Ego -1-

525 91 10
                                    

Yups balik cepet dong aku....
Sesuai janji ya kan, tapi inget 40+ vote lanjut terus updatenya. Mangkanya kencengin yukkk jempolnya buat vote. Biar kenceng juga update'annya♡♡

Sebenernya ini draf lumayan lama di laptop, maybe 3-4 bulanan atau lebih yaa. Jadi kalo ada yang rasanya bingung ato kurang feel, maapin yaa berarti lagi mager revisi. Heheheheheh
.
.
.

Namanya Im Yoona, perempuan cantik berusia tiga puluh tahun. Yoona sangat menyukai sebagai wanita karir, dua bulan yang lalu dirinya baru saja dipromosikan sebagai manager di tempat kerjanya. Menjadikannya ingin terus dan terus mencapai lebih tinggi lagi karir yang memang sekarang sedang bagus-bagusnya. Karena prinsip Yoona sekarang adalah jika dia bisa naik ke level yang tinggi kenapa harus merasa puas di posisi ini? Dan Yoona sedang mengincar posisi sebagai jajaran eksekutif di perusahaan ini. Yah harus.

.
.
.

“Yoona Sayang, kapan kau akan mengenalkan kekasihmu kepada kami?"

Tak ada angin atau hujan, tiba-tiba ibunya melontarkan pertanyaan tersebut saat Yoona makan malam bersama kedua orang tuanya di rumah. Yoona sangat jarang makan malam bersama keluarga di rumah karena Yoona hampir selalu bekerja sampai larut malam.

Mengapa tiba-tiba nasi yang dirinya makan terasa sangat keras, sehingga menjadi sulit untuk Yoona telan? Yoona meneguk segelas air sebelum akhirnya dirinya menjawab pertanyaan ibunya.

"Aku tidak mempunyai kekasih, Bu. Aku tak punya waktu untuk memikirkan hal itu."

“Yoona, usiamu sudah tiga puluh tahun. Sudah saatnya kau memikirkan masa depanmu." Timpal ayahnya.

“Aku sudah memikirkan semuanya, Ayah. Kalian tenang saja. Semuanya sudah kurencanakan dengan baik." Kata Yoona antusias.

Kedua orang tuanya saling pandang. "Bukan itu maksud kami. Kapan kau akan berkeluarga?"

Yoona menatap mereka dengan serius

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yoona menatap mereka dengan serius. "Aku sama sekali tidak memikirkannya. Hal itu tidak ada dalam rencanaku."

“Yoona, kau adalah anak kami satu-satunya. Kepada siapa lagi kami akan mengharapkan keturunan?" ujar ibunya tak kalah serius.

Hal ini membuat Yoona tertekan. Yoona tak ingin menikah, apalagi mempunyai anak. Itu akan menghambat karirnya. Yoona tidak bisa seratus persen fokus pada pekerjaannya jika dirinya menikah dan mempunyai anak.

“Kau masih bisa berkarir, meskipun kau sudah berkeluarga."

Ayahnya seakan-akan bisa membaca pikiran Yoona. Ayahnya sangat tahu tabiat Yoona. Tuan Im paham benar bahwa anak tunggalnya ini sangat ambisius.

“Kau tidak perlu mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga jika kau sibuk. Kau bisa merekrut asisten rumah tangga." Tambah ibunya.

Tampaknya kedua orang tua Yoona sudah menyiapkan amunisi untuk menyerang dan menyudutkannya.

•SHORT SERIES• 2nd [M]Where stories live. Discover now