Chapter 45 - Suka

30.1K 1.6K 774
                                    

Tes tes,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tes tes,

Yuk bisa yuk vote dulu sebelum baca😆😆

Happy Reading

***

Sejujurnya akhir-akhir ini Kazeo tak baik-baik saja, dia pusing, karena teror yang datang kepadanya makin parah sana, dan mulai berani menerobos masuk ke rumahnya. Sayang lagi-lagi Kazeo tidak bisa menangkap para biadab itu.

Bahkan sebenarnya dia hampir mati saat tawuran antar sekolah beberapa hari yang lalu, Kazeo tau bahwa anak sma lama itu orang suruhan, karena terus mengincar lehernya untuk di tebas parang. Tapi Kazeo jelas tidak akan mengizinkan siapapun menyentuhnya, makanya dia bisa menyerang balik dan menusuknya, makanya seragamnya sampai terkena cipratan berdarah.

Semua kejadian buruk yang menimpa akhir-akhir ini, Kazeo sama sekali tak mengatakan apapun pada Sia. Karena bukan ranah gadis itu untuk tau, apalagi Sia pasti akan sangat khawatir.

Kazeo sadar, teror itu akan terus berlanjut. Seperti halnya kali ini, orang yang menerornya mungkin siap bertemu, orang itu mengiriminya pesan singkat sebuah share lokasi menuju daerah pinggiran, dengan tambahan kata-kata 'Nggak penasaran?'.

Tentu Kazeo tak mau menyia-nyiakan nya, dia bahkan meninggalkan Sia di basecamp begitu saja.

Sampai akhirnya dia tiba di sini, di sebuah gedung lama pinggiran kota, yang sudah usang juga terpencil.

Kazeo tidak ada takut-takut untuk menghadapi siapa yang mungkin datang menemui nanti, apa hanya jebakan atau yang lain. Intinya dia bermodalkan tekat juga pistol yang diam-diam selalu dia bawa kemana-mana akhir-akhir ini. Jika Sia tau, gadis itu pasti sudah ketakutan sekali.

Kazeo menajamkan mata menatap sekeliling waspada.

"Keluar!" teriak Kazeo tiba-tiba.

Tapi tidak ada sahutan, hanya suara angin yang berhembus melalui jendela dan pintu yang bolong itu.

"Gue udah di sini! Jadi keluar!"

Masih tak ada jawaban. Lebih dari pada jebakan, apa dia cuma di permainkan?

"Brengsek! Siapa lo sebenarnya hah?" Kazeo masih berteriak-teriak seperti orang gila di sana, seolah yakin memang ada yang mengawasinya.

"Jangan jadi pengecut lo! Beraninya di belakang! Bajingan!"

Tanpa di sangkan-sangkan Kazeo mengambil batu di lantai dan melemparnya kuat penuh emosi ke arah sudut.

Tak ...

Pyarr ...

Batu itu mengenai sebuah cctv dan langsung pecah plus mengeluarkan percikan api seperti korsleting. 

Kazeo tau ada yang mengawasinya, meski cctv itu berukuran kecil, tapi mata tajamnya bisa tahu. 

"Anjing! Siapapun itu! Gue bilang keluar!" teriaknya lagi sudah cukup frustasi dengan semua kejadian.

Psycho Gay [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang