(35)

1.7K 132 18
                                    

Nara menyentuh lembut tangan kanan Jihoon yang sedang memegang Jina. Ia menggenggam erat telapak tangan kekar tersebut

"jihoon" panggil Nara sambil menunduk

Jihoon terkejut melihat tangannya di sentuh oleh Nara. Lelaki itu juga merasakan kalau tangan Nara sedikit bergetar

Nara melirik cepat kearah Jihoon kemudian meringis. Ia sedikit menyesali tindakannya kali ini "A-aku, aku mau jujur. Soal perasaan aku, keinginan aku, semuanya. Aku ga peduli gimana kamu Mandang aku setelah ini, kali ini aku cuma mau dengerin apa kata hati aku" Nara terdiam sejenak. Ia menarik nafas dalam

"Jihoon, izinin aku buat egois, aku mau kamu tanggung jawab" Nara memberanikan diri untuk menatap wajah Jihoon

Raut wajah Jihoon datar dan sulit di baca. Laki laki itu hanya diam menatap balik Nara yang sedang merendahkan dirinya. Nara tidak tahu isi hati dan pikiran jihoon saat ini. Wanita itu merasa sedikit frustasi. Ia merasa kesal karena reaksi Jihoon tidak seperti yang ia bayangkan

Nara menatap lekat mata jihoon, perlahan menurunkan genggaman tangannya. Nara merunduk sambil memilin ujung jari telunjuk Jihoon, "tolong tolak perjodohannya, ji. Aku mau punya keluarga kecil, bareng kamu sama Jina." Ia masih berusaha mendapatkan reaksi baik dari Jihoon. Toh nasi sudah menjadi bubur. Namun ternyata, kenyataan tidak sesuai ekspetasi

Situasi kembali hening. Nara benar benar tidak mendapatkan reaksi apa apa dari Jihoon. Tiba tiba Nara tersenyum kecut. Ia menjauhkan dirinya dari Jihoon, kemudian tertawa hambar, dada nya terasa sesak, Air matanya jatuh menetes. Seketika ia menyesal telah mengatakan hal gila itu. Ia merasa diamnya jihoon merupakan jawaban penolakan dari lelaki itu. Nara mengacak sambil sedikit menjambak rambutnya pelan. Ia menutupi wajahnya karena merasa malu.

Tiba tiba, Nara meraih ponselnya yang tadi dia lempar, kemudian merapihkan semua barang barangnya, dan mengambil alih Jina dari dekapan Jihoon. Ia menghapus air mata yang membasahi pipinya dengan kasar "Maaf, aku keterlaluan. Tolong lupain semuanya. Anggap aku ga pernah ngomong hal itu. Engga, anggap aja aku ga pernah kesini" Nara beranjak pergi dari rumah Jihoon

Jihoon yang sedari awal diam akhirnya tersadar. Ketika Nara berdiri hendak pergi dari rumah nya, Jihoon ikut berdiri. Tangannya terulur untuk menarik Nara kedalam dekapannya

Jihoon mengelus kepala Nara yang sedang menahan Isak tangis "Kenapa kamu yang bilang itu" ucap Jihoon. Nara bingung maksud dari perkataan Jihoon

Sambil memeluk Nara, jihoon melanjutkan ucapannya "Harusnya itu dialog aku. Aku yang seharusnya bilang gitu ke kamu nar" ucapan Jihoon seketika membuat hati Nara menjadi tenang. Nara merasa lega sekarang, namun isakan tangisnya malah berlanjut

Jihoon melonggarkan pelukannya ketika Nara mulai menangis kembali. Lelaki itu tersenyum menatap wajah Nara yang menggemaskan saat menangis

Jari jemari jihoon terulur menghapus air mata Nara "cup cup cup, sayangnya aku gemes banget kalo nangis"

Ucapan Jihoon sukses membuat Nara terkekeh. Jihoon juga mendapat hadiah cubitan di pinggangnya.

Jihoon sedikit menjauhkan diri dari Nara, kemudian merebut Jina dari dekapan Nara "sebentar sayang. Mama!!"

Lelaki itu pergi meninggalkan Nara sambil membawa Jina. Jihoon membawa Jina pergi menuju kamar mama nya

"Ma, aku nitip cucu mama" ujar Jihoon kepada mama nya saat dirinya berada di dalam kamar kedua orang tuanya

Mama jihoon terlihat senang ketika Jihoon membawa cucu perempuannya "ya ampun, cucu mama lucu banget" ujarnya sembari merebut Jina dari dekapan Jihoon

Jihoon tersenyum senang melihat pemandangan tersebut "aku titip bentar ya, aku mau pacaran dulu sama Nara"

Jihornie Not Jihoonie 2Where stories live. Discover now