Chapter 30 - Datang Tak Di Undang

23.7K 1.2K 45
                                    

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
Happy Reading

***
Jangan kira di hari kedua ini Sia akan masuk sekolah, haha jelas tidak kawan. Mentalnya belum sekuat itu.

Memang benar tadi sore dia sudah berkonsultasi pada psikolog, dan agak merasa lebih tenang tapi sedikit, cuma untuk bertemu Dio dia tetap belum mampu. Entahlah besok dia bisa sekolah atau tidak.

Tapi untung saja hari ini rumahnya kosong, kedua orang tuanya pergi dinas, dan bi Siti tengah pulang kampung, jadilah Sia bisa mendekam di rumah tanpa perlu repot-repot memikirkan tujuan bolosnya.

Berbicara masalah bolos kemarin, ternyata Ronal asyik juga orangnya, walaupun luarnya begitu dan tak jarang kakunya 11 12 dengan Kazeo, tapi setidaknya Ronal baik.

Kemarin Sia di ajak bolos ke daerah puncak, gilak nggak tuh, bolos aja harus jauh-jauh ke sana yang memang memakan cukup waktu perjalanan.

Tapi sungguh Sia senang bisa menghirup udara segar dan melihat pemandangan, kesuntupannya setidaknya bisa terlupakan sedikit, dan itu semua karena Ronal, jadi di mata Sia Ronal sudah memiliki poin plus dalam hal kenyamanan.

Haha, akan sangat baik menurut Sia jika mereka bisa berteman ke depannya.

Tidak seperti Kazeo yang boro-boro baik, enggak meresahkan aja udah syukur banget. Makanya Kazeo fiks enggak cocok di jadiin teman!

'Cocoknya pacar kan, Eh.'

Pemikiran Sia memang suka tiba-tiba bercanda. Persis alur hidupnya yang sering di bercandain, udah berusaha sabar eh nggak tau diri cobaannya malah ngelunjak.

Haha, walaupun tidak lucu tapi aturannya Sia memang tetap harus tertawa kan.

"Sia!"

"Eh, iya mi, maaf-maaf tadi liat cicak main nikah-nikahan jadi gagal fokus,"

Dengan gelagapan Sia tersadar dari lamunannya, tapi untung dia gercep cari alasan. Ya meski tidak sepenuhnya tipuan sih, dia memang sempat melihat ada cicak yang bertumpuk di sudut ruangan, mungkin sedang enak-enak.

"Ada-ada aja kamu,"

Huft, untung maminya nggak ngeh ia salah pemilihan bahasan 'nikah-nikahan', cuma ya setidaknya tidak pake bahasa 'kawin'.

"Kamu pasti nggak denger mami tadi bilang apa,"

"Denger kok, suruh manggil temen sekolah buat nemenin," ucap Sia seraya melanjutkan jalannya menuruni tangga hendak mengambil minum di dapur.

"Tapi Mi, aneh banget sumpah, kan udah biasa Sia gini."

Sia memang tengah bertelefonan dengan maminya yang berada di luar kota. Bisa di bilang maminya itu mencemaskan anak kesayangan tapi tidak sayang-sayang banget itu _terbukti dari beliau yang memberi nama dengan tidak aesthetic_.

Psycho Gay [SELESAI]Where stories live. Discover now