(36)

1.6K 126 18
                                    

Setiba nya mereka di rumah Jihoon, Nara terkejut. Karena seluruh anggota keluarga jihoon sedang berkumpul di ruang tamu. Mama jihoon terlihat sedang berbincang serius dengan papa Jihoon. Mama jihoon menoleh ke belakang ketika mendengar suara pintu terbuka

"Nah, yang di tunggu udah pulang. Sini duduk kita bahas tentang perjodohan. Bentar lagi keluarganya park yoora datang" ucap mama Jihoon menyambut kedatangan Jihoon dan Nara

"Perjodohan? Park yoora?" Batin Nara

Mendengar kata perjodohan, seketika kaki Nara lemas. Di kepalanya muncul banyak pertanyaan, Apakah Jihoon belum bicara soal permintaannya atau jihoon tidak peduli dengan permintaannya

Nara berjalan mengekori kemana Jihoon pergi sambil mendekap hadiah yang ia dapat tadi

Jihoon duduk berkumpul bersama keluarganya di sofa, sedangkan Nara hanya bisa berdiri diam tidak tahu harus apa

Mama Jihoon menoleh ke arah Nara "ohh kamu mau ambil anak kamu ya?" Tanya mama Jihoon

Nara membungkuk memberi salam dengan sopan "halo Tante, iya aku mau ambil anak aku. Maaf jadi ngerepotin Tante"

Mama jihoon tersenyum "anak kamu baru banget tidur. Kamu duduk sini aja dulu, kita ngobrol ngobrol"

Dengan tingkah gelagapan Nara berusaha menolak tawaran mama Jihoon "gausah gapapa Tante, Nara langsung pulang aja"

Raut wajah mama Jihoon terlihat sedikit panik. Ia merasa hal ini tidak sesuai dengan apa yang ia, jihoon dan suaminya rencanakan. Dengan sigap Jihoon membantu

"Udah duduk aja dulu nar, kasian Jina nya juga baru tidur masa langsung di bangunin" ucap Jihoon berusaha membuat Nara tetap berada di rumah nya

Nara mengusap tengkuknya. Ia menatap Jihoon dengan ragu "tapi nanti kan kamu mau ada acara perjodohan. Aku ga mau ganggu, aku juga kan eksternal. Ga etis buat ikut campur" ucap Nara sambil menahan rasa sakit di dadanya

Jihoon dan mamanya saling tatap.  Mereka terdiam sebentar, kemudian Jihoon berdiri "yaudah kamu duduk aja dulu, aku ambil Jina nya"

Ketika Jihoon pergi, Nara di bawa duduk di sebelah mama Jihoon. Mereka berbincang dan mama Jihoon memulai rencananya

"Nama kamu siapa tadi??" Tanya mama Jihoon dengan ramah

Nara tersenyum "nama saya Nara Tante, Kim Nara"

Mama Jihoon mengangguk mengerti "kamu temennya jihoon? Udah dari kapan temenan?"

Mendengar pertanyaan tersebut, Nara terdiam. Ia bingung tahu harus jawab apa. Namun pada akhirnya Nara mengangguk dan menjawab dengan ragu "iya, Nara temennya Jihoon Tante. Nara kenal Jihoon sejak sekitar tahun lalu" Nara menurunkan pandangannya setelah mengatakan itu

Mama jihoon tersenyum memperlihatkan deretan giginya. Wanita paruh baya itu kemudian mengelus lembut kepala Nara "kamu cantik ya, saya baru tahu Jihoon punya teman wanita secantik kamu"

Nara tersenyum malu "terimakasih Tante"

Mama jihoon beralih menggenggam tangan Nara "kamu keliatan lebih muda dari Jihoon, tapi kok udah punya anak. Kamu nikah muda?"

Mata Nara sedikit membelalak mendengar pertanyaan mama Jihoon. Ia mengigit bibir bagian dalamnya bingung ingin membalas apa. Saat ini ia sangat berharap Jihoon segera datang sambil membawa Jina agar ia bisa kabur dari sana

"Mmm.... Itu..... I- iya. Nara... Nara nikah muda" Nara kembali menundukkan pandangannya. Ia tidak sanggup menatap wajah mama Jihoon.

Dengan wajah riang mama Jihoon kembali bertanya "oh ya?!! Wahhh, suami kamu temennya Jihoon juga? Siapa namanya? Siapa tau Tante kenal"

Nara tidak sanggup untuk menjawab pertanyaan kali ini. Mata nya terasa memanas. Ia merasa air matanya akan jatuh. Hati nya terasa sangat sakit. Ingin sekali ia menjawab bahwa Jihoon lah ayah dari Jina. Namun ia takut akan merusak rencana perjodohan yang sudah keluarga Jihoon atur, walaupun sebenarnya itu yang Nara ingin kan

Lama Nara terdiam, akhirnya Mama Jihoon menyentuh pundak Nara memastikan wanita itu tidak apa apa "kenapa nak?"

Saat itu juga, pertahanan Nara hancur. Dengan lancang, Air matanya kembali turun membasahi pipi. Ia sungguh tidak sanggup bicara sekarang

Nara segera berdiri kemudian pamit tanpa memperdulikan hal lain "maaf Tante, Nara pamit pulang" Nara membungkuk lalu dengan cepat pergi dari rumah Jihoon tanpa membawa Jina

Jihoon yang sedari tadi bersembunyi sambil menguping terkejut dengan pergerakan Nara yang tiba tiba keluar rumahnya. Ia segera berlari menyusul Nara

"Nara!" Teriak jihoon saat mereka berada di halaman rumah nya

Nara berhenti, Namun ia tidak menoleh menatap Jihoon. Melainkan berjongkok menyembunyikan wajahnya didalam lipatan kedua tangannya

Jihoon mendekat perlahan ke arah Nara. Jihoon berhenti tepat berada di belakang Nara "kamu kenapa pergi?"

Nara tidak menjawab. Ia masih tetap diam menyembunyikan wajahnya.  Jihoon bingung ia harus melakukan apa. Pada akhirnya ia hanya dapat menunggu Nara mengangkat wajahnya

Beberapa menit kemudian, Nara mengangkat wajahnya kemudian berdiri. Nara berbalik menghadap Jihoon yang ada di belakangnya. Dengan segala usaha, Nara berusaha mengangkat kedua ujung bibirnya untuk tersenyum

Nara menjulurkan tangan kanannya ke hadapan Jihoon hendak berjabat tangan. Jihoon tidak mengerti maksud gestur yang Nara buat. Lelaki itu hanya diam menatap tangan Nara yang terulur

"Selamat" ucap Nara singkat

Jihoon semakin kebingung "selamat untuk apa?"

Nara menatap lekat kedua mata Jihoon "selamat atas perjodohan kamu"

Mendengar hal itu, seketika Jihoon mengerti. Jihoon hendak tertawa melihat wajah Nara yang salah paham. Ia maju selangkah mendekati Nara, kemudian membalas jabatan tangan Nara yang masih terulur sejak awal

Jihoon tersenyum manis di hadapan Nara. Ia kemudian dengan cepat menarik tangan Nara hingga wanita itu jatuh kedalam dekapannya. Jihoon segera memeluk erat tubuh Nara

Nara sedikit memberontak atas gerakan Jihoon yang tiba tiba "ji! Lepas!" Ucapnya sambil berusaha lepas dari pelukan Jihoon

Jihoon semakin mengeratkan pelukannya lalu terkekeh. Ia berbisik pelan di sebelah telinga Nara "aku ga di jodohin sayang, jangan khawatir" jihoon mengecup telinga Nara

Nara terkejut, tubuhnya seketika menegang saat Jihoon mencium telinganya. "K-kamu ngapain?" Ucap Nara dengan wajah merona dan suara terbata bata

Jihoon merasa tidak tahan dengan wanita yang berada di hadapannya ini. Dengan lancang Jihoon melumat bibir ranum Nara.

Nara memberontak sambil memukul pelan dada Jihoon "nghh!!  Mpphh"

Jihoon merasa tidak nyaman. Ia segera melepas lumatannya "kenapa?? Kamu ga mau?"

Wajah Nara memerah. Ia sudah terbawa suasana panas yang Jihoon buat. Namun, lagi lagi ia mengikuti ego nya

Jihoon diam melihat Nara diam. Tangannya bergerak merapihkan rambut yang menutupi wajah imut Nara. Jihoon merasa nafasnya semakin berat. Ia sungguh tidak bisa menahan hasrat nafsunya saat berada di dekat Nara. Namun ia merasa saat itu bukannya waktu yang tepat. Ia terpaksa menahan hasrat nafsunya.

Jihoon tersenyum "Aku minta maaf ya sayang. Ayo kita masuk dulu, aku jelasin semuanya sama mama juga" jihoon menarik lembut tangan Nara, menuntun wanita itu masuk kedalam rumahnya kembali

Jihornie Not Jihoonie 2Onde histórias criam vida. Descubra agora