35. Aku lelah

6.3K 726 148
                                    

"Tuhan boleh istirahat sebentar? Aku capek. Aku tidak menyerah, aku hanya lelah." --Revano Nilaska--

******

Keadaan semakin memanas saat Revano membalas bogeman Gara. Banyak siswa-siswi yang mengerumuni mereka hanya untuk sekedar menonton.

"REVANO LO GILA YA?" teriak Ellina dengan wajah memerah seraya menatap nyalang ke arah Revano.

Bugh!

"Agh."

Refleks Revano mencekal perutnya, tubuhnya membungkuk saat Gara kembali membogem nya. Teriakan kembali terdengar.

"Sialan!" geram Revano memekik, ia kembali menegakkan tubuhnya.

Bugh!

Gara mundur beberapa langkah saat Revano tiba-tiba saja menendang perutnya. Entahlah ada apa dengan Revano, intinya kali ini Revano sedang kalap.

"Uhuk uhuk" Gara terbatuk seraya membungkuk.

"Kak Gara!" pekik Ellina, ia segera mencekal lengan Gara. Berusaha menahan agar lelaki itu tidak tumbang.

"REVANO LO BENAR-BENAR GILA!"

"Bukan gua yang gila tapi dia. Dia yang selalu di banggakan oleh papa ternyata gak lebih dari seorang kriminal."

Bugh!

Kali ini, posisinya terbalik, Revano yang membungkuk seraya terbatuk.

"Gak usah bawa-bawa papa, lo gak ngaca? Justru di sini yang kriminal itu lo. Lo lelaki bajingan Revano."

"Si---"

"STOP! UDAH, GUA BILANG UDAH!"

Anya--Gadis yang selama ini dikenal sebagai gadis yang ramah itu mengeluarkan satu sifatnya yang lain. Gadis itu menatap tajam ke arah sekitar, setelahnya menatap Gara dan Revano secara bergantian.

"Kalian saudara tidak baik bertengkar apalagi sampai saling memukul kayak gini."

"Gua gak akan mukul kalo dia gak mulai duluan." ucap Revano.

"Lo yang memulai Revano." Sahut Ellina seraya menunjuk wajah Revano. Membuat Revano tersenyum tipis. Lihatlah, bahkan Ellina yang notabene-nya sebagai pacar pun membela orang lain.

"Kalo lo gak berbicara seperti itu ke Andra, semua ini gak akan terjadi. Jadi bisa di simpulkan siapa yang salah di sini? Gak punya hati Lo." lanjut Ellina.

"Ell," tegur Anya. Ellina hanya meliriknya sebentar, lalu ia mengalungkan tangan Gara di lehernya.

"Ayok kita pergi kak," Ellina memapah tubuh Gara, menjauhi krumunan.

'Bukan aku yang gak punya hati, tapi kalian yang gak punya hati.'

"Gua emang penyakitan, tapi lo gak pantas berbicara seperti itu." ucap Andra yang sedari tadi diam, jujur saja perkataan Revano tadi melukai hatinya.

Revano tersenyum kecut, "Gua emang bego, tapi lo gak pantas berbicara seperti itu." Revano membalikkan ucapan Andra. Yang mana membuat Andra terdiam, lalu berlalu begitu saja.

"Ndra?" lirih Anya, ia menatap Andra dengan tatapan sendu. Lalu tatapannya beralih ke Revano yang masih terdiam di posisinya.

"Re, gua obatin luka lo ya?" Anya menyentuh lengan Revano mampu membuat Revano menatapnya. Revano tersenyum, setelahnya menggeleng pelan.

"Gak usah An. Nanti juga sembuh sendiri. Udah mau bel, mending ke kelas."

Revano melangkah, meninggalkan Anya dan kerumunan. Anya hanya menatapnya namun tak lama ia mengikuti langkah Revano. Para siswa dan siswi yang ada di kerumunan itu mendesah kecewa.

GaReNdra (SELESAI)Where stories live. Discover now