(14)

1.7K 89 15
                                    

berbulan bulan sudah berlalu semenjak festival summer jeju. saat ini usia kehamilan nara sudah mencapai angka 7 yang artinya sekarang nara sedang hamil besar. walaupun kondisinya sedang hamil besar, ia tetap semangat membantu bu kim untuk menjual di pasar. ia melayani pelanggan sambil duduk karena jika tidak, kakinya akan terasa sakit.

Dan bulan lalu, Nara sudah berkata jujur kepada ibu Kim dan keluarganya mengenai kehamilannya. Ibu Kim dan keluarga tidak mempermasalahkan itu. Justru ibu Kim semakin sayang dengan Nara karena ia merasa Nara persis dirinya saat masih muda dulu. Nara sangat bahagia bisa mendapat keluarga baru yang sangat pengertian terhadap dirinya

Pagi ini seperti biasa ia sedang menjalani rutinitasnya membantu ibu Kim berjualan ikan di pasar. Pelanggan ibu Kim banyak bertambah akibat adanya Nara. Mereka para ibu ibu Korea jarang melihat wanita hamil. Jadi ketika mereka melihat wanita hamil, mereka akan heboh sendiri. Seperti saat ini. Lagi lagi Nara di kerubungi oleh banyak ibu ibu. Dan pertanyaan yang terlontar dari mulut mereka juga sama saja seperti saat Nara pertama kali pindah ke Jeju

Perlahan, ibu ibu yang mengerubungi Nara mulai pergi satu persatu. Pada saat itu lah Nara dapat bernafas lega. Namun, tak lama setelah ibu ibu itu pergi, datang seorang pria menghampiri Nara. Lelaki itu menyerahkan kartu namanya dan memperkenalkan diri

"Selamat pagi Bu, perkenalkan saya park hojong dari Perusahaan percetakan majalah dan periklanan XC.  Boleh kita bicara sebentar?" Tanya pria itu dengan sopan

Nara menoleh sebentar ke arah ibu Kim meminta pendapatnya. Ibu Kim langsung bangkit dari duduk kemudian beralih menggantikan Nara. Ia membiarkan Nara berbicara dengan pria tadi

Pria tersebut mengambil beberapa buku dari dalam tas tenteng nya. Kemudian menyerahkannya di hadapan Nara "saya izin perkenalan ulang. Nama saya park hojong, dari perusahaan percetakan majalah dan periklanan XC. Tujuan saya bicara dengan ibu sekarang, saya ingin menawarkan ibu untuk menjadi model iklan majalah saya. Ini beberapa contoh majalah terbitan XC bisa ibu lihat. Di sini kami a—"

Tiba tiba saja Nara memotong pembicaraan "tunggu tunggu. Maksudnya jadi model iklan gimana??"

Pria tadi tersenyum "saya langsung ke intinya saja ya, jadi gini Bu, perusahaan saya ada projek iklan susu ibu hamil. Dari beberapa model yang saya kenal, mereka tidak ada yang sedang mengandung. Al hasil saya mencari orang biasa yang sedang hamil untuk saya bina jadi model iklan satu projek. Saya harap ibu tertarik dengan tawaran saya. Karna saya udah cari keliling korea, baru kali ini saya Nemu ibu hamil"

Nara terlihat berfikir sejenak "a-anu maaf pak tapi memangnya saya cocok ya jadi model? Saya gak terlalu tinggi, visual saya juga bukan visual model. Saya rasa saya gak sesuai sama kriteria model pada umumnya"

Pak park tersenyum"model yang pakai kriteria itu model untuk catwalk. Kalau iklan, buat saya dan perusahaan saya, tidak ada kriteria apapun. Mau tinggi mau pendek, mau gendut mau kurus, Mau cantik mau jelek, yang penting sesuai sama projek yang saya jalani. Ibu ga perlu khawatir soal itu. Jadi gimana Bu?"

Nara diam. Ia bimbang dengan pikirannya

"Oh iya, soal bayaran, saya pastikan bayaran di atas UMR setiap pemotretan" lanjut pak park

Nara menatap Bu Kim yang diam diam ikut memperhatikan dari jauh. Bu Kim mengangguk, pertanda ia setuju

Kemudian Nara ikut mengangguk pelan "yasudah saya mau pak"

Pak park melotot terkejut. Ia dikit Nara akan menolak dirinya mentah mentah "YESSS!! AKHIRNYA" kalimat itu terlontar begitu saja lewat mulut pak park

Nara ikut tersenyum melihat reaksi pak park. Sepertinya keputusan Nara mengubah nasib pak park

"Oke Bu, saya jelasin detail rencana nya ya" ucap pak park

Nara mengangguk. Lalu pak park menunjukkan beberapa gambar konsep

"Jadi karna foto ini bakal di pakai untuk produk susu, sama katalog majalah. nanti ada banyak tipe foto. Semuanya foto bersama pria. Ceritanya pria itu jadi suami ibu" ujar pak park

Dahi Nara mengernyit "pria?? siapa pak??"

Pak park baru sadar ia belum menjelaskan tentang ini "oh iya saya lupa kasih tau. Pria nya itu model profesional. Tapi belum pasti siapa. Saya sudah kasih proposal projek ini ke beberapa perusahaan, tapi saya belum menerima balasan sampai sekarang. Nanti kalau ada update soal projek saya kasih tau ke ibu. Ibu punya nomor kakao?"

Nara mengangguk lalu mengeluarkan handphone nya "punya" Nara menyodorkan QR code kakao nya kepada pak park

"Oke sudah. Maaf Bu saya ga bisa lama lama. Nanti proposal dan powerpoint tentang projek saya kasih lewat Kakao. Oh iya untuk kontrak, kontraknya ketinggalan di hotel, nanti saya kasih soft copy nya aja untuk ibu baca, pas pemotretan hari pertama baru tanda tangan ya. Terimakasih ya Bu" ucap pak park hendak pamit pulang

Nara melanjutkan aktivitasnya berjualan ikan

****

Di kota lain, di Seoul. Tepatnya di dalam gedung agensi park jihoon, CEO sedang membaca sebuah proposal di temani sang sekertaris di hadapannya

"Projek ini lumayan. Menurut kamu siapa yang cocok untuk projek ini?" Tanya CEO kepada sekretarisnya

"Susu hamil...... Saya rasa Kim Jinhwan cocok. Atau Bobby. Mereka berdua punya aura sebagai ayah" ujar sang sekertaris

CEO terlihat berfikir "iya, kamu benar. Tapi Bobby sudah berkeluarga. Saya rasa saya juga perlu menjaga perasaan istrinya. Kalau Jinhwan..... Coba panggil Jinhwan ke sini"

Sekertaris langsung bangkit dan keluar ruangan. Ia mencari Jinhwan di ruang latihan iKON

Sekertaris mengetuk pintu "Permisi, Jinhwan, pak CEO memanggil"

Jinhwan langsung ikut sekertaris menuju ruang CEO

"Duduk" ucap CEO tegas

"Saya dapat kiriman proposal projek pemotretan iklan untuk bulan depan. Kamu bisa atau tidak?" Tanya CEO langsung pada intinya

"Maaf pak, tapi bulan depan saya comeback iKON. Sepertinya akan bentrok dengan promosi comeback saya" jelas Jinhwan menolak tawaran CEO

CEO menatap langit langit "benar juga. Saya baru ingat kalian comeback bulan depan. Yasudah kamu boleh kembali latihan"

Jinhwan berdiri lalu membungkuk pamit pergi dari ruangan

"Huft. Padahal nominal projeknya bagus. Siapa lagi ya kira kira yang cocok" pak CEO terlihat bingung. Ia tidak rela melepas projek dengan uang yang besar seperti projek ini

Sekertaris ikut berfikir "gimana kalau park jihoon saja? Untuk bulan depan treasure tidak ada kegiatan"

Pak CEO langsung semangat lagi "ah iya! Kamu panggil jihoon ke sini"

Sekertaris segera menemui jihoon. Saat sudah bertemu, sekertaris dengan tampak dingin dan cuek memerintah "ikut saya. Di panggil CEO"

Jihoon memutar bola matanya malas, kemudian mengikuti sekertaris dengan terpaksa "ah paling di jadiin tumbal projek lagi. ck"

Jihornie Not Jihoonie 2Where stories live. Discover now