Part 48 - Yang Tertinggal (2)

5.5K 513 48
                                    

Tiga puluh sembilan orang yang diselamatkan Aleena terus masuk lebih dalam ke ruang gelap, ruangan yang mereka lewati terus mengeluarkan bau karat dan bau yang tak terjelaskan. Bau itu seperti bau obat-obatan seperti yang di rumah sakit, terkadang aroma debu dan karat pun ikut merayap di dinding dan celahnya.

Skylar terus menatap arah belakangnya penuh harap bila Aleena di belakang sana sedang baik-baik saja dan mampu menghadapi sesuai yang wanita itu katakan. Julius yang membuka pintu lainnya kembali menemukan ruangan baru lain, kosong tanpa ada apapun selain box kayu yang berjajar di setiap sudut ruangan.

Untaian kabel yang tak terpakai pun terlilit di atap dan terjatuh ke lantai, seperti rumah yang lain ala kadarnya; telah rusak dan hancur. Mereka tak tahu di manakah mereka berada, rumah siapa atau gudang apakah yang sedang mereka telusuri. Bangunan tersebut mungkin tidak berlantai banyak dan menjulang tinggi ke langit, namun satu hal yang pasti, bangunan misterius itu sangat lebar dan luas, dibatasi sekat batu-bata yang terlapisi semen abu-abu.

Langkah sepatu yang terus berbunyi bersahutan dalam kesunyian, sudah cukup lama mereka membuka pintu dan melewati ruangan kosong lainnya. Terbesit di perkiraan jika bangunan ini sudah ditinggalkan karena tidak ada satupun barang-barang yang masih tersisa. Mungkin salah satu gudang perusahaan yang bangkrut, atau sengaja dikosongkan karena migrasi pemilik dan pekerjanya.

Suara benda terjatuh dan terseret pun tiba-tiba terdengar dari sisi ruang lainnya, membuat Julius dan regu di belakangnya menghentikan langkah kaki dan mengangkat senjata perlahan-lahan.

Gustavo berada di posisi paling belakang dan ia tak dapat membantu Julius di depan, dengan pasukan lebih dari 20 yang bersamanya keberadaan mereka di dalam dapat terkondisikan dengan baik dengan pertahanan dan kemujuran yang layak. Julius melangkahkan satu kakinya tuk membuka pintu di depan dan mengintip ke ruang selanjutnya di mana asal suara itu muncul. Tidak adanya jendela mendorong Julius agar membuka pintu sendirian.

Gagang besi peraknya ia tarik perlahan menghasilkan suara besi, ia menarik pelan-pelan pintu ke arahnya dan suara karat engselnya pun berdecit panjang. Perlahan ia menarik pintu kayu di depan, lalu mendadak pintu itu terdobrak dari depan dan menghantam Julius sampai mendempet ke dinding, teriakan Molk yang berjibun datang membuat jantung lepas dan bergelantungan. Ternyata Molk itu sudah lama berada di sana dalam keadaan tidak aktif, sampai kelompok itu mengaktifkannya.

Skylar menarik lengah Azzura dan membawanya ke tempat yang cukup aman, mengingat Aleena akan memprioritaskan sahabatnya bila ada penyerangan, maka Skylar akan melakukan hal yang sama.

Skylar menarik lengah Azzura dan membawanya ke tempat yang cukup aman, mengingat Aleena akan memprioritaskan sahabatnya bila ada penyerangan, maka Skylar akan melakukan hal yang sama

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Timbunan beberapa Molk mulai bertambah, dan beberapa Molk mulai berlari ke arah Azzura dan Skylar. Azzura membelalakkan matanya tegang, dan Skylar hanya mengambil belati dari pisau milik Azzura, berdiri, dan ia menancapkan pisau ke kepala Molk.

Ia memilih manual, peluru yang ada mungkin bila beruntung akan dibutuhkan suatu saat nanti.

Barisan di depan mundur dengan cepat ketika Molk dengan ranggas masuk ke ruangan mereka, peluru yang melesat menghujani tubuh para Molk yang masuk melewati pintu selebar satu meter. Julius yang tergencet berusaha melarikan diri, ketika satu Molk menghampirinya ia dengan cepat menarik senjatanya dan menghatamkan ke kepala Molk. Makhluk itu terhuyung-huyung ke belakang belum mati, sampai Julius menembak kepalanya saat ia datang padanya lagi.

The FortlessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora