(21)

1.8K 107 5
                                    

Setelah mendiskusikan segala hal, pukul 15.30 mereka memulai pemotretan. Dimulai dari lokasi pinggir kolam renang, Nara dan Jihoon di minta untuk pose seakan sedang berdansa. Nara tidak terbiasa berdansa, untuk kesekian kalinya Jihoon membantu

Jihoon tersenyum, ia meminta izin untuk menggenggam tangan kiri Nara, kemudian merangkul pinggang Nara

"Ikutin omongan aku" ujar Jihoon

Jihoon melangkah mundur "maju kaki kanan" kemudian jihoon bergerak maju "mundur kaki kiri"

Nara mengikuti terus omongan Jihoon sampai ia sendiri terbiasa dan bisa melakukannya sendiri. Mereka bergerak seirama sambil saling pandang. Entah mengapa Nara merasa Jihoon berbeda dari biasanya. Ia tidak terlihat profesional. Lelaki itu lebih terlihat menjalani pemotretan dengan apa adanya

"Cut! Oke pose 2 selesai. Istirahat dulu sampe langit mulai berubah jadi jingha. Nanti kita pindah ke rooftop" ujar pak sutradara

Jihoon melepas genggaman tangannya dengan Nara kemudian pergi menuju kamar. Nara juga ikut kembali menuju kamar

Selama menunggu langit berubah warna menjadi oranye, Nara tidak tahu harus melakukan apa. Ia merasa tidak ada kegiatan dalam jangka waktu itu. Tak lama sujong datang memasuki kamar

"Hai kak" tanya sujong. Gadis itu tampak kelelahan

Nara tersenyum "hai! Kamu keliatan capek banget. Pak sutradara ngerepotin kamu ya?" Tanya Nara

Sujong hanya bisa tertawa. Ia duduk di atas ranjang bergabung dengan Nara "kak, kakak keren banget deh"

Nara bingung. Maksud nya sujong apa "maksudnya keren?"

Sujong menatap Nara "iya keren. Kakak lagi hamil, tapi masih bisa mandiri. Kakak masih bisa kerja ini itu, masih sanggup jalan jauh walaupun perut Kakak pasti berat"

Nara tertawa "kalo kamu hamil nanti, kamu pasti sadar kok. Kakak bukanya kuat, tapi di kuat kuat in supaya bisa bertahan" Sujong tersenyum

"Kak aku boleh pegang perut kakak gak?" Tanya sujong dengan mata berbinar

Nara bergerak mendekati sujong "boleh dong. Ini coba kamu pegang di sini, kamu bisa rasa in kaki nya Jina lagi nendang nendang" sujong mengikuti arah tunjuk Nara, dan benar saja. Ia bisa merasakan ada telapak kaki yang menjiplak di permukaan kulit

"Ihh iya!! Wow keren. Coba kak tunjukkin lagi bagian bagiannya" ucap sujong terdengar bersemangat

Nara menunjuk area perut bawah "ini di sini, kalo kamu agak teken, nanti berasa ada kepalanya Jina" sujong mencoba nya dan ia jadi makin bersemangat. Nara senang melihat sujong gembira seperti itu

Sujong menyentuh perutnya yang datar "aku jadi pengen hamil deh kak"

"Hush sembarangan. Kamu masih muda, pikirin karir dulu baru nikah" omel Nara

Sujong cemberut "ihh kayak kakak udah tua aja. Umur aku sama kakak tuh ga beda jauh tau"

Nara menaikan satu alisnya "emang iya? Kamu umur berapa tahun ini?"

"Tahun ini aku 23" ujar sujong

Nara terkejut. Mata nya membulat "loh kok iya ga beda jauh ya. Aku 25 hehe. Kita beda 2 tahun dong ya itungannya"

Sekarang giliran sujong yang terkejut "HAAHH??! 25?! Serius kak? Pantes keliatan muda banget. Kakak Nikah muda?"

Nara mengusap tengkuknya "yah, gitu deh hehe. Lagi 25 ga muda muda amat lah, udah tua itu"

Sujong menatap Nara dengan tatapan kesal "apaan, 25 tuh Muda tau. Ah pokoknya aku mau cari pacar, aku mau nikah muda kayak kakak"

"Lohh ga boleh. Kalo 25 muda berarti 23 tuh masih bayi. Kamu ga boleh nikah muda. Pokok nya ga boleh.  Denger apa kata kakak, nikah muda ga selamanya enak" omel Nara pada sujong

Jihornie Not Jihoonie 2Where stories live. Discover now