Chapter 40 - Fakta Baru (2)

23.7K 1.4K 420
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Happy Reading
***

Dio tau ...

Tau betul kalau dirinya salah.

Salah karena sudah meninggalkan Sia begitu saja tanpa menjelaskan hal lebih.

Sia adalah gadis yang sangat istimewa untuknya. Dan ya, alasan dirinya bertahan selama ini juga sebab gadis itu. Teman smp-nya tiga tahun lalu, serta orang yang dia sukai dan menjadi cinta pertamanya.

Hanya saja, mengetahui kalau dia tidak bisa menerima kehadirannya, ternyata itu cukup menyakitkan. Sangat menyakitkan malah.

Tapi Dio tidak bisa apa-apa kecuali menerimanya, sebab mungkin memang kesalahannya terlalu besar untuk bisa di maafkan Sia.

Bahkan sampai gadis itu ketakutan setengah mati hanya dengan melihatnya.

Dio ingin mengatakan sesuatu pada Sia, hanya sepatah kata, 'rindu' itu saja. Namun kenyataanya dirinya benar-benar sudah tidak memiliki kesempatan itu.

Haha..

Dio sadar diri, ia memang pria bodoh dan tidak gentle sama sekali.

Bodoh sebab tidak bisa jujur.  Kalau alasannya pergi karena selama ini dirinya berobat.

Yups, Dio sakit!

Sakit kanker yang setiap harinya menggerogoti tubuhnya itu. Dirinya yang bisa bertahan tiga tahun ini juga bisa di bilang mukjizat besar.

Makanya Dio ingin bertemu Sia, setidaknya menjalin pertemanan saja.  Karena ia tau namanya mungkin sudah tak ada di hati Sia. Dan kenyataanya lebih parah, tidak ada sama sekali sisa namanya, lebih lagi Sia malah takut.

Mungkin itulah yang Dio fikirkan awalnya. Walau ia sempat mengabari lewat pesan singkat, dan mengucap 'terimakasih dan maaf' sebelum dirinya pergi. Terimakasih atas semuanya, dan maaf karena pergi tiba-tiba. Sia tetap kecewa atas keputusannya pergi begitu saja.

Hanya saja kenyataan tidak seperti Dio fikirkan. Waat mendengar wanita itu berteriak radi dan berkata bahwa dirinya telah memperkosa tentu Dio terkejut bukan main.

Ia memperkosa? Siapa?

Bagaimana Dio bisa memperkosa sedangkan ia tidak sanggup untuk sekedar melihat Sia terluka.

Dio tau ada yang salah di sini, yang menjadikan Sia selalu ketakutan terhadapanya.

"Sia buka!" Dio sudah lemas, tangannya masih terkepal kuat. Tapi Sia juga tak kunjung membuka pintu sama sekali.

"Sia,"

Yang membuat Dio tidak mengerti itu, kenapa Sia bisa mengatakan bahwa ia yang memperkosa.

"Aishh!"

Dio ingat, tiga tahun lalu sebelum kepergiannya, Sia masih baik-baik saja, mereka kerja kelompok seperti biasa, serta dia mengantar Sia kerumahnya.  Baru setelah itu dia pergi.

Psycho Gay [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang