11. Periksa

6.6K 641 29
                                    

Halo guys.

Aku Comeback.

Absen dulu dong.

Kalian Askot mana?

*****

Revano meremas kedua tangannya. Sungguh, ia sedang gugup dan juga takut sekarang. Mata Revano menelisik ke sekitar.

"Mba, Leon takut." ucap seorang anak kecil, menarik perhatian Revano.

Wanita yang baru saja di panggil mba itu, memangku anak lelaki berusia 9 tahun itu.

"Leon tidak usah takut heum? Kan ada mba. Kata nya Leon mau bertemu sama mama papa. "

"Tapi mama sama papa lama sekali pulang nya. Leon juga ingin setiap check up mama sama papa temani Leon. Mereka terlalu sibuk bekerja mba. Kapan mereka pulang, Leon merindu kan mereka mba."

Wanita itu menghela nafas berat, menatap anak majikannya yang sudah hampir 5 tahun ia asuh. Bahkan, ia sudah menganggap anak majikannya itu seperti anak kandungnya sendiri.

"Sekarang sama mba dulu ya? Mama sama papa bilang, kalau Leon udah sembuh. Mereka akan pulang. Jadi, ayok sembuh."

Mata anak itu membulat lucu. "Mba serius mereka akan pulang kalau aku sembuh?" Wanita itu mengangguk seraya tersenyum. Meyakinkan anak itu.

"Yeayy, ahh kalau gitu Leon gak akan marah kalau om dokter mau suntik Leon. Leon ingin sembuh habis itu ketemu sama mama dan papa." ucap anak itu menggebu-gebu. Wanita yang tengah memangkunya hanya tersenyum miris seraya membelai lembut kepala anak itu.

"Leon senang?"

"Senang sekali mba." ucapnya antusias.

"Kalau gitu, Leon boleh minta sesuatu sama mba."

"Apa?"

"Ya, terserah. Leon mau nya apa?"

"Umm...es krim boleh?" tanya anak itu hati-hati.

"Boleh, tapi harus izin dulu sama om dokter heum?" Anak itu mengangguk.

Hening.

Baik keduanya, maupun Revano. Namun tiba-tiba ringisan kecil keluar dari celah bibir anak itu. Membuat Revano, kembali menatapnya.

"Agh mba, sakit."

Dapat Revano lihat, wanita itu terlihat panik, matanya sedikit berkaca-kaca. Namun bukan itu fokus Revano, tetapi fokusnya adalah ketika melihat anak itu yang mencengkeram kuat area perut kanan bagian atas.

Deg!

Revano meneguk ludahnya kasar, merasa de Javu. Tangan Revano terangkat, mengelus pelan perut atas bagian kanannya juga. Lalu setelah itu menggeleng, mengusir pikiran-pikiran negatif yang terlintas di dalam otaknya.

"Sabar ya sayang, sebentar lagi kita masuk dan Leon akan segera di tangani. Setelah itu, sakitnya akan hilang." ucap wanita itu. Di penglihatan Revano, wanita itu sedang mengelus perut anak itu, seolah sedang memberikan kekuatan dan menghilangkan rasa sakit.

Revano terdiam, oh ya ngomong-ngomong saat ini Revano tengah menunggu nomor antriannya di panggil. Iya, Revano memilih untuk memeriksakan dirinya sendiri kerumah sakit. Ia ingin tahu apa penyebab sakit yang ia rasakan.

Tling.

Revano sedikit tersentak tatkala ponselnya berbunyi. Menandakan pesan masuk. Dengan segera ia, merogoh saku celananya, mengambil benda pipih itu lalu mengeceknya.

GaReNdra (SELESAI)Where stories live. Discover now