16-MARI UNTUK SALING

21 3 1
                                    

Hai, selamat pagi<3

Ketemu lagi di bab selanjutnya, dari cerita ini. Terima kasih, sudah bersedia untuk membaca.

Selamat membaca💗

Now Playing :
Siapkah Kau tuk Jatuh Cinta Lagi-Hivi


Selain basket, tempat pelarian Dikta yang paling efektif menurutnya adalah ruang seni. Letak ruangan tersebut berada cukup jauh dari area kelas, dan berdekatan dengan aula sekolah. Hal itu dikarenakan pihak sekolah tidak ingin ketika ada kegiatan di ruangan seni mengganggu proses belahar mengajar di kelas sebelah. Yang tentu saja ketika ada kegiatan seni, pasti di perlukan musik yang keras.

"Lagu, kesukaan lo apa, Ta?" Tanya Aira antusias.

Gadis itu memang ada di ruangan ini sebelum Dikta datang. Ia tengah belajar bermain gitar di ruangan tersebut untuk mempersiapkan praktek pelajaran seni budaya nya.

"Banyak," ucap Dikta tengah menyetem gitar yang berada di pangkuannya.

"Iya, banyak tuh, apa? Salah satunya, deh."

Dikta berhenti sejenak, lalu berfikir. "Thinking out loud, lagu-nya Ed sheeran."

"Terus, pas praktek nanti, lo mau nyanyiin lagu apa, Ra?" Tanya Dikta.

Aira berdecak sebal. "Nah, itu dia. Gue masih bingung, mu bawain lagu apa. Lo, ada rekomendasi, gak? Atau, lo coba mainin satu lagu dulu, deh. Sebagai pengantar, hehehe."

"Suara gue jelek, Ra."

"Sok merendah lo, Ta. Padahal pas pensi, lo yang nyanyi di sana. Sampai-sampai, cewek-cewek pada mimisan liat lo," ujar Aira sedikit lebay.

"Terlalu hiperbola lo, Ra," kesal Dikta. Laki-laki itu telah selesai dengan kerjaan nya. Jari jemari nya kini sudah siap di atas senar untuk memetik dan menekan setiap senarnya.

Melodi-melodi indah keluar dari gitar berwarna cokelat tersebut. Aira yakin, siapapun gadis yang berada di posisinya saat ini pasti sudah menjerit. Ia akui, ketampanan Dikta saat memainkan alat musik mampu membius siapapun yang melihatnya. Paket lengkap.

Ketika ku mendengar bahwa

Baru sepenggal lirik yang dinyanyikan Dikta saja, sudah membuat Aira terkesima dengan lelaki itu. Tatapannya sepenuhnya berada pada mata laki-laki itu.

Kini kau tak lagi dengannya

Dalam benakku timbul tanya

Masihkah ada dia di hatimu bertahta?

Atau ini saat bagiku untuk singgah di hatimu?

Namun siapkah kau 'tuk jatuh cinta lagi?

Meski bibir ini tak berkata

Bukan berarti ku tak merasa

Ada yang berbeda di antara kita

Dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena

Diriku tak mampu untuk bicara

Bahwa aku inginkan kau ada di hidupku

Dikta mengakhiri lagu tersebut walaupun tidak sampai pada bagian akhirnya. Tepukan tangan dari Aira yang sangat takjub dan terpukau, terdengar di setiap sudut ruangan tersebut. Terlihat gadis itu begitu semangat dengan senyumnya yang tidak pudar.

PULANGWhere stories live. Discover now