(15)

1.8K 101 18
                                    

"aishh sibal. Kalo bukan karena kontrak, mending gue keluar" gerutu jihoon pelan sembari keluar dari ruang CEO

Beberapa menit yang lalu

"Duduk" ujar CEO saat jihoon sampai di ruangannya

Jihoon menurut dengan tenang

"Begini, saya di kirim proposal projek pemotretan untuk bulan depan. Kamu—"

Jihoon memotong ucapan CEO "huftt oke. Saya mau"

CEO memandang tajam ke arah jihoon "tumben cepet banget setuju??"

"Lagi pula dari awal saya gak dikasih kesempatan untuk menolak kan? Sudah saya aja" ujar jihoon

CEO mengangguk "Baik. Kalau gitu salinan proposal dan kontrak akan saya kirim lewat manajer kamu nanti. Silahkan kembali"

Jihoon langsung berdiri hendak keluar dari ruang CEO

Jihoon berjalan dengan langkah kesal menuju dorm.

****

1 bulan kemudian, kini sudah waktunya pemotretan. Baik jihoon maupun Nara sama sama belum tahu kalau mereka rekan pemotretan. Nara mempersiapkan diri untuk pemotretan sedari subuh. Wanita itu melakukan perawatan kulit menggunakan produk produk yang di belikan seunghee.  Ia berangkat menuju lokasi pemotretan di antar oleh seunghee

Setiba nya disana, banyak kru pemotretan yang menyapa nya dengan ramah. Nara pergi menemui sutradara terlebih dahulu. Karena lokasinya di pinggir pantai, kru pemotretan hanya menyediakan tenda tenda untuk berlindung dari panas dan hujan. Nara berjalan menuju tenda merah tempat sutradara berada.  Sampai di sana, Nara membungkuk memberikan salam

"Oh udah Dateng. Sini duduk dulu, kita tunggu partner kamu, bentar lagi Dateng" ujar sutradara sembari menepuk kursi di sebelahnya

Ibu hamil itu berjalan hati hati menuju kursi kosong di sebelah pak sutradara. Baru saja duduk, Nara di harus kan untuk berdiri lagi untuk memberi salam, karena kali ini partnernya sudah datang, walaupun wajahnya terlihat kesal ia tetap menyapa sutradara dan Nara

"Kak apa apaan sih. Timbang pemotretan iklan doang kenapa harus bawa bawa bodyguard? Emang aku anak kecil" marahnya pada manajer

"Tapi ini perintah dari CEO" partner Nara langsung berbalik badan kesal. Ia langsung masuk ke dalam tenda tempat di mana sutradara dan Nara berada

"Ck! Terserahlah. Annyeonghaseyo" ucapnya

Nara dan sutradara ikut bangkit dan memberi salam. "Loh bukannya Jinhwan yang Dateng?" Tanya sutradara pada partner Nara

"Mmm itu kak Jinhwan lagi ada jadwal penting, jadi CEO minta aku yang gantiin. Oh iya nama saya park Jihoon" ujar jihoon sambil membungkuk sekali lagi. Sutradara mengangguk mengerti. Ia memilih untuk tetap menggunakan jihoon dari pada tidak ada model pria sama sekali

Ketika mendengar nama jihoon, Nara langsung menegakkan badannya. Matanya membulat melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya sekarang. Tiba tiba saja perut nya terasa nyeri.

Nara mendesis sembari memegangi perutnya yang membesar "Shh aaw" erangan Nara membuat mata sutradara dan jihoon menatap dirinya. Dengan panik sutradara berusaha membantu Nara untuk duduk

Sedangkan jihoon hanya menatap Nara dengan tatapan yang sulit di baca. Entah itu tatapan sedih, senang, terharu, atau malah tatapan tidak peduli dengan kehadiran Nara

Sutradara meraih satu kursi lagi di sebelah kirinya, kemudian meletakkan kursi itu di hadapan Nara "jihoon duduk sini, kita diskusi dulu" jihoon menurut. Saat ini jihoon dan Nara duduk berhadap hadapan. Degup jantung Nara tidak terkendali semenjak Jihoon duduk di hadapannya. Tiba tiba saja ia gugup

"Oke Jihoon, ini Kim Nara partner foto kamu, dan Nara ini Jihoon partner foto kamu" baik Nara maupun Jihoon, mereka saling membungkuk tanda penghormatan

"Cukup perkenalannya, sekarang kita lanjut bahas pose. Ini kalian bisa lihat lihat dulu rancangan pose yang saya buat, kalau ada yang keberatan bisa di bicarakan sekarang" ujar sutradara kemudian memberikan sebuah buku seperti majalah pada Nara dan Jihoon. Mereka berdua melihat tiap lembar dari buku dengan seksama. Dari lembar pertama hingga menjelang akhir posenya masih pose biasa, dan tidak ada masalah. Sampai di lembar foto terakhir, ada pose dimana mereka harus berciuman. Nara langsung bertanya kepada sutradara, ia bertanya apakah penting pose itu. Karena sejujurnya Nara keberatan, walau partnernya park jihoon. Oh tidak, Nara justru keberatan karena partnernya park jihoon. Ia tidak yakin apa dirinya bisa berciuman dengan sosok yang tak bisa Nara gapai

"Ohh kiss, itu penting sih Nar, emangnya kamu keberatan??" Tanya sutradara kepada Nara

Nara mengangguk kecil "i-iya pak"

Pak sutradara mengubah posisi duduknya "alasan kamu keberatan apa nar?" Tanya pak sutradara. Nara hanya diam, ia tak mungkin menjawab tidak ingin berciuman dengan park jihoon. "Ohh saya tau, suami kamu ikut ke lokasi ya? Kamu gak mau suami kamu kecewa?" Tebakan pak sutradara membuat Nara melotot

"Su-suami?" Nara terkejut dengan sebutan suami. Memang benar lelaki yang di anggap suami oleh Nara ada di lokasi pemotretan. Tetapi bukan untuk melihat, melainkan menjadi partner fotonya, alias park jihoon. Nara melirik sebentar ke arah jihoon untuk melihat reaksi pria itu. Namun yang Nara lihat hanya ekspresi datar dan dingin dari seorang jihoon

"Eng-engga pak. Su-ami Nara gak Dateng" lagi lagi Nara melirik Jihoon, Namun jihoon tetap sama, ekspresinya tidak berubah

"Nah kalo gitu berarti ga masalah dong ya. Jihoon kamu keberatan sama pose kiss gak??" Tanya pak sutradara pada Jihoon. Jihoon hanya menggeleng sebagai jawabannya

"Oke berarti gak ada masalah. Kita langsung mulai siap siap pemotretan. Nara kamu ke tenda yang warna hijau untuk ganti baju sama make up. Jihoon ke tenda warna biru" setelah mendengar itu, dengan cepat Jihoon bangkit meninggalkan Nara dan sutradara. Nara menatap sendu punggung jihoon yang semakin menjauh. Pada akhirnya Nara ikut meninggalkan pak sutradara

Sampai di tenda hijau yang dimaksud sutradara, Nara langsung di siapkan dress cantik untuk ia pakai. Di sana pun ada perias yang akan membantu merias wajahnya. Saat sedang sibuk di rias, tiba tiba saja kak seunghee datang

"Nar" panggil kak seunghee

Nara menoleh "iya kenapa kak?"

"Kakak ada panggilan ke kantor, gapapa kan kakak tinggal sebentar?" Tanya seunghee

Nara tersenyum "gapapa kak. Hati hati ya"

Seunghee balas tersenyum "okey, nanti kalo udah selesai pemotretannya telfon kakak ya, kakak jemput lagi" Nara hanya membalas dengan anggukan

Di depan tenda sebrang, terlihat jihoon yang sudah selesai di hias. Ia terlihat tampan dengan outfit santai, sesuai dengan tema pemotretan kali ini. Jihoon menatap lurus ke arah tenda Nara dengan tatapan kosong. Ia melihat mulai dari seunghee masuk ke sana, hingga seunghee keluar. Tatapannya benar benar sulit di artikan

Kini Nara pun selesai di rias. Mereka pergi ke tengah tengah pasir pantai untuk melakukan pemotretan

Jihornie Not Jihoonie 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang