(43)

1.4K 96 1
                                    

Pagi hari Nara terbangun dengan cepat. Ia menoleh ke sebelah kirinya dan mendapati hanya Jina yang ada di sana, sedangkan Jihoon sendiri sudah tidak terlihat. Nara bangkit dari tempat tidur, lalu meletakkan dua buah guling di sebelah kanan dan kiri Jina guna mencegah gadis kecil itu terjatuh

Dengan hati hati ia menutup pintu kamar agar tidak menciptakan Sura bising hingga membangunkan Jina dari tidurnya. Ia berkeliling di rumah yang masih belum familiar sambil meneriaki nama jihoon

"Jihoon. Kamu dimana??" Tanya Nara sedikit berteriak

Terdengar suara balasan dari arah dapur "di sini nar" Nara segera menghampiri asal suara

Sampai di sana, ia mendapati pemandangan yang sangat menggelikan. Dimana jihoon sedang memasak di dapur sambil mengenakan celemek, tetapi tanpa busana. Nara tertawa kegelian. Ia merogoh saku celananya mencari benda pipih yang dapat merekam kenangan, lalu tersadar ia meninggalkan benda tersebut di kamar

"Kenapa ketawa??" Tanya Jihoon sambil memegang spatula di tangannya

"Hahahaha kamu kayak orang mesum" gelak Nara makin kencang

Jihoon ikut tertawa melihat Nara sangat bahagia,  walaupun dirinya yang konyol lah yang menjadi penyebab Nara tertawa selepas itu

Setelah dirinya tenang, Nara menghampiri jihoon. Dia bersandar di meja makan yang berada tepat di belakang jihoon "kamu kenapa si ji?? Tiba tiba aja masak sambil naked gini"

Sambil mengaduk aduk masakan, jihoon menjawab tanpa menoleh "tadi aku lagi ngerebus sayur, trus karna gerah banget aku tinggal sebentar. Aku pergi mandi. Pas balik lagi, belom sempet pake baju masih pakai handuk, aku cek tiba tiba airnya udah mau surut. Sayurnya udah lembek banget jadi kaya bubur, jadi aku buang. Trus aku buru buru matiin trus masak ulang sebelum kamu bangun" jelas jihoon pajang lebar

Nara masih terheran heran setelah mendengar cerita jihoon "trus sekarang handuknya kemana?? Hilang??"

Kali ini jihoon menoleh. Ia memperlihatkan deretan giginya "hehehe aku lepas. Gerah banget di dapur tuh"

Nara kembali tertawa. Pandangannya turun menatap bokong jihoon "belalai kamu menjuntai itu ji"

Jihoon ikut tertawa "gapapa. Yang penting dia masih gagah perkasa"

Gelak tawa Nara makin terdengar kencang sampai memekik kecil "geli banget ji hahahahaa"

Tawa Nara terhenti ketika ia mendengar suara tangis Jina dari dalam kamar. Bergegas ia menghampiri putri kecilnya

"Sayang kenapa nangis? Cup cup cup" ucap Nara bermonolog sambil membawa Jina kedalam dekapannya

Ia duduk bersila diatas kasur lalu segera melepas baju yang ia kenakan agar Jina dapat berhenti merengek dengan menyusu. Benar saja, bayi kecil itu segera bersikap tenang setelah melahap puting susu milik Nara. Nara menepuk nepuk pelan bokong putrinya

Tak berselang lama, pintu kamarnya terbuka. Menampakkan jihoon dengan penampilan konyolnya. Buru buru ia meraih ponsel miliknya yang berada di atas nakas, lalu memotret pemandangan langka ini

"Nar, jangan foto foto ah" protes jihoon

Nara kembali terkekeh "satu doang kok, lucu abisnya hahaha"

Jihoon berkacak pinggang dihadapan nara "bohong. Ponsel kamu dari tadi bunyi cekrek berkali kali"

"Engga,, cuma satu doang" Bohong Nara

Jihoon mendekat ke arah Nara. Ia merebut ponsel Nara lalu menggantinya menjadi kamera depan. Jihoon merentangkan tangannya tinggi tinggi hingga Nara yang sedang menyusui Jina ikut terlihat. Satu dua foto berhasil di ambil

Dengan cepat Nara berusaha merebut kembali ponsel milik "jihoon aku lagi nyusuin Jina juga, ih!!"

Jihoon tidak menggubris ucapan Nara. Ia terus saja memotret momen menggelikan ini, dimana mereka berdua sama sama tanpa busana

Dengan kesal, Nara mencubit pinggang jihoon. Hal itu berhasil membuat Jihoon meringis kesakitan "aduhh duhh, sakit. Ampun ampun! Ini aku balikin" jihoon segera mengembalikan ponsel milik Nara

Dengan wajah bete Nara merebut ponselnya "kamu nyebelin"

Jihoon melihat tangan Nara bersiap ingin menghapus semu foto hasil jepretannya. Dengan cepat jihoon mencegah "kalo kamu hapus itu hapus foto aku juga"

Jari Nara terhenti. Ia menatap Jihoon dengan tatapan tak percaya. Sedangkan yang di tatap terlihat santai

"Kok kamu nyebelin si ji?" Protes Nara

Jihoon mendudukan dirinya di sebelah nara "loh? Biar adil dong sayang. Kamu punya foto aku, aku punya foto kamu. Lagian kita bertiga lucu kok, foto keluarga itu. Nanti aku cetak aku pajang di ruang tamu"

Kalimat terakhir yang jihoon lontarkan sukses membuat wajah Nara memerah seperti udang rebus "gaada! Sembarangan Aja kamu" marah Nara. Jihoon tertawa melihat wanitanya marah marah menggemaskan seperti itu

Jihoon bangkit dari ranjang, kemudian melepas celemek yang ia kenakan. Ia membuka lemari yang masih kosong dan hanya terisi satu set pakaian yang kemarin jihoon kenakan. Ia meraih itu lalu berjalan ke arah toilet

Langkahnya terhenti ketika Nara memanggil namanya. Jihoon berbalik badan menghadap ke arah Nara "kenapa sayang?"

Nara ingin bicara, namun pandangannya tersalah fokuskan dengan benda yang menggantung di bawah jihoon. Tiba tiba ia meneguk Saliva gugup "em-ituu..."

Jihoon berjalan mendekati Nara. Ia berhenti di sebelah kiri Nara di pinggir kasur.  Tiba tiba saja jihoon menarik tubuh Nara agar lebih mendekat ke arah dirinya

Wajah Nara semakin memerah karena ulah jihoon. Jihoon berlutut agar posisinya setara dengan wanitanya itu. Ia menarik dagu Nara lalu mengecupnya dengan lembut "aku tau, tapi tunggu dulu ya. Kita ambil baju ganti dulu baru nanti kita main"

Mata Nara membelalak melotot tidak percaya. Spontan ia memukul jihoon "apasihh!! Pede bangett!!"

Jihoon tertawa melihat reaksi Nara "kalo bukan horny emangnya apa lagi? Kenapa manggil manggil?"

Nara menatap sinis ke arah jihoon "aku mau tanya masakannya udah jadi apa belum?" Ucap Nara sebal

Jihoon mengusap kepala Nara lalu mengecupnya lembut "ohh, kirain apa. Udah jadi kok, tapi belum aku siapin. Tunggu sebentar ya aku pake baju dulu. Nanti aku siapin makanannya" jihoon beranjak pergi menuju toilet, meninggalkan Nara dengan wajah yang masih seperti kepiting rebus

****

Setelah selesai berganti baju, jihoon tidak mendapati Nara dan Jina di dalam kamar. Jihoon berjalan dapur. Ia melihat wanitanya sedang menyiapkan makanan yang sudah ia buat sambil menggendong Jina di tubuhnya. Bergegas jihoon menghampiri Nara

Ia menghentikan tangan Nara yang sedang menggenggam centong sayur "aku aja sayang" Ucap jihoon

Nara keras kepala. Ia tidak mau menyerahkan centong sayurnya pada Jihoon

"Jihoon" panggil Nara dengan serius "aku aja" lanjut nya

"Tapi kamu kerepotan" ujar jihoon lebih keras kepala lagi

Nara melepas centong sayurnya, lalu berkacak pinggang sambil menatap tajam ke arah jihoon "yang calon istri aku atau kamu?"

"Tap—"

"Ga ada tapi tapi. Kamu duduk, biar aku yang layan in kamu. Kamu masak aja udah cukup ji" omel Nara setelah memotong ucapan jihoon

Jihoon tidak dapat membantah perkataan nara. Akhirnya ia mengalah. Ia meraih Jina dari dekapan Nara "ay ay captain!! Tapi Jina nya sama aku ya, biar kamu ga rempong" ucapan jihoon dibalas dengan anggukan oleh Nara

"Terimakasih sayang" ujar Nara sambil tersenyum ke arah jihoon

Jihornie Not Jihoonie 2Where stories live. Discover now