Part 27 - W.H.O

6.3K 568 65
                                    

"Apa kau sudah sampai di dalamnya?"

"Lena."

"Aleena?" tutur Azzura terus-menerus mengamati Aleena yang tengah terbawa hanyut ambang lamunannya yang begitu serius.

"LENA!!" pukul Azzura yang sudah sampai pada kasur Aleena gemas menunggu jawabannya sedari tadi tak dijawab.

"Aw," ringis Aleena mengerut emosi. "What the hell?" gumamnya menatap Azzura keji.

"Aku sudah bertanya berkali-kali dan kau selalu terus tersenyum menggelikan seperti itu," jelas Azzura datar.

Aleena memberikan cengiran lebar mempertontonkan deretan gigi rapinya, sikap yang cukup aneh bagi seorang Aleena yang jarang terlihat dengan laganya yang begitu menggelikan bagi kawan akrabnya Azzura.

"Apa kau sudah sampai di dalamnya?" ujar Azzura dengan pertanyaan yang sama.

"Aha," ia mengangguk cepat.

"Apa yang terjadi? Kau satu-satunya wanita yang sudah melakukan prosedur penyelamatan diri itu sampai titik sana," gumam Azzura melipat kedua kakinya di atas kasur Aleena.

"Sepertinya absensi mu memberikan keberuntungan bukan?" sambung Azzura menyipit .

"Ya," singkat Aleena dan kini rona pipinya kembali memerah dan memberikan sapuan hangat di wajahnya.

"Wajahmu memerah Lena, apa kau sehat?" kening Azzura mengerut heran melihat tingkah Aleena.

"100% Zura, 100%," balas Aleena penuh getaran yakin yang bersemangat.

"Kau tahu kau tak bisa menyembunyikan rahasia apapun dari ku bukan?" gumam Azzura menggoda penuh harap, berusaha mengetahui apa itu.

Aleena mengambil nafas senang, lalu ia kembali tersenyum kecil. "Entahlah, dia cukup baik," Aleena mengulum bibir bawahnya menahan senyumannya kembali.

"Dia-"

"Dia seorang Savagery, para Upper mungkin mengirim mereka untuk membantu melakukan fase-fase penyelamatan diri. Entahlah dia cukup baik," jelas Aleena kehabisan kata-kata untuk menggambarkan sosok mengagumkan di manik matanya.

"Kau selalu mengatakan hal yang sama. Dia siapa? Siapa namanya dan bagaimana rupanya?" ujar Azzura gemas dan juga cukup cemburu, bagaimana Aleena dengan mudah jatuh hati pada seorang pria yang jelas-jelas jarang ditemui.

Aleena menghela nafas hangat. "Rambut gelap, mata coklat, tangan yang besar, senyumannya, kebaikannya," rinci Aleena yang kini tengah disambung lamunan abal-abalnya kembali.

"Ah, wanita yang jatuh cinta," gerutu Azzura terkekeh geli.

"Hey aku tidak jatuh cinta," ralat Aleena.

"Belum," gumam Azzura lagi menyambung dan tersenyum geli.

Azzura memutar bola matanya, hingga bunyi seperti kunci yang terbuka terdengar dan mengalihkan perhatian Aleena sejenak.

"Sepertinya sudah selesai kekacauan di luar sana," gumam Aleena dan bangkit.

"Ke mana kau?" tarik Azzura pada lengan Aleena.

"Hanya memeriksa saja," balas Aleena menenangkan kawannya ia yakin tak ingin ke mana-mana.

Aleena mengintip kecil melewati pintu yang sudah ia geser, kepalanya menengok kanan dan kiri hingga ia melihat kepala lainnya dengan rambut pirang pasir ikut keluar, melakukan hal yang sama dengan Aleena.

"Hey," sapa Cadance dari kejauhan.

Aleena mengangkat alis kecil. "Bagaimana keadaan di sana?" tanya Aleena perhatian.

The FortlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang