(1)

4.4K 134 10
                                    

Waktu berjalan begitu cepat. 4 bulan sudah berlalu sejak Jihoon dan Nara berpisah. Mereka yang kini menjalani hidup masing masing sudah tidak pernah bertemu lagi

Nara juga sudah terlihat lebih baik di banding 4 bulan yang lalu. Ia sudah dapat tersenyum lepas bahkan hanya untuk merespon candaan garing rekan kerja nya

Namun Nara juga tidak akan pernah melupakan kejadian 4 bulan yang lalu serta kondisi perutnya yang saat ini sedang terisi oleh seorang bayi perempuan, yang ia beri nama Jina

Nara tentu saja sangat menyayangi Jina, walaupun terkadang Jina mengingatkan Nara akan kenangannya bersama Dia yang tidak ingin Nara sebutkan namanya. Hal ini dapat dibuktikan dari usaha Nara dalam merawat diri.

Seperti saat ini, di waktu istirahat, ketika rekan rekan kerja Nara pergi makan di luar kafetaria kantor, Nara lebih memilih untuk memakan bekal yang ia bawa. Bekal nya pun hanya berisi sayur, buah, protein dan karbohidrat selayaknya makanan 4 sehat 5 sempurna milik anak TK

Rekan Nara awalnya curiga melihat Nara terlalu sering memakan bekal dan hampir tidak pernah mau lagi jika di ajak makan makanan di luar. Namun sekarang, karena sudah terbiasa mereka sudah tidak pernah curiga lagi dan bahkan kadang mereka membawakan Nara makanan sehat dari luar tanpa tahu Nara memakan makanan sehat itu dengan alasan apa

Saat ini di jam istirahat kantor, hanya ada segelintir orang yang menetap di kantor, sedangkan sisanya pergi makan di luar. Nara sedang bersiap untuk memakan bekal yang ia bawa. Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan.

Ia melihat pantulan dirinya di cermin Lalu membatin "perut aku udah keliatan gede. Apa aku mulai cuti sekarang aja ya. Tapi kan kantor bolehin nya cuti lahiran bukan hamil. Gimana ya... Masa harus resign?"

Nara bingung apakah ia ambil cuti melahirkan atau resign. Kalau ia mengambil cuti melahirkan, tentu orang orang akan bertanya 'suami kamu siapa nar?' atau 'kamu kapan nikahnya? Kok gak ngundang'. Nara masih terlalu malu jika mengaku ia sedang hamil tanpa seorang suami didepan rekan rekannya

Tetapi kalau resign, ia sedikit tidak rela karena ia sudah merasa nyaman di kantor tempat ia bekerja sekarang

Nara menghembuskan nafasnya berat, lalu kembali ke meja kerjanya untuk memakan bekal. Kali ini ia makan dengan perasaan risau. Sesekali ia mencari informasi di internet mengenai cara membuka bisnis untuk pemula

Ia terfikir untuk membuka bisnis sendiri karena, jika ia harus resign dari kantor, ia tentu tidak akan bisa mendaftar di perusahaan mana pun karena kondisinya yang sedang hamil. Namun jika ia resign tanpa memikirkan akan bekerja apa kedepannya, ia akan kesulitan finansial khususnya untuk biaya melahirkan Jina nantinya. Untuk melahirkan dan mengurus bayi tentu saja membutuhkan banyak biaya. Nara mengelus perutnya dengan perasaan bimbang

Tak lama, rekan kerja Nara kembali sambil membawa sekotak Salad buah "Nar!! Lihat aku bawa apa untuk kamu" Rekan kerja Nara menjinjing bingkisan tersebut tinggi tinggi

Nara berbalik badan lalu tersenyum senang "pasti salad"

Rekan kerja Nara langsung menghamburkan pelukan kedalam dekapan Nara "betul banget!! Selamaaattt anda mendapatkan uang tunai sebesar 100.000 won di potong pajak 100.000 won! Yeaayy!!!"

Nara hanya terkekeh melihat tingkah laku rekan nya itu. Lalu setelah pelukan terlepas, Nara langsung menerima salad tersebut dengan senang "makasih yaaa, nanti aku transfer"

Rekan Nara langsung menggembungkan pipinya "transfar transfer.  Kan udah aku bilang, gausah. Berapa kali aku harus bilang gausah transfer balik kalau aku beliin kamu sesuatu. Aku yang mau beliin bukan kamu yang nitip ke aku"

Tanya hanya tersenyum "ya tapi kan akunya jadi ga enak sama kamu"

Rekan kerja Nara hanya melengos malas meladeni sikap Nara yang tidak enakan

Nara membiarkan rekannya karena memang sudah biasa ia bersikap begitu. Nara membuka saladnya kemudian terkejut senang karena banyak stroberinya "WAHH BANYAK BANGET STROBERINYA"

Nara menggeser kursinya mendekati meja rekannya tadi "da hee - ya~ gomawong hehee"

Rekan kerja Nara yang bernama Dahee diam diam tersenyum lalu mereka kembali berbaikan. Nara mengajak Dahee untuk makan saladnya bersama dan Dahee tidak menolak

*****

Sepulang dari kantor, Nara di antar Dahee menggunakan mobil nya. Memang Dahee merupakan anak dari konglomerat. Ayahnya seorang pimpinan perusahaan besar, dan ibunya seorang dokter di rumah sakit Kota. Meskipun begitu Dahee tetap memilih untuk bekerja karena ia ingin hidup mandiri.  Dahee bukan tipe orang yang menikmati hasil jerih payah keluarganya

Di perjalanan pulang, dahee menyalakan radio sambil sesekali berbincang dengan Nara. Tiba pada saat bagian pemutaran lagu, yang di setel ternyata lagu milik grup boyband jihoon, Treasure

Nara sedikit tersentak. Walaupun 4 bulan telah berlalu dan Nara masih tetap menjadi seorang Fangirl, ia masih sedikit tidak terbiasa jika hal itu melibatkan jihoon. Terkadang saat giliran jihoon bernyanyi, dada nar terasa sesak

Ia sudah menerima kenyataan dan ia sudah rela untuk fokus dengan pilihan nya merawat Jina seorang diri. Namun, tidak dapat di pungkiri terkadang ia merindukan sosok jihoon

Sepanjang lagu baru Treasure di putar di radio, Nara hanya diam. Ia sibuk menahan agar air matanya tidak jatuh

Dahee menatap Nara yang tiba tiba sunyi. Kemudian ia memulai pembicaraan "nar, mau main TOD gak?"

Nara menoleh sedikit terkejut lalu mengangguk "boleh"

Dahee berbicara sambil tetap menatap jalanan "oke aku dulu. Aku mau truth"

Nara terlihat berpikir sejenak "mmm.... Aku sebenernya penasaran banget soal ini dari dulu, tapi aku takut kamu tersinggung"

Dahee menoleh ke arah Nara "tentang apa?? Tanya aja gapapa kok. Aku ga ada rahasia rahasia besar, dan aku ga ada niatan untuk nyimpen rahasia dari kamu. Tanya aja"

Nara mengangguk "oke, kata kamu kan kamu ada keturunan Jepangnya nih, papa kamu itu Yakuza atau bukan sih? Jujur ya kalau aku kerumah kamu dan lihat papa kamu, papa kamu serem banget kayak mafia mafia gitu"

Dahee tertawa "HAHAHAHAHA aneh banget woi HAHAHAHAA. Aduh aku beneran gak nyangka pertanyaan kamu begitu. Oke aku jawab, papa aku bukan Yakuza. Tapi papa sering di julukin sebagai mafia perusahaan. Jadi bukan the real Yakuza atau pun mafia. Aku dan keluarga cuma manusia biasa kok"

Nara mengangguk mengerti "oke giliran aku, aku pilih truth juga"

Tiba tiba saja raut wajah Dahee berubah menjadi serius "aku juga sama kayak kamu, aku penasaran banget soal ini tapi aku takut kamu tersinggung. Boleh aku tanya?"

Tanpa pikir panjang Nara mengangguk "ya boleh lah, aku aja boleh tanya masa kamu engga"

Dahee menatap mata Nara agak lama "jujur sama aku, saat ini kamu lagi hamil atau engga?"

Jihornie Not Jihoonie 2Where stories live. Discover now