Bukan Pelakor -1-

435 67 8
                                    

Jika saja aku bertemu lebih dulu dengannya. Apa dia akan menjadi pasanganku kelak?

Aku sangat berharap menjadi pasangannya.

Selalu berada di sampingnya.

Selalu memperhatikannya.

Selalu peduli padanya.

Dan menjadi istri yang begitu mendukungnya.

Jika saja aku menyampaikan perasaanku lebih dulu padanya.
Mungkin aku tidak akan merasa sendiri lagi.


.
.
.

Pagi itu, Yoona tidak sempat menemui ibunya sebelum seorang perawat mencabut seluruh alat yang terpasang di tubuhnya dan menutup seluruh tubuhnya dengan kain putih. Yang tersisa hanya ranjang yang telah di bersihkan dan ruangan kosong. Ponselnya berdering, sebuah panggilan dari seseorang yang begitu di kenal ibunya.

"Kau ada di mana? Sekarang ibumu akan di makamkan."

"Aku akan segera datang."

Mengakhiri pembicaran mereka dan kaki ini terasa begitu berat. Yoona sulit untuk datang ke pemakaman, akhirnya yang tersisa dari hidupnya, pergi begitu saja. Sekarang Yoona hanya sendirian tanpa adanya ibu di sampingnya.

Kembali ponselnya berdering.
Chanyeol oppa Calling….~

Chanyeol pasti ingin memarahinya. Yoona belum juga datang ke tempat yang di tujukan Chanyeol. Pakaian serba hitam yang Yoona kenakan jadi cukup mencolok di sepanjang jalan.

"Kenapa belum datang juga? Kau ada di mana? Aku akan menjemputmu."

"Tidak perlu. Aku hampir sampai." Ucap Yoona.

Yoona hanya mengulur waktu sekedar menguatkan hatinya ini. Akhirnya Yoona tiba di rumah duka. Ibunya tidak akan di makamkan jika Yoona belum datang. Beberapa pasang mata menatap ke arahnya. Yoona tidak bisa melihat mata mereka. Yoona tidak bisa melihat tatapan kasihan dan sedih itu. Yoona sudah berusaha untuk tidak menangis, bahkan saat terakhir bertemu sang ibu.

"Kenapa begitu lama?"
Suara bariton ini. Mengangkat wajahnya. Menatap pria yang 10 tahun lebih tua darinya. Mata pria itu terlihat sembab. Apa dia juga sempat menangis karena kepergian ibu Yoona?

"Maaf." Ucap Yoona.

Untuk hari ini, tidak ada yang akan berdebat. Yoona dan pria itu akan selalu berdebat. Namanya Park Chanyeol. Dan Yoona sudah menganggapnya sebagai seorang kakak.

Kenapa mereka begitu dekat?

Keluarga Chanyeol mengenal baik ibu Yoona yang merupakan seorang Direktur di sebuah perusahaan dulu. Yoona kenal dengan Chanyeol saat mereka masih kecil. Mereka sering bermain bersama, walaupun Chanyeol tipe yang tidak ingin bermain dengan gadis seperti Yoona. Sikap Chanyeol terlalu dewasa, mungkin karena umur mereka memang terpaut sangat jauh.

Ibu Yoona mulai mengalami sakit akibat sibuk terus menerus. Seluruh uang yang mereka punya di gunakan untuk pengobatan, perusahaan masih di jalankan, namun karena tidak adanya ibu, seseorang menyabotasi perusahaan hingga bangkrut total. Keluarga Park menawarkan untuk mengambil perusahaan. Tidak ada yang bisa di lakukan. Mereka juga sangat butuh uang. Perusaahan di jual rugi demi pindah tangan dan para pegawai terselamatkan dari adanya PHK massal.

Selama ini Yoona terus merawat ibunya dan sibuk untuk menyelesaikan kuliahnya. Memasuki semester 2 di fakultas manajamen bisnis. Rencana awal Yoona akan menggantikan sang ibu, namun semua sudah berakhir. Perusahaan sudah tidak ada lagi. Tapi Yoona masih tetap melanjutkan kuliahnya, jika saja di masa depan Yoona akan sedikit berguna untuk sang ibu.

•SHORT SERIES• 2nd [M]Where stories live. Discover now