Part 49 - Yang Terakhir (1)

5.2K 503 28
                                    

Masih sebuah pertanyaan bagi Aleena apakah takdir itu?

Definisi takdir yang mana yang sesuai?

Penjelasan dari segi apa takdir itu?

Orang-orang jelas mempertanyakan tentang hal tersebut, dan sebagian lainnya hanya berpasrah dan tak ingin mengetahui. Apakah takdir itu? Apakah ia adalah coretan sebelum kelahiran? Ataukah takdir adalah coretan setelah kelahiran? Bisa jadi, takdir adalah lembaran kosong, di mana setiap detik yang dijalani akan tercoret membuat bait kisah kehidupan.

Ia melamun dalam tatapan yang kosong tak berima, cahaya di kedua manik mata indahnya pudar seolah tenggelam dalam jurang yang dipenuhi rantai besi terkait jarum tajam, dan setiap menitnya lahar panas melelehkan semua benda kuat itu. Seolah tak ingin melakukan apapun selain melamun ia hanya diam sendiri di atas sebuah ranjang 2 tingkat. Ia berada di ranjang atas, menatap layang dan kosong dinding besi yang bergoyang berirama ke kanan dan ke kiri sebab ombak lautan yang mengganas di kala sore.

Tidak ada apapun yang mampu melepaskan lamunan kosong wanita itu, dalam gelapnya ruangan beranjang empat buah yang sedingin pipa besi, ia hanya menatap dinding. Terdapat lebam biru kental di bagian paha, betis, lengan atas, rahang kiri, dan di perut. Di sertai dengan sakit luar biasa di sekujur tubuh, terutama kedua kaki jenjangnya. Semua tulang terasa sangat lembek seperti berubah menjadi kerangka terbuat dari kapas.
Bunyi pintu yang terbuka menampilkan pemuda tinggi dengan luka goresan menodai wajah tampannya masuk untuk ke sekian kalinya. Ternyata Aleena itu masih belum pergi dari tempatnya bersedih di atas sana sejak masuknya ia di dalam kapal kemarin sore.

Skylar menatap iba dan penuh ironi mengenai apa yang sudah terjadi pada teman Aleena dan teman Skylar. Kelompok itu begitu kurang tanpa kedua pemuda itu, karena hanya mereka berdua yang selalu berbagi cerita, mengajak orang lain berbicara, memberi bahan guyonan di saat istirahat. Hanya mereka berdualah yang selalu membantah perintah Gustavo dan malah merubah menjadi bahan ejekan di belakang Gustavo.

Mereka berdua selalu menceritakan kisah perjalanan terakhir dan merubahnya menjadi bahan candaan walaupun semengerikan dan sekejam apapun kisah itu, walau pun korban berjatuhan di kejadian tersebut, mereka selalu punya cara tersendiri untuk merubah perjalanan menjadi tidak begitu kaku dan menegangkan tanpa rasa santai. Tapi kini adalah hari dari kebalikan itu semua, kedua pria yang direnggut nyawanya itu bagaikan sepuluh orang yang hilang dari kawanan, mereka memiliki citra tersendiri dalam regu.

"Al, kau belum makan sejak kemarin," ujar Skylar menurutkan begitu penuk kelembutan di intonasinya.

Aleena tetap diam, tak memandang Skylar atau bahkan melirik sedikitpun. Namun isi di kepalanya merespon setiap orang yang masuk, merespon dengan cara yang berbeda.

"Aku tetap akan mati nanti," batinnya.

Skylar menunggu suara atau gerakan kecil dari Aleena, namun wanita itu terus memeluk kedua kakinya yang ditekuk di atas ranjang sana. Kali ini Skylar menaruh potongan roti hambar di atas sebuah meja, di samping roti lain yang sebelumnya di beri pula oleh Azzura, dan sama halnya belum tersentuh.

Skylar menghembuskan nafas kepasrahan dan berbalik meninggalkan lagi wanita itu untuk sendiri atau apapun yang ingin ia lakukan di atas sana sampai pada hari keberapa pun.

"Keluarlah jika kau ingin kau menghilangkan kejenuhanmu, kapan pun kau siap," entah mengapa Skylar menyarankan hal yang tidak masuk akal dengan mood Aleena kala itu. Skylar menutup pintunya, dan menghilang dari ruangan itu. Aleena melirik kosong ambang pintu tersebut, jika saja ada jendela mungkin bisa ia menatap langit atau apapun yang berlalu lalang di langit sore.

Malam menjelang dan Aleena sudah merebahkan tubuhnya dahulu, menghadap ke dinding menghindari kontak langsung atau tidak langsung dengan banyak orang yang bersamanya. Ia juga harus berbagi ruangan dengan orang-orang lain tentu saja, namun yang berada di dalam sana seolah sadar bila Aleena memilih untuk menjauh dari sekumpulan kegiatan di belakang punggungnya.

The FortlessWhere stories live. Discover now