Threw -2-

248 60 10
                                    

Gppa deh vote tinggal dikit mendekati 40. Tapi moga votenya semakin cepet ke 40 tiap partnya biar cepet juga updatenya❤️
.
.
.

Yoona dan Chanyeol berjalan terburu-buru ketika waktu hampir menunjukkan pukul delapan pagi. Mereka berlari bahkan menyerobot masuk ke dalam lift. Seperti seorang pencuri yang sedang dikejar oleh tim petugas. Karyawan di kantor itu banyak yang tidak heran dengan sikap mereka itu. Mereka tahu apa penyebab mereka berlari seperti itu, karena satu-satunya alasan Yoona dan Chanyeol terburu-buru itu sudah menjadi rahasia umum.

Saat mereka sudah sampai di pintu ruang rapat, Yoona menghentikan tangan Chanyeol.
Chanyeol menoleh. “Kenapa?”

Yoona membersihkan bibir Chanyeol dengan tissue. “Ada bekas sarapanmu.”

Setelah membersihkannya, Yoona kembali menarik tangan Chanyeol. “Ayo!”

“Um!” Chanyeol mengetuk pintu ruang rapat. Kemudian ia membukanya. Mereka berdua pun masuk kemudian segera membungkuk. “Maaf, kami terlambat.”

“Tidak apa, rapatnya belum dimulai. Kalian duduklah.” Terdengar suara Siwon.

Chanyeol dan Yoona pun menegakkan tubuhnya kambali. Namun belum juga mereka duduk, mereka sudah dikejutkan oleh sesuatu.

“Appa…” bisik Yoona pada dirinya sendiri.

“Apa kabar, putriku?” ayah Yoona tersenyum pada putrinya. “Sepertinya Chanyeol selalu bisa kau andalkan dalam keadaan apapun.” Katanya.

“Yoona pasti yang memintamu untuk menjemputnya. Terima kasih sudah mau melakukannya, Park Chanyeol.”

Chanyeol sedikit salah tingkah. Ia melirik Yoona yang masih menatap ayahnya. “N-nde uijangnim.”

“Kalian duduklah.” Ayah Yoona mempersilahkan mereka duduk.

“Baiklah. Karena waktunya juga sudah dekat, kita akan memulai rapat ini.” Siwon membuka rapat itu. “Pertama saya berterima kasih kepada perwakilan dari Oh Group yang sudah datang pagi ini.”

Yoona menoleh ke arah yang ditatap oleh Siwon. Dan ia kembali dikejutkan dengan kedatangan pria itu. Oh Sehun… Yoona melihat Sehun yang menoleh kepadanya. Pria itu tersenyum. Yoona pun membalasnya meskipun ia sedikit merasa kaku, bertolak belakang dengan Sehun.

“Tentu saja, Tuan Siwon. Bukankah kita akan membahas project baru?”

“Benar sekali. Baiklah kalau begitu. Park Chanyeol-ssi, tolong siapkan presentasenya.”

“Baik, sajangnim.”

.
.
.

Yoona keluar dari ruang rapat dengan wajah lesuh. Ia tidak menyangka ayahnya akan datang secepat itu. Siwon bahkan tidak memberitahunya. Dan kini, ia sibuk meremas-remas rambutnya sendiri di depan meja kerjanya. “Bagaimana ini…?” keluhnya.

“Yoona-ya?”

Yoona segera berdiri dan menoleh saat mendengar suara ayahnya. “Eo, uijangnim!” Yoona melihat Sehun berdiri di belakang ayahnya.

“Eish! Ini sudah jam istirahat. Jangan memanggil appa seperti itu.” Ayah Yoona sangat tidak suka jika anak-anaknya memanggilnya dengan sebutan itu di luar jam kerja. Membuatnya merasa bukanlah seorang ayah. “Sudah jam makan siang. Appa, kakakmu, dan Oh Sehun akan makan siang bersama. Kau mau bergabung?”

“Eng…”  Yoona sedikit bingung. Ia sudah lebih dulu janji untuk makan siang bersama Chanyeol. Mereka jarang sekali makan siang bersama. “Aku… aku sudah ada janji.”

•SHORT SERIES• 2nd [M]Where stories live. Discover now