(41)

1.7K 107 9
                                    

Siang menjelang sore hari, Nara baru dapat membuka matanya. Ia meregangkan tubuhnya, kemudian beralih ke posisi duduk

Dengan pandangan yang masih remang remang, ia melihat sekitar mencari Jihoon "ji, Jihoon"

Tak mendapat jawaban, akhirnya Nara berani menyibak selimutnya. Ia menatap tubuhnya yang hanya mengenakan tanktop dan celana dalam. Dengan cepat Nara berlari ke kamar mandi. Ia membersihkan diri dengan teliti

Di depan cermin besar yang ada di dalam kamar mandi Jihoon, Nara memperhatikan tubuh polosnya. Perlahan ia menyentuh payudaranya lalu menyadari, betapa banyaknya tanda cinta yang di buat Jihoon. Ia menyibak rambutnya kebelakang hingga tengkuknya terlihat jelas. Tengkuknya penuh dengan tanda kemerahan. Bahkan ada sedikit luka bekas gigitan. Seketika Nara merasa kesal kepada Jihoon. Segera ia membersihkan diri, kemudian keluar dengan mengenakan kimono

Nara terkejut ketika ia keluar dari kamar mandi, ia melihat Jihoon sedang merapihkan kasur seorang diri. Dengan langkah terburu buru ia menghampiri Jihoon

Sesaat setelah berdiri tepat di depan Jihoon, Nara langsung memukul pelan dada bidang Jihoon. Jihoon terkejut sekaligus bingung mengapa dirinya di pukul. Jihoon menyentuh kedua bahu Nara "kenapa sayang? Kok tiba tiba aku di pukul?" Ucapnya menuntut penjelasan

Bukannya menjawab, Nara malah membuka sedikit kimono nya di bagian atas "harusnya aku yang tanya kenapa. kenapa banyak banget begini?" Ucap Nara balik menuntut penjelasan

Mendengar hal tersebut, Jihoon malah tertawa. Ia beralih memeluk Nara "maaf sayang, semalem aku keterlaluan"

Nara mendecih mendengar pernyataan Jihoon. Ia melepaskan diri dari Jihoon kemudian berjalan ke arah dimana lemari Jihoon berada. Dengan lancang ia membuka lemari Jihoon

Jihoon menghampiri Nara lalu memeluknya dari belakang "kamu mau pake baju aku?"

Nara berbalik badan menghadap Jihoon sambil bersedekap dada "iya lah, kan aku ga bawa baju"

Jihoon tersenyum melihat Nara yang masih merajuk "Tapi kak seunghee udah kirim baju kamu kesini"

Seketika ekspresi Nara berubah menjadi penuh tanya "loh? Kok bisa?"

Jihoon tidak menjawab. Ia malah mendekat ke arah lemari kemudian meraih salah satu Hoodie miliknya "kamu pake baju aku aja dulu deh, baju kamu masih di koper, dan kopernya masih di bawah. Aku males ambilnya"

Nara tidak menerima Hoodie yang Jihoon berikan. Ia justru menggembungkan pipinya pertanda kesal "ih! ga jelas" gerutu dirinya

Jihoon menarik tubuh Nara untuk mendekat ke arahnya. Tanpa izin ia membuka kimono Nara hingga tubuh polos Nara terpampang jelas di hadapannya. Jihoon tersenyum saat melihat betapa banyaknya tanda kemerahan di tubuh Nara "maaf ya, jadi merah merah gini" ucapnya dengan bercanda. Jihoon berhasil mendapat pukulan dari Nara setelah mengatakan itu 

"Aduh hahaha" ringis Jihoon. segera Jihoon mengenakan Hoodie miliknya untuk menutupi tubuh Nara

Hoodienya kebesaran sampai menutupi lutut. Lagi lagi Jihoon tertawa melihat Nara seakan akan tenggelam di dalam baju. Kali ini Nara juga ikut tertawa

Jihoon tak tahan untuk tidak mencium bibir Nara saat ini "Gemes banget calon istri aku" ucap Jihoon. Rona wajah Nara mulai memerah

Dengan hanya mengenakan hoodie kebesaran, tanpa mengenakan pakaian dalam, serta rambut di Cepol ke atas, Nara keluar dari kamar sambil bergandengan tangan dengan Jihoon

Mereka berjalan ke lantai bawah bersama sama. Saat sedang menuruni anak tangga, Nara baru teringat tentang anaknya Jina. Seketika Nara menghentikan langkahnya "oiya,  Ji! Jina mana?!!" Tanya Nara panik

Jihoon menatap Nara dengan tatapan meledek "baru inget anak ya kamu??"

Nara menarik kaos oblong yang Jihoon kenakan "ih serius jihoon! Jina kemana??"

Jihoon tersenyum ia mempererat genggaman tangannya. Bukannya menjawab, justru Jihoon menari Nara untuk lanjut menuruni anak tangga "kita turun dulu"

Sampai di lantai dasar, Nara langsung melihat pemandangan menenangkan dimana mama jihoon sedang bermain bersama Jina. Akhirnya Nara bisa tersenyum lega

Nara hendak menghampiri mama Jihoon, namun tiba tiba Jihoon mencegah "sebentar sayang"

Tangan Jihoon bergerak melepas ikat rambut Nara, hingga rambut panjang Nara terurai menutupi leher Nara. Jihoon tersenyum "biar kamu ga malu di liat mama"

Setelah Jihoon mengatakan itu, Nara baru teringat akan lehernya yang penuh kissmark. Untung saja Jihoon peka. Dengan lembut jihoon menarik tangan Nara menuju sofa tempat mama Jihoon berada

Ketika Mata Nara bertemu dengan mama Jihoon, Nara langsung mendapat sambutan hangat "ehh Nara udah bangun, capek ya semalem?" Tanya mama Jihoon bercanda. Hal itu membuat pipi Nara berubah warna menjadi merah

Nara melihat sekeliling, ia mendapati Jina yang sedang di pangku oleh papa Jihoon Sambil bermain Barbie. Nara tersenyum melihat Jina yang terlihat nyaman bersama papa Jihoon

Mama jihoon lanjut bertanya pada Jihoon "ji, kamu jadi mau liat liat rumah??" Ekspresi Nara berubah jadi bingung karena pertanyaan mama Jihoon itu

Jihoon berjalan hendak duduk di sebelah mama nya "tadi pagi Jihoon udah liat liat di website agen yang jual rumahnya, Jihoon kepincut sama satu rumah ini sih mah, jihoon udah janjian sama penjualnya nanti sore mau ketemu" dengan santai jihoon menjelaskan

"Sorenya jam berapa?? Ini udah sore loh ji" ucap mama Jihoon.

Jihoon segera melihat arlojinya "sekitar jam 4 sore sih mah, masih ada 2 jam lagi. Jihoon siap siap dulu deh, jihoon mau berangkat lebih awal takut macet di jalan" jihoon berdiri kemudian menggenggam tangan Nara "yuk sayang"

"Anaknya ga dibawa?" Tanya papa Jihoon membuat Jihoon dan Nara menghentikan langkahnya

Jihoon segera berbalik meraih Jina dari pangkuan ayahnya "oiya hehehe"

Mereka bertiga naik ke lantai atas. Namun tak lama, Jihoon kembali ke bawa untuk mengambil koper milik Nara yang Seunghee bawakan

Jihornie Not Jihoonie 2Where stories live. Discover now