((48))

1.1K 69 7
                                    

Sesampainya di dalam ruang kerja jihoon, lelaki itu langsung melepas jas nya lalu duduk di kursi kerja yang ada di sana. Ia mengendurkan ikatan dasi yang terasa mencekik dirinya.

Setelah menutup pintu ruangan, Nara mengikuti Jihoon, duduk di sofa yang ada di sebelah meja kerja Jihoon "sini sayang makan dulu. Aku suapin"

Jihoon memijat pelan kedua pelipisnya "sebentar ya sayang, aku masih mau nenangin diri" dada nya terlihat masih kembang kempis akibat kejadian tadi

Nara mendekat ke arah Jihoon. Ia menggenggam lembut tangan kiri jihoon "gapapa Ji, kan emang orang orang di kantor kamu belum kenal aku siapa. Udah ya, sayang. Sabar"

Jihoon menatap Nara "ya tapi ga bisa gitu dong. Etika nya dimana. Walaupun yang Dateng tadi bukan kamu, ga seharusnya juga dia bentak bentak tamu!"

Nara tersenyum. Menurutnya saat ini Jihoon terlihat seperti anak kecil yang sedang mengadu karena di jahili temannya. Nara dengan lancang duduk di atas pangkuan Jihoon dengan kedua pahanya yang mengapit pinggang jihoon, Ia memeluk Jihoon dengan erat

Tidak bicara apa apa, Nara hanya memeluk jihoon sambil menepuk nepuk pelan dada bidang Jihoon. Berharap rasa emosi lelaki itu segera reda

Tak lama, jihoon membalas pelukan Nara "aku janji lain kali kamu ga akan di perlakukan kayak gitu lagi"

Nara menoleh keatas menatap wajah Jihoon "iya mas, aku percaya"

Jihoon terkejut dengan panggilan baru dari Nara untuknya "apa sayang? Mas?" Jihoon memperbaiki posisi duduknya menjadi tegak, masih dengan Nara yang ada di pangkuannya

Nara hanya tertawa meledek Jihoon "mas Jihoon sayang" panggilan baru dari Nara berhasil membuat Jihoon salah tingkah. Wajahnya sudah memerah padam sekarang

"Gapapa kan aku panggil mas?" Tanya Nara masih menjahili Jihoon

Jihoon berdehem. Kedua tangannya mengelus pinggang Nara agak sedikit erotis "mulai sekarang panggil aku mas"

Kedua mata mereka saling bertemu tatap beberapa detik. Tak lama kemudian Jihoon menurunkan arah pandangnya

"Nar, mau coba hal gila?" Tanya Jihoon membuat Nara berpikir

"Hal gila apa mas maksudnya?" Tanya Nara memastikan

Jihoon memeluk pinggang Nara, meletakkan dagunya di atas bahu kiri Nara "sex di kantor" bisik Jihoon

Nara terkejut bukan main. Ia segera mendorong tubuh jihoon menjauh "ga, gamau. Nanti kalo ketauan karyawan kamu, aku malu Jihoon"

Tiba tiba saja, mata Jihoon menyipit "udah aku bilang kan mulai sekarang panggil aku mas. Kamu harus di hukum biar ngerti" ucapnya dingin seperti bukan jihoon yang biasanya

Nara tertawa karna Nara pikir Jihoon bercanda "hahaha apasih ji, drama deh kamu hmpphh" kedua mata Nara melotot sempurna. Ia menoleh kearah luar ruangan jihoon yang hanya terpisah dengan pintu kaca buram

Nara terkejut karena Tiba tiba saja Jihoon mencium bibir Nara. Kali ini ciuman Jihoon terasa ganas, sampai bibir Nara terluka

"Awss nghh sakit jih hmpph" racau Nara berusaha melepaskan pautan mereka. Namun apa daya, Jihoon mengunci pergerakan dirinya dengan menekan tengkuk Nara kuat kuat

Cukup lama mereka bertukar saliva. Akhirnya Jihoon melepas pautan mereka. Namun, bukan berarti Jihoon akan berhenti. Ia melanjutkan aktivitasnya dengan menggigiti ceruk leher Nara hingga tercipta kissmark

"Nghh jihoon" erang Nara sambil membusungkan dada terangsang

Tangan Jihoon tak tinggal diam. Kedua tangannya terus meraba pinggang Nara, naik keatas hingga menyentuh gundukan kembar milik wanita itu. Jihoon meremas kasar keduanya dari dalam baju yang Nara kenakan. Ia bahkan melepas pautan bra yang Nara kenakan

"Sakit jihoon!!" Bentak Nara ketika Jihoon mencubit kedua putingnya

Jihoon menghentikan aktivitasnya. Ia menjilat ceruk leher Nara hingga ke telinga. Ia menggigit kecil telinga kanan Nara "i said what?" Tanya nya dengan suara serak serak horny

Nara berusaha menjauhkan dirinya dari jihoon "i dunno! ahh ji, gimme some space please!"

Jihoon kesal dengan tingkah Nara sekarang. Ia lanjut meremas payudara Nara menggunakan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya menyusup kedalam celana dalam yang Nara kenakan

"Udah Sebasah ini masih mau Denial?" Ucap Jihoon sambil mengelus bibir vagina Nara

Jarinya bersiap untuk menyusup kedalam liang vagina Nara "aku tanya sekali lagi. I said what, nara?"

Tubuh Nara kini bergetar. Entah bergetar menikmati sentuhan Jihoon atau malah ketakutan dengan jihoon yang sekarang

"Y-you said. I must call you mas shhh" ucap Nara sangat berusaha karena klitorisnya sedang di permainkan

Jihoon tersenyum senang akhirnya Nara menurut. Secara tiba tiba, jihoon memasukkan 2 jari miliknya kedalam vagina Nara "good girl, so, call me mas, honey."

"Aahhh!! Mass ah ah enghh" desah Nara menuruti keinginan Jihoon. Jihoon full senyum sekarang

"You're so gorgeous nar. Your horny face aahhhh" racau Jihoon sambil mengocok vagina Nara

"Nghhh mass, i wanna cum now ahh lepas mas, nanti kemeja kamu basah ah kena cum aku ahhh"

"Its okay honey" ucap jihoon lantas menambah tempo kocokannya

Nara mencengkram kerah baju Jihoon saat ia tiba pada puncaknya "Aaahhhh"

Nafas keduanya tersengal sengal. Mereka saling bungkam beberapa saat

Tiba tiba Nara memukul dada jihoon agak keras. Raut wajahnya terlihat marah, namun menggemaskan menurut Jihoon

"Aku jadi berantakan kan!!" Ambek Nara

Sedangkan Jihoon hanya tertawa. Ia menyingkirkan helaian rambut Nara yang menutupi wajah wanita itu, lalu mengecup pelan bibir Nara

"Just A little bit TMI, Ruang kerja aku punya kamar pribadi. Mau lanjut part 2?" Tanya Jihoon menggoda

Nara bertingkah sok jual mahal. Ia menolak ajakan jihoon walaupun dirinya masih sangat terangsang

Tangan Jihoon kembali memasuki liang kewanitaan Nara "aku tau kamu masih horny. Don't be Denial sayang, aku ga suka" jihoon menggigit bibir bawahnya, sedangkan Nara terus menahan desahannya

Karena merasa sangat menikmati sentuhan Jihoon di bawah sana, tanpa sadar Nara semakin menekankan dirinya kebawah agar jari milik Jihoon masuk sempurna kedalam dirinya. Nara kembali memeluk jihoon "ngh fine. Please fuck me mas aahh"

Tangan Nara dengan lancang mengelus penis Jihoon yang sudah membengkak dari balik celana

"My pleasure cantik" ucap Jihoon. Kemudian ia membopong Nara menuju pintu kantornya. Ia mengunci sejenak pintu kantornya. Kemudian lewat telfon kabel, ia memberitahu sekretarisnya agar tidak di ganggu terlebih dahulu karena ia ingin makan siang. Selanjutnya baru lah Jihoon membawa Nara ke kamar pribadi yang jihoon maksud tadi

Jihornie Not Jihoonie 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang