(8)

2.1K 87 3
                                    

Setelah mengembalikan kunci apartemen, Nara langsung bergegas ke bandara guna mengejar jadwal keberangkatan pesawat.

Sedangkan jihoon, ia baru sampai di kantor om Lee saat Nara sudah pergi

Jihoon berlari dari parkiran hingga ke lantai 5. Deru nafasnya terdengar cepat dan lelah. Ia tidak mau ke hilang an kesempatan untuk bertemu Nara. Tetapi saat ia sampai di kantor om Lee, ternyata kesempatan itu kembali hilang

"Om! Naranya mana?!" Tanya jihoon sedikit berteriak dari ambang pintu ruangan om Lee

Om Lee menoleh ke arah suara "kamu telat ji"

Seketika kaki jihoon lemas "kenapa om ga tahan Nara dulu sebentar aja?"

Om Lee berdiri dari kursi kerjanya "om udah tahan Nara. Tapi Nara bilang dia ga bisa lama lama lagi. Ia harus kejar jadwal pesawatnya"

Jihoon terkesiap "pesawat? Nara mau kemana? Dari bandara apa?" Jihoon masuk ke dalam ruangan

"Dia bilang sih mau ke Busan. Tapi Gatau dia naik pesawat dari bandara apa. Coba cek aja ada penerbangan ke Busan gak di Incheon" ujar om Lee. Jihoon langsung meraih ponselnya lalu membuka aplikasi penerbangan

Selat beberapa menit, jihoon menemukan penerbangan ke Busan di Incheon. Tapi waktu penerbangannya saat tengah malam. Kalau benar Nara naik pesawat yang tengah malam, seharusnya ia tidak perlu terburu buru kan

Jihoon juga mengecek di bandara lain, namun tidak ada penerbangan ke Busan yang sore hari. Adanya Jeju

Jihoon putus asa. Ia bertanya lagi kepada om Lee "om yakin Nara ke Busan?"

Om Lee mengangguk "iya. Tadi Nara yang bilang sendiri. Dia mau pulang ke rumah orang tuanya"

Jihoon mengacak rambutnya dengan frustasi "naraa, aku mau tanggung jawab kenapa kamu malah menghindar" jihoon bermonolog

Om Lee menimpali monolog jihoon "Nara tadi juga sempat bilang, kalau kamu gak bisa tanggung jawab"

Jihoon menatap om Lee dengan raut kebingungan "maksudnya?"

Om Lee mengangguk "kamu gak bisa tanggung jawab selama kamu masih seorang idol. Makanya Nara gak pernah minta kamu untuk tanggung jawab"

Jihoon terdiam. Beberapa menit kemudian jihoon memilih untuk pamit kepada om Lee lalu pergi menuju club'

Jihoon menggila Di club' yang biasanya para artis datangi. Ia minum banyak minuman keras, lalu terkadang ia teriak dan menangis histeris sembari menyebut nama Nara . Ia merutuki dirinya yang tidak bisa melakukan apa apa untuk Nara dan anak mereka

Di saat jihoon mulai tak sadarkan diri, datang seorang wanita yang sepertinya seorang artis juga. Ia duduk di sebelah jihoon

"Hai! Kamu park jihoon kan?" Tanya wanita itu

Jihoon hanya menoleh dan berdehem karena kesadaran dirinya sudah di ambang batas

"Kenalin aku ahn yujin" ucap wanita tersebut yang bernama yujin

Jihoon tidak merespon. Justru ia malah membaringkan kepalanya di atas meja

"Aku boleh temenin kamu minum?" Tanya yujin lagi kepada jihoon

Jihoon menoleh kan kepalanya yang tersandar di meja ke arah yujin. Kemudian tersenyum "eung!"

Yujin membalas senyuman jihoon, kemudian mereka minum bersama. Lebih tepatnya yujin minum dan jihoon mengoceh tidak jelas karena sudah mabuk

******

Nara sampai di Jeju pada pagi hari. Ia baru saja keluar dari bandara sembari menggeret 2 koper besarnya. Ia menggeret 2 koper tersebut ke arah yang tidak menentu. Iya, Nara pindah ke Jeju tetapi belum menyewa rumah, karena semua hal terjadi secara mendadak. Nara tidak sempat mempersiapkan apa pun

Wanita hamil itu berjalan memasuki pekarangan warga berharap ada rumah yang bertuliskan 'disewakan'

Ia sudah mencari hingga ke pelosok gang, namun belum juga menemukan rumah yang di sewakan. Wanita itu duduk sebentar di depan warung kelontong. Ia membeli eskrim kemudian memakannya sambil berfikir apa yang harus ia lakukan jika hingga malam hari ia tidak menemukan rumah sewa

Tangan kanannya memegang es krim, tangan kirinya mengelus Elus perut nya yang sudah lumayan besar. Nara melamun di bawah teriknya panas matahari

Dari arah kiri Nara, muncul seorang wanita paruh baya yang bersemangat ketika melihat perut Nara

"Aigoo-yaa.... Kamu lagi hamil??" Tanya ibu itu menghampiri Nara

Nara sedikit terkejut kemudian tersenyum ramah kepada ibu itu "i-iyaa"

Ibu itu duduk di sebelah Nara "wahh saya sudah lama gak lihat wanita hamil di Korea. Bayi nya sudah berapa bulan?"

"Minggu depan sudah 5 bulan Bu" Nara tersenyum hingga matanya menyipit

"Aigoo... 4 bulan lagi lahiran ya. Oh iya, kamu turis?" Tanya ibu itu lagi penasaran

"Engga Bu. Saya datang kesini mau cari rumah sewaan. Saya pindah dari Seoul" jelas Nara kepada ibu itu

Ibu itu terlihat terkejut "kamu ke pindah jauh jauh dari Seoul ke Jeju tapi belum punya rumah sewa disini?" Tanya ibu itu kepada Nara. Nara menjawab dengan anggukan

"Astagaa. Keputusan kamu ceroboh banget. Di sini udah gak ada rumah sewa lagi nak. Ada paling di Jeju daerah lain" ujar ibu itu membuat Nara sedih. Pasalnya ia tak tahu harus kemana lagi selain pergi sejauh jauhnya dari jihoon

Nara tersenyum getir "yahh berarti saya harus pulang ke Seoul lagi ya bu" Nara menunduk kecewa

Ibu di sebelah Nara merasa iba kepada Nara "nak, di sebelah rumah saya ada gudang kosong yang lumayan lebar. Bisa di pake untuk kamar. Kalau kamu mau, ibu bisa kasih kamu sewa. Kasian juga kalau kamu bolak balik naik pesawat disaat hamil gini"

Nara menoleh kemudian tersenyum senang "mau Bu! Saya mau" ibu tadi juga ikut senang melihat Nara bersemangat

"Yaudah ayo ikut ibu. Ibu bantu bawa satu kopernya ya" ibu tersebut menuntun Nara menuju rumahnya

"Terimakasih ya Bu, oh iya perkenalkan Bu, nama saya Kim Nara, asal saya dari Busan. Saya sempet merantau ke Seoul selama 5 tahun. Dan sekarang saya pindah ke sini mau cari kehidupan baru. Nara Mohon bantuannya ya Bu selama Nara di Jeju ini" ujar Nara dengan sopan. Itu tadi tersenyum lalu mengangguk meng iyakan permohonan Nara

"Saya Kim bokyung, panggil saja ibu Kim. Atau si penjual ikan (saengson jangsu)" Mereka berjalan menuju rumah ibu Kim yang tidak terlalu jauh

















Maaf ya aku telat up
2 hari yg lalu aku full ada kegiatan. Maaf bgt huhu T.T

Jihornie Not Jihoonie 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang