52. Hanya melanjutkan

6.9K 829 114
                                    

Anya, gadis itu terus saja mengikuti langkah Gavin. Seperti kata Gavin tadi pagi, lelaki itu bakal membawa Anya untuk menemui Revano. Namun kening gadis itu mengernyit saat Gavin membawa-nya ke salah satu rumah dengan bangunan minimalis.

Berbeda dengan Anya yang sedang bertanya-tanya, Gavin justru santai sembari menampilkan wajah cueknya.

Cklek!

Gavin membuka pintu rumah minimalis itu, lalu memasukinya tentu saja dengan Anya di belakangnya.

"Gavin," Anya mencekal lengan Gavin, sontak membuat Gavin menghentikan langkahnya.

"Lo bilang, lo mau bawa gue untuk ketemu Revano. Terus dimana Revano? Kenapa lo bawa gue kesini?"

Gavin menghela nafas, setelahnya melepaskan cekalan tangan Anya. Manik milik Gavin menatap manik milik Anya dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.

"Jangan bilang lo mau macem-macem?" tuding Anya, bagaimana tidak. Ia merasa atmosfer di sekitarnya berubah. Tidak, lebih tepatnya mendadak berubah.

Di bangunan minimalis yang sebenarnya nyaman ini ah-Anya malas untuk mengakuinya. Hanya ada dirinya dan Gavin. Wanita mana yang pikirannya tidak kemana-mana saat seorang lelaki membawanya ke suatu tempat sepi seperti ini?

Anya memundurkan langkahnya, dengan gerakan perlahan, gadis itu merogoh saku rok seragam sekolahnya, mengambil benda pipih miliknya.

"Kalo sampe lo macem-macem, gua lapor polisi."

Perkataan Anya membuat Gavin merotasikan kedua bola matanya, lagi lelaki itu menghela nafas.

"Kamu sudah pulang?"

Anya, gadis itu di buat menoleh ke arah sumber suara yang muncul di sudut ruangan sana. Tidak dengan Gavin, lelaki itu hanya diam saja.

"Kamu pulang kok gak bilang ibu, dia siapa? Teman kamu atau pa---"

"Ayah mana?" bukannya tidak sopan, namun Gavin sudah muak dengan perilaku sang ibu yang menurutnya keterlaluan.

"Ibu tidak tahu, semenjak kamu berangkat sekolah tadi pagi dia ikut pergi."

Gavin terdiam, namun hanya sebentar karena setelahnya ia menoleh ke arah Anya.

"Lo tunggu sini, gua ganti baju dulu." tanpa mengucap satu patah kata lagi, Gavin berlalu melangkah ke arah kamarnya yang terletak di depan sana.

"Jadi kamu teman atau pacarnya Gavin?"

Anya kembali menoleh ke arah Meta, saat wanita itu kembali melontarkan kata.

Anya tersenyum, lalu mengulurkan tangannya dan langsung di sambut hangat oleh Meta.

"Perkenalkan nama saya Anya Tante, saya teman sekelas nya Gavin." ucap Anya ramah, Meta hanya manggut-manggut. Ternyata hanya teman sekelas.

"Duduk dulu, mau ibu buatkan minum?"

Anya refleks menggeleng, tujuan ia datang kesini bukan untuk bertamu bukan?

"Ti---" ucapannya terhenti saat Gavin tiba-tiba saja menarik tangannya.

"Jangan deket-deket sama dia." ucapan Gavin sontak membuat Anya mengernyit. Bukan cuma Anya yang refleks merubah raut wajahnya tetapi juga Meta, wanita itu hanya diam seraya menatap punggung sang anak yang kian menjauh dan kini sudah menghilang di balik pintu.

"Kena---"

"Lo bilang mau ketemu Revano kan? Revano gak ada disini. Revano ada di suatu tempat, tapi kita harus cepat kesana, gua rasa ada sesuatu yang gak beres."

GaReNdra (SELESAI)Where stories live. Discover now