(17)

1.7K 106 11
                                    

Tiba waktunya pemotretan, kali ini pose 1,3, dan 4, dimana mereka harus berpose layaknya sedang kencan di pantai. Nara melangkah dengan hati hati sambil memegangi perut nya yang berat

"Oke pose satu simple, cuma gandengan aja. Bayangin kalian lagi kencan di pantai" teriak sutradara menggunakan toa

Dengan gugup, Nara menggenggam tangan Jihoon yang berada di sebelahnya. Nara menatap ke atas, melihat reaksi Jihoon. Lagi lagi yang ia lihat hanya ekspresi datar Jihoon. Nara kecewa, ia menunduk untuk menutupi ekspresinya. Genggaman tangan nya pun ia kendurkan

"Jalan sambil ngobrol" teriak sutradara lagi

Jihoon tahu Nara belum berpengalaman di bidang ini. Lelaki itu menurunkan egonya, kemudian menggenggam tangan Nara erat erat. Ia melangkahkan kaki, mau tak mau wanita kecil di sebelahnya ikut melangkahkan kaki

Jihoon menarik nafas dalam "gimana kabar kamu? Kita udah lama ga ketemu" ucapnya sambil menatap lekat wajah Nara

Nara terkejut, ia menatap wajah jihoon. Kali ini bukan ekspresi datar, melainkan senyuman yang manis. Nara senang, ia ikut tersenyum "aku baik. Kamu gimana? Kerjaannya lancar?"

Jihoon mengangguk dan tersenyum "lancar kok. Bayi kamu juga sehat?"

Nara memperlihatkan deretan giginya "sehat"

Jihoon tiba tiba saja menunduk "happy ya sama suami baru?"

Langkah Nara terhenti "eh? Sua—"

"Oke cut. Kalian sini" panggil sutradara

Jihoon tanpa ragu melepas genggaman tangannya kemudian lari meninggalkan Nara sendiri. Sedangkan Nara masih terdiam, ia menatap tangan kirinya yang barusan di genggam jihoon "kamu keliatan bahagia, tapi kenapa aku ngerasa kamu pura pura" ujar batin Nara

Nara akhirnya memilih untuk menghampiri sutradara juga. Di sebuah monitor terpampang hasil foto Nara dan Jihoon. Nara menatap dengan senang, karena mereka terlihat seperti keluarga bahagia disana

"Hasil foto satu bagus. Ya, Kim Nara, saya gak tau kalau ternyata kamu langsung bisa kayak profesional gini. Keren" Nara tersenyum senang mendengar pujian yang di berikan pak sutradara

"Ah engga kok pak, saya tadi cuma ngobrol sama Jihoon" ujar Nara malu malu

Pak sutradara menatap Nara "Jihoon? Kalian bicara pakai banmal? Kalian saling kenal sebelumnya?" Pertanyaan dari sutradara membuat Nara bingung. Ia tak tahu harus jawab apa

"Engga kok pak. Mungkin Bu Nara pake banmal ke saya karena merasa udah dekat. Tapi sebelumnya kita gak pernah ketemu" ucapan Jihoon membuat Nara lebih bingung lagi

"Gak pernah ketemu? Jihoon lupa? Tapi tadi dia nanya kabar, atau cuma pura pura?" Nara bermonolog dalam hati

"M-maaf saya sudah lama tidak berada di situasi formal, jadi—" ucapan Nara lagi lagi terpotong

"Ayo lanjutkan pose ke tiga pak" ucap Jihoon. Nara menatap Jihoon yang menjauh dengan dingin. Ia tidak mengerti situasi sekarang seperti apa

Mereka melanjutkan pose ke tiga. Di pose ini mereka hanya perlu duduk bersebelahan di pinggir pantai dengan posisi membelakangi kamera

"Buat senatural mungkin" teriak sutradara

Jihoon mengubah posisi dengan menyelonjorkan kakinya. Sedangkan Nara sedikit melipat dengkulnya

"Gimana kabar kamu?" Jihoon mengulang pertanyaan yang sama

Nara menatap Jihoon dengan bingung "kan kamu tadi udah tanya, kabar aku baik"

Jihoon tersenyum "kabar aku baik"

Nara semakin bingung "kan aku belom tanya. Kamu kenapa?"

"Kamu happy kan sama suami kamu?" Tanya jihoon Dengan wajah tersenyum seperti robot

Nara mengubah posisi menghadap Jihoon sepenuhnya "oh aku gak—"

Jihoon ikut mengubah posisi nya menghadap Nara "selamat ya, semoga anak kamu lahir sehat"

Kali ini Nara merasa kesal "anak aku? Ini anak ki—"

"CUT!!" Teriak sutradara dari jauh

Jihoon langsung bangkit menuju sutradara sedangkan Nara di tinggal begitu saja. Kali ini Nara sudah sadar situasinya. Dengan Melihat jihoon yang ramah ketika proses pemotretan sedang berlangsung, dengan sikap jihoon yang cuek di belakang kamera, Nara sadar Jihoon hanya berusaha untuk bersikap profesional. Di balik pertanyaan apa kabar yang Jihoon lontarkan, Lelaki itu tidak benar benar mengkhawatirkan kabar Nara. Lelaki itu hanya berusaha agar pemotretan berjalan natural. Nara menunduk kemudian tersenyum kecut

"Kok Sakit ya. Padahal yang duluan berharap kita balik menjadi asing aku. Giliran kamu bener bener udah jadi asing, aku malah ngerasa sakit." ucap Nara dalam hati

"Nar sini. Kamu ga mau lihat hasil fotonya?" Teriak sutradara

Nara menoleh kemudian membalas "engga pak. Maaf perut Nara sakit. Nara susah bangunnya, Pak jihoon aja yang lihat" Nara mengelus perut besar miliknya

Tak lama, salah seorang kru datang menghampiri Nara menanyakan kondisi Nara "gapapa kok, biasa bayi nya lagi aktif" Nara tersenyum kemudian kru tersebut membantu Nara untuk bangkit

Waktunya istirahat pun tiba. Nara kembali ke tenda miliknya. Dengan nafas berat, Nara berusaha menenangkan diri. Nara melihat ke luar tenda, di seberangnya, ada Jihoon yang berjalan tergesa gesa di ikuti dengan 2 bodyguard dari belakangnya. Nara tersenyum melihat Jihoon yang nampak seperti anak kecil

Tak lama, muncul kak seunghee "ohh, kak, udah selesai urusan kantornya?"

Kak seunghee tersenyum "iya udah. Kamu udah selesai pemotretannya?"

Nara balas senyuman seunghee, kemudian menggeleng "belum. Ini lagi istirahat"

"Permisi" tiba tiba datang satu orang kru yang mengabarkan bahwa sutradara mencari Nara

Nara segera berjalan menuju tenda pak sutradara di bantu oleh seunghee "perut kamu gapapa? Mau check up dulu?" Tanya seunghee khawatir

"Gapapa kok. Jina nya lagi aktif aja, dari tadi dia nendang nendang, jadinya agak sakit sekarang" jelas Nara

Seunghee meminta izin untuk memegang pinggang Nara. Ia memapah Nara yang kesulitan berjalan

Sampai di depan tenda sutradara, seunghee ikut masuk sebentar untuk mengantar Nara duduk

"Oh Nar, ini suami kamu??" Tanya sutradara

Nara melirik sekilas ke arah Jihoon, kemudian menoleh ke arah seunghee "bukan pak, dia kakak saya"

Seunghee tersenyum menyapa pak sutradara "yaudah Nar, aku tunggu di tenda ya" Nara membalas Iya disertai anggukkan

"Kalo gitu suami kamu mana nar? Ga ikut?" Tanya sutradara penasaran

Nara mengusap tengkuknya "eh, anu—"

Jihoon menatap sutradara dengan dingin "pak, kenapa manggil pas jam istirahat?"

Sutradara langsung mengalihkan topik "ah iya, gini, untuk pemotretan pose 2,5,6,7 lokasinya harus di hotel. Saya sudah siapkan hotel di Seoul untuk pemotretan, jadi besok kalian flight ke seoul, ada yang keberatan?"

Sebenarnya Nara keberatan, karena ia takut flight saat kehamilannya sedang besar begini. Namun, kalau Nara bilang keberatan, pasti sutradara akan melakukan apa saja agar Nara menurut. Akhirnya Nara memilih diam, menerima semua konsekuensi dari pemotretan ini

"Oke, tiket flight sudah saya siapkan, jadi besok kita kumpul di depan hotel Jeju baru berangkat ke bandara. sekarang kalian boleh istirahat lagi" ucap sutradara. Jihoon dengan cepat pergi dari hadapan Nara

Jihornie Not Jihoonie 2Where stories live. Discover now