(20)

1.8K 113 12
                                    

Dilantai bawah, kru pemotretan bersama manajer dan bodyguard Jihoon sedang berkumpul di satu meja bundar. Sutradara bertanya pada manajer Kang "Manajer kang Jihoon ga ikut?"

"Jihoon izin untuk tidur sebentar.  Sepertinya dia kelelahan" jelas manajer kang pada sutradara

Sutradara mengangguk. Kemudian ia menyadari ada satu orang yang tidak ada "ini Nara juga kemana?? Sujong Nara gak ikut?"

Sujong yang merasa terpanggil pun menjawab "Nara tadi bilang mau rapih rapih diri dulu. Abis beresin baju jadi berantakan. Nanti dia nyusul"

Sutradara mengangguk "ini gimana ini dua bintang utama kita malah ga ikut" ucapnya dengan nada bercanda

Setelah mendengar pernyataan bahwa Nara masih di kamarnya juga, manajer kang langsung panik. Ia dan bodyguard nya izin pergi memanggil Jihoon. Dengan buru buru ia memasuki kamar Jihoon. Ia mencari seisi kamar Jihoon namun tidak ada. Manajer Kang buru buru keluar kemudian mengetuk kamar seberang, kamar Nara. Nara yang sudah siap akan turun ke lantai bawah bingung siapa lagi yang mengetuk pintu kamarnya. Wanita itu membuka pintu untuk menyambut siapa yang ada di balik pintu kamar nya

Baru di buka sedikit, manajer kang langsung mendobrak kasar hingga pintu terbuka lebar. Hal itu membuat tangan nara sedikit tergores pintu "aww" rintih Nara

"mana Jihoon?!" Manajer kang bertanya pada Nara dengan penekanan

Nara ketakutan.  Ia memeluk perutnya sendiri sebagai bentuk perlindungan untuk Jina "ga-ga tau. Pak Jihoon gak kesini"

"BOHONG!!" Ucap bodyguard dengan sedikit membentak

Nara merasa ingin menangis "cek aja"

Manajer Kang mengecek seisi kamar. Namun tidak di temukan Jihoon. Akhirnya manajer kang menelfon Jihoon. Tak butuh waktu lama, Jihoon mengangkat

"Kamu dimana?" Tanya manajer kang dengan dingin

"Ini aku udah di bawah, mau makan siang. Kakak sendiri dimana. Aku kebawah malah ga ada" ujar jihoon dari telfon di sebrang sana

"Kakak cari kamu tadi. Katanya mau tidur" balas manajer kang

"Aku tiba tiba laper jadi kebawah sendiri" balas Jihoon

"Yaudah tunggu. Kakak ke sana" setelah mengatakan itu, sambungan telfon langsung di tutup oleh manajer

Manajer kang menatap tajam ke arah nara. Ia tidak bicara apa pun bahkan tidak minta maaf. Nara yang sedari ketakutan hanya dapat memegangi perutnya. Lagi lagi perutnya terasa nyeri. Mungkin di dalam sana Jina merasa marah ibunya di perlakukan seperti itu

Nara memasangkan plaster ditangannya yang terluka, kemudian membawa kunci kamar menuju lantai dasar. Lagi lagi ia menjadi orang yang terlambat datang. Ketika Nara turun, ia sudah di siapkan tempat duduk di sebelah Jihoon. Nara tidak bisa memilih lagi karena hanya tersisa tempat itu

Satu persatu makan siang dihidangkan. Mulai dari ayam, daging, sayur, buah, ada di dalam satu meja. Nara memilih untuk mengambil sedikit nasi, sepotong ayam, salad sayur, dan beberapa buah

Sujong yang duduk di sebelah Nara menyeletuk "pola makan kakak bagus banget"

Nara tersenyum "anjuran dokter kandungan"

Perlahan Nara menghabiskan makanannya. Jihoon yang duduk di sebelah kanan Nara melirik sekilas

"Dulu kamu ga suka sayur nar. Ohh ternyata masih suka stroberi. Ya tuhan gemes nya. Nara mirip tupai kalo lagi makan. Pipi nya gembul" batin Jihoon. Ia senang melihat Nara makan begitu lahap walau porsi nya sedikit. Diam diam Jihoon tersenyum. Jihoon tidak marah pada Nara karena hal tadi di kamar. Justru ia semakin ingin mendekatkan diri lagi kepada Nara bagaimana pun caranya, hingga Nara dapat menerimanya kembali. Bahkan sampai mereka bisa menjadi keluarga kecil yang bahagia

Ketika semuanya hampir selesai makan, Nara permisi untuk pergi ke toilet. Tersisa beberapa staf dan Jihoon disana. Pak sutradara dan manajer kang pamit untuk merokok sebentar. Sedangkan bodyguard izin ke toilet. Di meja makan Jihoon tak sengaja mendengar percakapan diantara para staf

"Sujong kamu gak kesusahan kan sekamar bareng orang hamil? Biasanya orang hamil kan ngerepotin. Suruh ini itu" Tanya salah satu staf

Jihoon terkejut. Buru buru ia memasang earphone di kedua telinga pura pura tidak peduli dan tidak dengar apa yang mereka bicarakan

"Jangan jangan dia minta sujong jadi roommate nya supaya bisa di jadiin pembantu lagi. Sujong jangan mau ya kalo di suruh ini itu. Jangan sungkan walaupun dia lebih tua" balas staf lainnya

Sujong menggeleng "kak Nara baik kok. Dia mandiri banget orangnya. Bukannya minta tolong, malah aku yang selalu butuh bantuan dia"

"Sujong kamu ga perlu terlalu menghormati dia banget. Lagi dia tuh cuma menang tua. Dia ga layak di hormati. Lagian dari mana sih pak sutradara Kim nemuin orang hamil itu. Kampungan banget keliatannya" ucap staf yang pertama kali bicara tadi

"Katanya sih pak sutradara Nemu di pasar. Dia penjual ikan tau hahaha" balas staf lain

"Tukang ikan kok sok sok an jadi model. Badannya aja bau amis hihh hahahaha"

"Eh jangan kenceng keceng nanti pak Jihoon denger"

"Gapapa dia pake earphone"

Mereka lanjut membicarakan hal hal yang buruk tentang Nara. Sujong dan Jihoon hanya diam. Mereka berdua tahu Nara bukan orang yang seperti itu 

Jihoon menghela nafas berat. Ia tidak terima Nara di bicarakan seperti itu. Namun saat ini ia tidak bisa berkata apa apa

"Coba agensi ga ribet. Kamu gak akan di rendah in gini kalo sama aku nar.  Dan kamu ga perlu jualan ikan" batin Jihoon meringis

Tak lama, Nara datang dari arah belakang mereka "sujong udah selesai?" Tanya Nara pada sujong

Tanpa mereka sadari, Nara sudah lama sekali keluar dari toilet. Namun tidak langsung kembali ke tempat duduknya karena ia tak sengaja mendengar ucapan salah seorang staff yang menghina dirinya. Sejak saat itu ia memilih untuk diam di belakang sambil mendengar apa yang mereka bicarakan

Sujong mengangguk "sudah kak. Kakak perlu bantuan?"

Nara menggeleng "engga kok. Sutradara kemana? Kita ada jadwal gak hari ini?"

"Sutradara lagi ngerokok sebentar, kayaknya sih ada jadwal kak, tapi nanti sore" balas sujong dengan ramah

Nara mengangguk mengerti "sujong mau tukeran kakao gak??" Dengan senang hati sujong mengerahkan QR code kakao miliknya "sekarang kita temenan ya" sujong mengangguk tersenyum

Nara kembali berdiri, sujong bertanya pada Nara "kakak mau kemana?"

"Aku mau ambil vitamin di kamar. Nanti kalo pak sutradara nanyain aku,  telfon aku aja ya. Ga perlu samperin aku ke kamar" ujar Nara pada sujong

Sujong mengangguk "iya kak, hati hati kak"

Kemudian sujong melirik kedua staf yang tadi membicarakan keburukan Nara "lihat kan, kak Nara tuh mandiri. Dia ga nyusahin orang"

Salah satu staf tadi memutar bola matanya "gak nyusahin orang kok numpang di mobil orang"

Jihoon tak tahan mendengarnya. Ia melepas earphone kemudian berdiri dari tempat duduknya "bukan Nara yang minta numpang. Sutradara yang minta tolong ke saya" setelah mengatakan itu Jihoon kembali ke kamar di ikuti bodyguard yang belum lama kembali dari toilet 

Di kamar, diam diam Nara menangis. Ia berpikir apakah ia benar benar serendah itu sampai tidak pantas mendapat pekerjaan seperti ini

Tiba tiba saja ponselnya berbunyi. Tanda ada pesan masuk. Ia mengecek ponselnya membaca pesan dari nomor tak di kenal "jangan sedih. Mereka ga kenal kamu" meskipun Nara tidak tahu pesan itu dari siapa, Nara tetap berterimakasih.

Tanpa di ketahui oleh Nara, nomor tidak di kenal itu adalah nomor telfon bodyguard yang Jihoon pinjam diam diam

Nara segera memperbaiki lagi riasannya, kemudian turun kebawah karena sujong menelfon dan berkata pak sutradara mencari dirinya

Sampai di bawah, pak sutradara lanjut membahas soal pose pose, lokasi pemotretan dan segala pekerjaan yang akan Nara kerjakan

Jihornie Not Jihoonie 2Where stories live. Discover now