(27)

1.6K 108 12
                                    

Keesokan harinya, saat sore menuju malan hari, Jihoon benar menepati janjinya. Ia membawa mama dan papa nya ke rumah sakit tempat dimana Nara dan Jina di rawat. Jihoon tidak bertanya kepada resepsionis, ia langsung membawa kedua orang tuanya menuju ruang bayi

Outfit Jihoon hari ini sangat berhati hati. Ia mengenakan jaket kulit berwarna hitam, kemudian topi hitam dan masker. Ia takut secara tidak sengaja Nara melihat dirinya dan mengenali dirinya. Jika itu terjadi, Jihoon akan malu terhadap dirinya sendiri. Saat ini ia masih belum bisa menghadapi Nara secara langsung, karena ia tahu Nara pasti merasa kecewa terhadap dirinya

Tak disangka, di tengah perjalanan Jihoon ber pas pas an dengan Nara. Ia melihat Nara yang sedang duduk di atas kursi roda sambil di dorong oleh seunghee menuju ruangan rawat inapnya. Spontan Jihoon menyebut nama Nara pelan

Kedua orang tuanya menoleh ke arah Jihoon dengan tatapan bertanya "mana Nara?" Tanya mamanya penasaran

Jihoon menunjuk Nara dengan matanya "di sebelah kiri mama yang pake kursi roda, sambil di bantu dorong sama cowok, Yang pake infus itu"

Mama Jihoon mengikuti petunjuknya yang di berikan Jihoon. Ketika melihat wajah Nara secara langsung, baru lah mama Jihoon sadar, ternyata Nara lebih cantik jika di lihat secara langsung. Namun, ia bingung kenapa Nara di bantu dorong oleh pria lain

"Itu siapa yang bantu dorong kursi roda Nara?" Tanya mama Jihoon penasaran

Jihoon menurunkan topinya agar wajahnya tertutup "dia kakaknya Nara"

"Loh katanya Nara punyanya adik?" Tanya mama Jihoon kebingungan

"Bukan kakak kandung. Nara cuma anggep dia sebagai kakaknya. Simple nya sih gitu" jelas Jihoon dengan singkat. Mamanya mengangguk pura pura mengerti. Sekarang wanita itu hanya ingin memikirkan cucunya

Setibanya di ruang bayi, mama Jihoon langsung heboh mencari keberadaan cucunya. Jihoon menunjuk ke barisan inkubator "itu Jina yang di inkubator tengah"

Mama Jihoon menempelkan tangannya di kaca pelindung ruang bayi. Wanita paruh baya itu berusaha untuk melihat wajah cucunya "cantik banget cucu mama Ji. Mirip sama kamu. Tpi dikit doang. Sisanya mirip Nara" jihoon sedikit terkekeh mendengarnya

Namun ia juga setuju dengan mama nya"Berarti Nara cantik ya ma?" Mama Jihoon mengangguk namun pandangannya tidak terlepas dari bayi Jina

Di saat keluarga Jihoon terfokus dengan Jina, tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundak Jihoon dari belakang. Jihoon menoleh terkejut, lelaki itu mendapati seunghee di belakangnya. Seunghee mengisyaratkan agar Jihoon mengikutinya

"Ma pa Jihoon ke toilet sebentar" pamit Jihoon

Jihoon membuntuti seunghee dari belakang. Sampai di tempat yang lumayan sepi dari kerumunan, seunghee berhenti. Jihoon mendekat ke arah pria berotot besar itu

"Kenapa?" Tanya Jihoon berani

Wajah seunghee terlihat kesal. Ia mencengkram kerah jaket Jihoon dengan kuat. Wajahnya memerah karena amarah "Lo pikir Lo keren dengan ninggalin Nara setelah bayar persalinannya, hah?! lo ngerasa keren?! Ngerasa udah bertanggung jawab Lo begitu?" Tanyanya dengan penuh penekanan

Seketika Jihoon menjadi ciut. Bukan karena kerahnya di cengkram oleh seunghee, melainkan karena benar apa yang di ucapkan seunghee. Sebenarnya ia sudah merasa sedikit bertanggung jawab dengan hanya membayar biaya persalinan Nara

Seunghee melepas cengkeramannya "udah lah, Wajah Lo udah jawab semuanya. Gue peringat in Lo, jangan pernah muncul di depan Nara lagi" ucap seunghee sambil menunjuk tajam wajah Jihoon

Kini jihoon tidak terima. Ia menggenggam pergelangan tangan seunghee yang menunjuk ke arah wajahnya "1 tahun. Aku bakal tanggung jawab sama seluruh hidup Nara dan Jina sepenuhnya. Tapi tolong tunggu 1 tahun. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan"

Jihornie Not Jihoonie 2Where stories live. Discover now