalu ingat dengan jelas apa yang terjadi, seingat dirinya saat itu, ia juga Elzan baru saja kembali dari kantor kepolisian dan ingin menghampiri Gibran juga Daniel untuk membahas beberapa hal, tapi mereka justru disambut dengan pengeroyokan. Tentu saja mereka melawan dan berhasil menumbangkan musuh yang datang entah darimana, namun naasnya gas yang sangat menyesakan menyelimuti mereka berdua yang berakhir merenggut kesadaran secara paksa.

Saat kesadaran telah kembali, putra keluarga Zaxtar justru dalam posisi terikat disebuah kursi. Bukan hanya mereka berdua tapi seluruh keluarga Archim pun berada disini dengan kondisi sama. Tak luput juga dari penglihatan Dirga, tuan Edgar dengan kesadaran tipis terbaring tak berdaya dibawah sana.

Sial!

Mereka kecolongan! musuh sungguh tidak bisa diprediksi.

"Dia sudah datang?"

Mendengarkan sahutan memuaskan dari suara yang terdengar melalui  earphone, Gira, wanita berwajah angkuh tersebut tersenyum miring saat mengetahui rekannya yang lain telah tiba disini.

Mengabaikan tatapan tajam dari seluruh manusia yang tersekap dibelakangnya, Gira hanya tersenyum sinis tanpa rasa gentar, baginya seluruh keluarga Archim dan dua putra Zaxtar saat ini terlihat seperti orang bodoh yang tak bisa apa apa.

Surat resmi perpindahan kepemilikan perusahaan Archim group telah ada ditangannya. Sekarang saatnya sedikit menyiksa para badebah badebah sialan itu menggunakan si manis Polonium.

Gira bukan wanita bodoh yang naif. Dia sangat pintar juga licik. Rencana ini sudah ia siapkan sejak lama, mulai dari para bodyguard hingga rekan yang ia bawa untuk misi penghancuran adalah orang orang yang ia percayai.

Gira menggerai kembali rambut yang sebelumnya telah ia ikat simple, berdiri dari kursi kebanggannya sebelum kemudian kembali mengetuk lantai dengan high heels merah menyala miliknya. Gaun hitamnya terlihat anggun dan menawan.

Hari bahagianya telah dimulai.

"Archim family's yang terhormat, akhirnya tiba juga hari pembalasan dendam yang sangat saya nantikan. Kata orang percayalah dengan karma,"

Kaki jenjangnya Gira bawa berjalan dengan pelan menyusuri ruangan,

"Tapi menurut saya, Karma itu terlalu lambat untuk datang menghampiri manusia iblis seperti kita" Tangan letiknya ia gunakan untuk mengusap kemudian mengangkat vas kecil yang memiliki harga jutaan dolar.

Vas putih cantik yang pada awalnya terletak rapi diatas meja, harus hancur menjadi kepingan kala menghantam lantai keramik akibat ulah dari Gira.

"Ups" raut terkejut yang dibuat buat, disusul pandangan tajam juga kekehan sinis. Hawa yang dikeluarkan wanita itu ternyata tidak main main.

"Itu sebabnya saya tidak ingin menyia nyiakan peran antagonis yang diberikan untuk saya hanya untuk berdiam diri" Lanjutnya

"Nyonya"

Menoleh kebelakang, Gira tersenyum saat melihat barang miliknya telah datang. Sebuah box hitam, berisi benda yang dapat menyiksa lalu membunuh secara perlahan, diantarkan oleh tiga orang berjubah hitam sekaligus.

Zaqin hendak menerima benda tersebut, tapi segera dihentikan oleh Gira.

"Tunggu! Biar aku saja" wanita itu maju dan mengambil alih kotak tersebut sebelum kemudian meletakkannya diatas sebuah meja.

Memasang sarung tangan steril, Gira lalu membuka kotak itu. Wajahnya sangat berbinar saat mendapati beberapa botol cairan berwadahkan botol kaca bening didalam sana, lengkap dengan beberapa suntikan tajam.

Jari lentiknya Gira gunakan untuk memasukan cairan berwarna hijau lumut kehitaman kedalam jarum suntik.

"Kamu, kemari!" Merasa ditunjuk, salah satu dari pemuda berjubah hitam itupun maju menuruti perkataan bosnya.

Awal tanpa Akhir [END]Where stories live. Discover now