17 ✏ Ketenangan

303 44 2
                                    

"Cari tau mengenai kehidupan putra tercintaku sekarang, dan buat dia sebagai pancingan"

"Baik nyonya"

Laki laki berwajah datar berlalu keluar dari ruangan sang atasan yang saat ini tengah menyunggingkan senyum miring.

Atas dasar perintah, seorang laki laki membuka brankas hitam dari ruangan yang hanya bisa dimasuki oleh orang orang tertentu.

Sebuah box berwarna hitam dengan lambang tengkorak disilang tergambar jelas diatasnya.

Ruangan kedap suara yang hanya ada dia didalamnya terbuka, menampilkan siluet seorang laki laki muda dengan jubah yang menutupi seluruh badannya,

"D 1.0"

Pria yang menerima perintah langsung dari sang atasan menyerahkan box yang ia ambil dari dalam brankas beberapa saat lalu kepada seorang laki laki didepannya "cukup satu tetes, campurkan dengan sedikit air lalu suntikan ketubuh target. Kau ambilah satu, lalu aku akan bawa yang satunya lagi"

"Apa ini?" Dari balik jubah, kening laki laki muda tersebut mengerut bingung

"Polonium".

***

Kamar yang dipenuhi dengan lukisan alam harusnya terlihat begitu hidup, namun kenyataannya pemandangan didalam kamar ini sangat suram. Hanya indahnya cahaya bulan yang mengisi gelap diseluruh ruangan. Disana, seorang wanita duduk termenung disamping jendela full kaca. Sudah lama ia terdiam, melamunkan hal yang tak ia mengerti,

Perasaannya.

Wanita dengan marga Zaxtar itu tak mengerti akan perasaan yang bergejolak didalam dirinya. Apa yang ia lakukan siang ini benar?

Bukankah memang seharusnya ia membenci anak itu?

Karena wanita yang melahirkan nya lah kehidupan Amelia berakhir berantakan. Kekasihnya di jodohkan dan karena ia yang terlalu sulit membuka hati untuk laki laki lain membuat dirinya pasrah ketika sang ibu menjodohkannya.

Namun naas, laki laki yang ia sangka baik adalah seorang bajingan. Pantas saja ia dapat berprilaku baik baik saja ketika di jodohkan dengannya, karena ternyata ia tetap menjalin hubungan baik dengan kekasihnya tanpa sepengetahuan dari Amelia yang telah resmi menjadi istrinya.

Waktu berlalu, hingga kekasih sang suami dikabarkan bunuh diri karena dituding sebagai seorang pelakor.

Sejak hari kematian wanita itu, suaminya berubah, menjadi seseorang yang tak lagi ia kenali. Padahal ia baru saja ingin mencoba membuka hati walau pada akhirnya akan dijadikan yang kedua.

Pukulan, bentakan, atau perlakuan kasar adalah makanan sehari hari Amelia selama hidup bersama dengan mantan suaminya, sampai akhirnya Gernanda datang dan mengakhiri semua hari hari penuh rasa sakit yang ia jalani.

"Kakak?"

Suara yang sangat ia kenali membuyarkan lamunan panjangnya.

"Alby? Kamu kapan datang?"

Terkejut akan kehadiran laki laki yang berdiri diambang pintu kamar, si wanita bernetra coklat memberikan sambutan hangat atas kedatangan adik satu satunya yang sudah sangat lama tak ia temui.

Alby Azziqri, laki laki berusia 25 tahun, memiliki perawakan tegas penuh wibawa. Tubuh jangkung nan atletis, turut menyempurnakan wajah menawan penuh senyumnya.

Awal tanpa Akhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang