26. Di rawat?

7.2K 698 202
                                    

Gara yang masih terjaga dari tidurnya itu di buat terkejut saat melihat tubuh Revano yang mengejang. Ia bangkit dari duduknya, setelah itu meraih tangan Revano lalu di genggamnya dengan erat.

"Revano lo kenapa? Revano jangan bercanda. Revano gua mohon jangan kayak gini." Gara kalap, ia mengguncang tubuh Revano.

Mata Revano mendelik ke atas, rahangnya mengerasnya. Giginya begitu rapat seolah sedang menggigit sesuatu. Kakinya seperti di tarik perlahan dari bawah.

"REVANOOO..."

Teriakan Gara berhasil membangunkan Andra yang tengah tertidur. Andra yang masih belum mencerna semuanya hanya tergugu menyaksikan Gara yang tengah mengguncang tubuh Revano.

Glek.

Andra meneguk salivanya susah payah. Ada apa?

Nyatanya, teriakan Gara tidak hanya mengusik tidur Andra tetapi juga Laskar dan Nilam. Terbukti keduanya datang dengan nafas tergesa.

"Ada apa ini?"

Gara segera menoleh saat suara Laskar terdengar.

"Papa hiks, tolong Revano." Gara menghampiri Laskar, lalu menggoyangkan tangan Laskar pelan.

"Revano?" Nilam segera berlari, menghampiri Revano yang masih mengejang di atas kasur.

"Revano kamu kenapa? Revano dengar mama. Revano." Nilam menepuk pipi Revano sedikit keras, namun nihil Revano tidak merespon.

"Ayok bawa Revano kerumah sakit pah, hiks. A-ayok." bujuk Gara.

"Revano bangun, jangan seperti ini. Jangan bikin Mama takut." Nilam memangku kepala Revano, mengelus puncak kepala Revano pelan. Berusaha menenangkan Revano namun nihil, tubuh lelaki itu masih mengejang.

"PAPA JANGAN DIAM AJA! BAWA REVANO! BAWA REVANO KERUMAH SAKIT!" teriak Gara, wajah lelaki itu memerah. Sungguh, ia tidak mau hal buruk menimpa Revano.

Nyatanya teriakan Gara barusan berhasil membuat Andra terkejut. Kesadaran ia sudah penuh. Ia segera berlari menghampiri Nilam lalu menggenggam tangan Revano.

"Kak lo kenapa? Gak boleh gini bego."

"PAPA AYOK, HIKS." Gara sudah menangis, namun Laskar masih terdiam, berusaha mencerna apa yang terjadi.

"Heu..." Dada Revano naik, matanya terbelalak. Namun satu detik setelahnya, dada itu kembali turun dengan mata yang tertutup serta tangan yang terkulai lemas di sisi ranjang.

"REVANO!" pekik Nilam. Barulah setelah itu, Laskar bergerak. Ia menyelipkan kedua tangannya di antara leher serta belakang lutut Revano. Ia menggendong Revano ala bridal style, setelahnya membawa Revano keluar kamar dengan langkah tergesa.

*****

Disinilah Laskar. Bersama Nilam, Gara dan Andra. Keluarga Fahrezi itu sedang berada di rumah sakit. Lebih tepatnya di depan ruang UGD. Tengah menunggu Revano yang masih di periksa di dalamnya.

Tadi di perjalanan ke ruang sakit, tubuh Revano kembali mengejang. Dan itu berhasil membuat Nilam kalang kabut. Pasalnya, ini kali pertama Revano dalam kondisi seperti itu.

Saat ini, wanita itu tengah terduduk di salah satu kursi besi. Tangannya saling meremas satu sama lain. Di sampingnya ada Andra yang hanya menatap ke arah ruang UGD.

Laskar? Lelaki itu hanya terdiam, melipat kedua tangannya di atas dada. Tubuhnya bersandar pada tembok. Jangan tanya Gara, lelaki itu kini tengah bergilir mudik kesana-kemari. Memikirkan gimana kondisi Revano di dalam sana.

GaReNdra (SELESAI)Where stories live. Discover now