Chapter 43 - Akhirnya

25.4K 1.5K 179
                                    

WARNING+!!🙂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


WARNING+!!🙂

Happy Reading

***

"Lo udah tau?"

Dengan gerakan pelan Kazeo melangkahkan kakinya maju mendekati ranjang di mana Sia tengah bertumpu lutut juga raut wajah yang sulit di artikan.

Sorot mata Kazeo juda tidak bisa di bilang santai. Sampai akhirnya ia tiba di samping ranjang dan berhadapan dengan Sia.

Dengan jarak yang hanya terpaut satu meter, untuk beberapa saat keduanya hanya saling diam dan bertatapan penuh.

"Yo..," Dan akhirnya Sia bersuara seraya memejamkan mata, "kenapa lo nggak bilang,"

Baru tiga detik matanya terbuka lagi, dan menatap Kazeo. "Kenapa nggak bilang kalo lo nyimpen buku diary gue."

Ya diary, sesuatu yang Sia temukan di dalam laci adalah buku biru dengan sampul khas yang tidak akan pernah dia lupakan. Jadi Sia tidak mungkin salah kalau benda yang ada di tangannya sekarang adalah barang miliknya.

Setelah mendengar hal itu Kazeo malah yang diam saja. Padahal Sia butuh respon.

Sia menunduk dan mengeluarkan buku itu dari belakang tubuhnya, "Jadi lo tau gue nggak perawan dari sini?"

"Lo tau nggak gue nyari diary ini setengah mampus." Buku yang dulu sempat dia takutkan jatuh ke tangan orang tuanya. Apalagi dia menulis banyak curhatan salah satunya tentang masalah pemerkosaan.

Tapi ternyata Kazeo lah yang bawa, pria di depannya ini.

Jujur saja perasaan Sia saat ini campur aduk, dan dia bingung mengekspresikannya bagaimana. "Yo ngomong kek!"

"Iya gue yang bawa." Dan benar saja, Kazeo pun berbicara.

Sia mengangkat wajahnya lagi, "Sejak kapan?".

"Tiga tahun yang lalu, setelah lo pindah."

"Udah lama ya, haha." Sia tertawa getir.

Padahal tiga tahun juga Sia kalang kabut karena benda ini, sampai akhirnya dia lupa sendiri.

Tapi sejujurnya ada sedikit kelegaan kalau Kazeo lah yang membawanya. Bukan orang lain terlebih kedua orang tuanya.

Dan juga rasa penasaran Sia selama ini jadi terselesaikan. Di mana niat awal dia mendekati Kazeo juga karena kepo dari mana Kazeo tau, dan rupanya dari diary nan kecerobohannya sendiri.

"Lo marah?" tanya Kazeo dengan wajah masih datar saja tanpa ekspresi.

Sontak Sia melirik sengit sang empu, "Pake nanya. Gue emang marah, mau apa lo?"

Kesal lah Sia, setelah semua ini pria itu masih tidak mau jujur kepadanya. Padahal Sia malah akan berterima kasih telah menemukan benda keramatnya, tapi pria ini malah diam dan sok nggak tau apa-apa.

Psycho Gay [SELESAI]Where stories live. Discover now