38. Papa Jahat

6.3K 812 172
                                    

Laskar menggiring Revano untuk duduk di kursi tamu yang sudah di sediakan.  Ia tersenyum penuh makna seraya menepuk punggung Revano sebanyak tiga kali.

Mata Laskar naik turun, memandangi putra nya yang masih saja terlihat bingung. Namun, bukan itu fokusnya. Melainkan, wajah pucat sang anak yang begitu kentara serta tubuhnya yang terasa hangat.

"Ingin disini atau tunggu di mobil saja?"

Revano menoleh ke arah Laskar, ia menggeleng pelan.

"Disini saja." jawab Revano, matanya kembali mengedar, fokus ke satu titik yang membuat senyumnya merekah. Tentu saja, hal itu tak luput dari perhatian Laskar.

"Huft." Laskar menghela nafas, setelahnya kembali mengusap punggung Revano.

"Baiklah kalau kamu ingin disini, papa kembali ke ibu kamu ya?"

Revano mengangguk, setelahnya, Laskar benar-benar pergi meninggalkannya sendiri. Tidak, Revano tidak sendiri, di sekitarnya ada banyak tamu undangan yang datang. Dan semua tamu undangan yang datang adalah rata-rata teman satu sekolahnya.

Senyum Revano kembali merekah saat gadis yang duduk di depan sana menatapnya. Tangan Revano terangkat, menyapanya. Bukannya menyapa balik, Gadis itu malah mengalihkan pandangan. Pura-pura tidak melihat, namun sayang Revano tidak peka.

Senyumnya masih merekah, gadisnya begitu cantik dengan polesan make-up tipis, tubuhnya di balut dengan dress berwarna cream kecoklat-coklatan. Terlihat juga, mahkota bertengger di atas kepala gadisnya. Gadisnya begitu manis dan cantik bukan?

"Cantik Ell," gumamnya.

Revano hendak bangkit, hampir menghampiri gadisnya. Namun urung saat suara MC terdengar. Mampu membuat Revano mengalihkan atensinya dari Ellina. Ia memandangi MC yang tengah berdiri di depan sana.

Namun lagi, pandangannya kembali fokus ke satu titik. Dimana Laskar, Nilam, Gara serta Andra duduk juga di dekat panggung.

Disana terlihat, Gara sedikit gugup, dapat di lihat juga, lelaki itu berkali-kali menghela nafas. Lelaki itu terlihat tampan.

"Kenapa terpisah?" gumamnya lagi, ia benar-benar bingung. Kenapa hanya Revano yang duduk disini? Kenapa tidak menyatu dengan mereka?

Karena terlalu fokus dengan pikirannya, Revano sampai tidak mengerti apa yang terjadi di sekitarnya. Tapi yang dapat ia tangkap adalah, seorang lelaki menaiki panggung.

"Beri tepuk tangannya untuk Samuel Prasetya." ujar MC itu. Sorak tepuk tangan terdengar memenuhi gedung.

Ya, ini acara untuk menyambut kepulangan putra kedua dari bapak Bagas dan ibu Ayu. Revano menghela nafas, tetapi kenapa perasaannya tetap tidak enak?

Satu persatu keluarga Bagas, maju kedepan untuk mengatakan betapa bangganya mereka kepada Samuel. Di awali dengan Bagas, lalu di susul oleh Ayu. Lalu setelahnya oleh Alfiandra dan terakhir oleh Ellina.

Sorak tepuk tangan kembali terdengar.

"Revano?"

Revano cukup tersentak atas kedatangan seseorang yang menurutnya tiba-tiba.

"Bang Shandy?

"Di malam yang berbahagia ini, tidak hanya untuk sekedar menyambut kepulangan Ananda Samuel Prasetya. Tetapi, juga acara pertunangan."

"A-abang disini juga?" tanya Revano, ia menatap Shandy takut-takut. Terlebih sedari tadi Laskar memandanginya. Ia bahkan tidak fokus kepada suara MC.

"Kenapa kamu disini? Seharusnya kamu beristirahat Revano. Kamu kan baru saja mela---"

GaReNdra (SELESAI)Where stories live. Discover now