Chapter 46 - Benar Suka

21.3K 1.1K 27
                                    

Happy Reading

***
Sia mengamati setiap angka dari nomor milik pria itu yang terpampang di layar ponselnya, tak lain tak bukan milik Dio.

Masih dengan tangisan yang tidak reda, dia akhirnya tetap membukanya perlahan.

Rupanya Dio mengirim sebuah rekaman suara.

Sempat ragu untuk membukanya. Tapi Sia memilih tetap membuka. Mengingat bukan Dio yang salah selama ini.

"Ya,"

Suara yang selama ini Sia takutkan pun terdengar.

"Lo mau buka ini kan?"

Tanpa sadar Sia mengangguk dengan air mata yang menetes tidak mau berhenti itu.

"Hm, gue harap lo buka dan dengerin ini."

Suara helaan nafas Dio terdengar. Dan Sia membungkam mulurnya sendiri tanpa sadar.

"Bertahun-tahun gue ngilang ya Ya, lo pasti sedih kan?"

"Haha, atau mungkin gue yang kepedean?"

"Tapi kayaknya emang gue terlalu berharap banyak saat kembali."

Suara di rekaman itu berhenti sejenak, sekitar lima detik. Tapi berikutnya Dio tetap melanjutkan.

"Gue pikir ..., Gue pikir kita bisa kayak dulu."

"Tapi ternyata lo malah ngehindarin gue,"

"Dan ... ternyata alasannya karena lo berfikir gue yang lakuin itu ya Ya?"

Sia tidak tau, bagaimana perasaan saat ini. Tapi yang pasti dia merasa campur aduk. Sedih sebab Kazeo, juga karena merasa bersalah terhadap Dio.

"Gue marah," Terdengar geraman pelan, "Gue ikut marah karena gue nggak bisa lindungin elo. Gue merasa emang sikap lo yang ngehindar udah cocok meski gue bukan pelakunya."

Genggaman pada ponsel Sia itu, dia eratkan tiba-tiba.

"Gue nggak tau kenapa lo berfikir gue pelakunya, tapi gue cuma bisa bilang minta maaf, maaf karena gue yang lemah ini nggak bisa bantu apa-apa."

"Maaf juga karena gue nggak bakal bisa kembali ke indo, atau ketemu elo lagi,"

"Ya, maaf."

Sia bisa mendengar, ada suara ingus yang seperti di tarik sedikit. Dio ... menangis?

"Maaf Ya. Maafin gue."

"Gue selalu suka --ah bukan, gue selalu cinta elo. Mungkin orang lain atau bahkan lo sendiri berfikir ini cinta monyet nggak berarti, tapi bagi gue lo beneran cinta pertama dan terakhir gue."

Jujur hati Sia mencelos. Rasanya makin sesak sekali di dada.

"Maaf karena gue selalu pergi tiba-tiba. Makanya kali ini gue pamit, gue nggak kayak yang dulu lagi kan, Ya. Gue nggak ngilang lagi haha." Ternyata sekarang suara Dio terdengar parau, seperti menahan tangis.

Ya, Dio menangis!

Dan Sia ikut menangis masih dengan mulut di bekap.

"Ya,"

Sia tak berusaha mengusap air matanya yang tidak mau berhenti itu, "Iya," dia juga tanpa sadar menjawabnya, seolah Dio akan mendengar suaranya.

"Kayaknya ... Lo juga udah suka seseorang kan?"

"Gue sebenernya nggak suka dia, karena dia terlalu kasar, tapi gue juga suka karena dia kuat dan bisa lindungin elo. Makanya gue ikhlas di bikin bonyok gini, karena gue tau alasan dia kayak gitu karena elo, karena dia suka elo."

Psycho Gay [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora