Extra Chapter III

31.8K 939 51
                                    

Happy Reading

***

"Reya Ronal udah dateng?" tanya Sia tanpa menoleh dan fokus mengaduk makanan yang ada di wajan.

"Belum."

Kazeo yang sudah berganti pakaian dari setelan jas kerja menjadi pakaian rumahan itu, bergerak menghampiri.

Grepp..

Langsung memeluk Sia dari belakang, meletakkan wajah di celuk leher sambil menghirup dalam-dalam aroma tubuh istrinya itu.

"Lepas ah, anak-anak bisa liat."

"Emang kenapa kalo liat?" Dengan santainya Kazeo bertanya balik, masih dengan posisi wenaknya pula.

Sampai geram Sia. Dia mah suka-suka aja tapi kalau tau tempat, cuma kalau seperti ini nggak dulu, karena tidak mau menodai mata suci anak-anaknya.

Mantan cegil gini, Sia juga bisa tobat dikit loh. Setidaknya nggak se bruntal dulu.

"Lepas ah." Sia memberontak dalam pelukan, harus segera di cegah sebelum pria di belakangnya itu menambah level.

Cup ..

Baru juga di bahas, Kazeo sudah lebih dulu melakukan. Dan mencium tengkuk Sia sambil sedikit menghisap.

"Kazeo Adamsn!" teriak Sia.

"Hm."

Bisa betulan ngamuk loh ini, gawat kalau Kazeo meninggalkan cupang di saat mereka mau bertemu dengan Reya Dhini.

"Lepas!"

"Lepas, ck, lagi riweh nggak enak di gelendotin."

"Sayang lepas dulu ya," ketiga kalinya Sia berusaha meminta, sampai menggunakan jurus di kalem-kalemin.

"Lima ronde, deal?"

Hng..

Sia langsung faham ke mana arah maksudnya.

"Nggak ya!" tolak Sia mentah-mentah. Kalo hari biasa sih oke, tapi ini mereka mau kumpul-kumpul mumpung tanggal merah, dan dia juga masak sendiri ini, sebab mbak di rumahnya sedang pulang kampung semua.

Nggak-nggak bisa tepar Sia nanti.

"Ehem ... Ehem ..."

Dan suara deheman yang tiba-tiba terdengar membuat Sia menoleh belakang terkejut.

Reya, berdiri di belakang sana.

Makanya Sia buru-buru melepas paksa pelukan Kazeo mumpung pria itu sudah tidak memeluk erat.

"Kata gue sih mesra-mesraannya nanti aja nggak sih."

Sia menyengir, setalah membalik badan dan menghampiri temannya itu untuk cipika-cipiki. "iya iya."

"Nempel mulu buk kayak perangko."

"Dih, kayak lo nggak gitu aja." Sia tau betul perangai Ronal, walaupun gengsian tapi memang setipe dengan Kazeo jadi ya pasti sama.

"Mana Zugo Zura?" tanya Reya.

"Masih di atas tuh, sayang panggilin si kembar dong."

Kazeo yang di perintahkan pun mengangguk, dan pergi meninggalkan area dapur.

Tidak lama datanglah seorang anak perempuan yang memakai jepit pita, cantik. Dan menghampiri Reya agak takut-takut.

Eh..,

"Ini siapa?" Reflek Sia bertanya, karena ini pertama kalinya dia bertemu.

"Anak gue dong," balas Reya sambil menaik turunkan alis, bangga.

Psycho Gay [SELESAI]Where stories live. Discover now