Bukan Pelakor -2-

282 68 4
                                    

Yeeee balik lagi yaa karna vote juga udah 40+. Selamat membaca❤️
.
.
.

Ujian hari ini cukup membuat Yoona harus belajar keras. Yoona harus mendapat nilai terbaik. Setidaknya dirinya akan mendapat pujian dari Chanyeol nantinya.

"Oh di sini rupanya kau tinggal, Yoona?"

Terkejut akan suara ini. Berbalik dan melihat pria tua itu sudah berdiri di hadapan Yoona. "Ba-bagaimana bisa?"

"Apanya yang bagaimana bisa? Seharusnya saat orang tuamu datang, kau sambut dengan baik. Kenapa menjual rumah lama? Apa kau lupa jika masih memiliki seorang ayah?"

Yoona benci mengakuinya, karena pria ini begitu pandai merebut hati sang ibu hingga menjadi orang kepercayaan ibunya, penyesalan yang terus Yoona pikirkan, seharusnya Yoona bisa menebak jika dia orang jahat dan melarang sang ibu menikah dengannya. Dia bukan ayah yang baik. Dia tidak akan pernah menggantikan ayahnya yang lebih dulu pergi.

"Mana kata sambutan untuk ayahmu?"

"Kau hanya ayah tiriku."

"Mau bagaimana pun aku tetap ayahmu. Aku tidak percaya ini. Kau di urus oleh seseorang dari keluarga Park. Bagaimana dia bisa mengambilmu sementara ayahmu masih ada? Masih hidup dan sebentar lagi kita akan tinggal bersama."

Masa tahanannya telah berakhir. Orang yang menghancurkan perusahaan sang ibu adalah dia, dia yang menjadi wakil dari ibunya dan malah merusak segala kerja keras sang ibu. Apa yang pantas di dapatnya? Dia tidak pantas untuk Yoona panggil ayah, dia tidak pantas hidup, seharusnya hukumannya di kurung seumur hidup saja atau hukuman mati. Seharusnya dia yang pergi, bukan ibunya.

"Aku lelah dan haus, kau tidak membiarkanku masuk?"

"Aku akan membiarkanmu masuk, tapi jangan tinggal di sini. Ini juga bukan milikku, ini milik Chanyeol oppa."

"Baik, hanya ingin istirahat sejenak saja."

Membiarkannya masuk. Namun lagi-lagi Yoona tidak bisa melawan pria ini, sejak awal Yoona tidak punya banyak keberanian untuk melawannya. Dia yang dulunya begitu menyayangi Yoona, hanya kebohongan palsu.

"Aku butuh uang." Ucapnya.

"Aku tidak punya uang." Tegas Yoona.

"Apa maksudmu? Apartemen luas dan besar ini tidak mungkin murah."

"Aku sudah katakan ini bukan milikku. Aku hanya di tampung sementara, setelah aku lulus kuliah, aku akan pergi dari sini." Alasan Yoona. Yoona hanya mengarangnya agar ayah tirinya ini tidak membuat masalah.

"Kenapa Chanyeol  begitu pelit? Dia tidak mungkin tidak memberimu uang."

"Aku sudah menggunakannya untuk biaya kuliah dan praktek. Aku sungguh tidak punya uang lagi."

"Ponselmu. Berikan ponselmu. Aku akan menjualnya."

"Ke-kenapa aku harus memberikannya padamu?"

"Kau mau memberiku ponselmu atau aku akan tinggal di sini. Mungkin lebih baik aku minta pada Chanyeol."

Dasar tidak tahu malu. Sudah berani membuat masalah dan sekarang seenaknya meminta uang pada orang lain.

"Kau pikir kau siapa?" Kesal Yoona.

Plaak!

"Kau, sudah berani melawanku! Ponselmu atau aku minta pada Chanyeol!" Marahnya.

"Chanyeol oppa bukan siapa-siapa bagimu!" Yoona tidak kalah marah darinya.

Tapi ringan tangan itu seakan sulit Yoona lawan. Pukulannya cukup keras, sakit di setiap bekas pukulannya.

"Kenapa harus membuatku marah baru memberikannya? Aku akan mematuhimu jika kau mematuhiku. Bagaimana anakku? Ponsel ini akan membuatku bertahan sejenak. Kalau tidak mau meminta pada Chanyeol, cari uang sana, kau juga harus berbakti padaku. Aku ini ayahmu, satu-satunya keluarga yang kau punya."

•SHORT SERIES• 2nd [M]Where stories live. Discover now