Di hari yang sama saat jihoon membersihkan vila, Nara hendak menjalani kehidupan normalnya di kantor. Ketika langit masih lumayan gelap, Nara bersiap berangkat ke kantor. Ia memilih baju yang akan ia kenakan, kemudian ia melakukan rutinitas skincare juga make up
Final look Nara sangat simple
Pak Lee tidak memberatkan karyawan dalam aturan berpakaian. Cukup pahami batas norma dan kesopananNara berangkat ke kantor pada pukul -+6 pagi. Sebelum ia keluar rumah, Ia sempat mengambil sebuah amplop yang entah apa itu isinya. Amplop tersebut ia simpan di saku celananya
Nara pergi keluar rumah. Namun bukannya menuju halte bis, justru ia malah pergi menuju ke taman yang berada dekat dengan rumahnya. Ia hendak jalan jalan sebentar sebagai bentuk olahraga kecil, karena ia melihat kandungannya yang mulai membesar. Tak ingin berlama lama, kemudian Nara melanjutkan perjalanan menuju swalayan untuk membeli sandwich lalu ke halte bis. Ia harus menaiki bis bernomor 060 untuk sampai di kantornya.
Hanya butuh waktu 30 menit, Nara sudah sampai di halte depan kantor Nara berada. Gadis itu langsung memasuki gedung dan naik ke lantai 5, tempat dimana seharusnya ia bekerja
Sampai di dalam kantornya, Nara merasa ada yang janggal. Namun ia berusaha untuk tidak menghiraukannya. Ia memilih untuk merapihkan barang bawaannya di meja kerjanya. Tak lupa ia juga meletakkan satu buah sandwich diatas meja kerja dahee yang masih kosong karena memang biasanya ia belikan itu untuk Dahee
Ketika sedang asik menyusun berbagai barang yang ia bawa dengan hati yang gembira, tiba tiba saja sekertaris om Lee, kak jihyeon datang menghampiri Nara, dan berkata bahwa om Lee meminta Nara untuk ke kantornya segera
Nara mengikuti perintah om Lee tanpa sadar apa yang akan terjadi selanjutnya
Saat tiba di dalam ruangan, Nara di sambut dengan tatapan tajam oleh om Lee. Om Lee menyuruh Nara agar duduk terlebih dahulu. Dengan polosnya, Nara mengikuti perintah. Ia duduk dengan manis di sofa yang ada di dalam ruangan om Lee
"Ada apa ya pak?" Tanya Nara polos
Pak Lee tidak menjawab Nara. Ia justru beranjak menghampiri Nara dan duduk di sofa yang ada di sebrang Nara
Kemudian pak Lee mengeluarkan sebuah pulpen yang dapat merekam suara. Pak Lee membesarkan volume, lalu memperdengarkan isi percakapan seseorang kepada Nara
########
"yaudah tenangin diri dulu aja. Kalau gak mau cerita sekarang juga gapapa. Aku siap dengerin cerita kamu kapan pun" (Suara Dahee)
"Ekhm oke, aku mau cerita sekarang aja. Iya kamu bener, aku lagi hamil, sekarang jalan 4 bulan. Anak aku perempuan. Tapi maaf Aku belom siap kasih tau siapa ayahnya" (suara Nara)
"gapapa kok kalau kamu gak siap. Makasih ya udah mau cerita ke aku" (Suara Dahee)
###########
Nara terdiam seakan akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia terkejut, namun mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Kini pak Lee sudah tahu faktanya
"Apa Benar itu suara kamu?" Tanya pak Lee memberikan tekanan kepada Nara
Nara tersenyum tipis kemudian mengangguk
"Benar kamu hamil 4 bulan?" Tanya pak Lee lagi dengan nada yang semakin jutek
Lagi lagi Nara hanya mengangguk
"Siapa ayahnya?" Tanya pak Lee lagi
Kali ini Nara hanya diam tidak menjawab dan tidak melakukan reaksi apa apa
"saya akan memberi kamu solusi terbaik kalau kamu menjawab pertanyaan saya dengan jujur. Pacar kamu menghamili kamu?" Lagi lagi pak Lee mengintrogasi Nara
Tangan Nara bergetar "saya tidak punya pacar pak"
Jawaban Nara membuat pak Lee bingung. Bagaimana bisa Nara hamil tanpa ada pacar yang menghamili dirinya
"Kalau begitu siapa yang menghamili kamu?!" Nada bicara pak Lee mulai terdengar geram. Ia tak puas dengan jawaban Nara
"Soal itu, saya tidak bisa beritahu pak. Saya menghargai privasi orang yang menghamili saya" jawbaan Nara seakan akan ia kukuh pada pendiriannya
Pak Lee sedang berada di puncak emosinya. Pasalnya, Nara termasuk orang yang cakap dan tidak ingin pak Lee sia sia kan. Maka sangat di sayangkan kalau Nara harus keluar dari perusahaan. Namun bagaimana pun Nara sudah melanggar peraturan perusahaan
"Baik kalau begitu mau kamu. Saya tidak akan segan untuk me-" ucapan pak Lee terpotong oleh Nara
"Pak, maaf. Saya tahu bapak akan memecat saya. Sebelum itu terjadi, izinkan saya untuk mengundurkan diri saja pak" Nara merogoh sakunya kemudian mengeluarkan sebuah amplop yang terlipat dari sakunya. Nara menyerahkan amplop itu ke hadapan pak Lee
Pak Lee hanya bisa terdiam. Sejujurnya ia tidak mau melepas Nara
"Pak, terimakasih untuk 5 tahun ini. Saya banyak mendapatkan pelajaran dari bapak. Saya juga sangat senang bisa di beri kesempatan untuk bekerja di sini dalam waktu yang jelas tidak singkat. Tapi, saya sangat memohon maaf pak karena saya sudah melanggar peraturan perusahaan dan membuat bapak kecewa. Sebagai konsekuensi dari perbuatan saya, saya izin mengundurkan diri dari perusahaan bapak. Pengunduran diri ini saya lakukan tanpa paksaan dan murni sebagai wujud rasa bersalah saya kepada perusahaan dan bapak" sekuat tenaga Nara menahan air matanya agar tidak jatuh
Pak Lee sendiri kini sedang memijat kepalanya yang terasa pening. Hembusan nafas berat berkali kali keluar dari mulut pak Lee
"Huftt... Baik lah. Karena kamu sudah menyiapkan surat resign, saya anggap keputusan kamu sudah bulat. Saya tidak akan menahan kamu lagi, silahkan pergi" pak Lee beranjak dari sofa kemudian kembali ke kursi kerjanya
Nara ikut bangkit dari sofa "pak, saya izin untuk mengembalikan kunci apartemen pinjaman perusahaan setelah saya merapihkan barang saya yang ada di rumah ya pak, terimakasih" Nara melangkahkan kaki keluar ruangan
Ia kembali ke meja kerjanya kemudian segera merapih kan kembali barang barang yang baru saja ia susun di atas meja. Hebatnya Nara, walaupun ia sudah di khianati, Ia tidak mengeluh sama sekali
Dan sepertinya kabar mengenai Nara hamil sudah menyebar di dalam kantor karena saat ini, rekan rekan kerja Nara tidak ada yang peduli dengan Nara. Padahal mereka semua melihat Nara sedang merapihkan seluruh barang barangnya yang ada di meja Kerja
Nara mengedarkan pandangannya menjelajahi isi ruangan. Rata rata dari mereka semua Yang ada di ruangan tersebut sedang asik berkutat dengan komputer masing masing. Nara mengelus perutnya yang sudah lumayan besar. Hal itu mendatangkan tatapan aneh dari sebagian rekan kerja Nara
Nara menoleh ke arah Dahee, orang yang sepertinya sudah melaporkan tentang kehamilan Nara kepada pak Lee. Nara tidak marah, ia hanya merasa sedikit kecewa. Terlebih lagi, saat Nara melihat ke arah tempat sampah yang ada di sebelah meja Dahee, ia melihat ada sebuah sandwich utuh didalam nya. Benar, itu adalah sandwich yang Nara letakkan di atas meja Dahee pagi tadi
Nara memilih untuk membiarkannya berlalu, kemudian ia membopong satu kotak full barang bawaannya menuju keluar kantor sendirian
YOU ARE READING
Jihornie Not Jihoonie 2
FanfictionSQUEL DARI JIHORNIE NOT JIHOONIE Jihoon menarik tangan Nara hingga Nara jatuh dipangkuan jihoon yang sedang duduk. Jihoon tidak membuang kesempatan. Ia langsung memeluk pinggang Nara agar gadis itu tidak bisa pergi kemana mana lagi Nara tersipu ma...