Enam Belas

42.8K 5.3K 334
                                    

Cerita ini tuh, timelinenya bareng yaaa sama Bersamamu, Tanpa Rasa.

Jadi nnti kalo ketemu Tama, jgn kaget.

Happy reading...



Anyelir Pratista merupakan salah satu kader muda dari partai Nusantara Jaya.

Di usianya yang baru menginjak 37 tahun, Anye—begitu dia biasa dipanggil, sudah menduduki jawaban sebagai wakil rakyat yang duduk di Senayan. Berada di Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Anye mengemban tugas dilingkup pendidikan, olahraga, juga sejarah.

Privilege sebagai mantan anak Gubernur, membuat karir politiknya berjalan mulus. Lalu, saat ayahnya menjabat sebagai Menteri Pendidikan, ia mendapat dukungan penuh dari partai untuk mencalonkan diri sebagai anggota dewan. Walau kini ayahnya telah di reshuffle dari kabinet pemerintahan hanya setelah satu tahun menjabat, hal tersebut tak membuat pamornya meredup.

"Kamu tadi bilang apa?"

Berada di kantin rumah sakit, Anye mengenakan blouse biru muda yang dipadukan dengan celana berwarna cream serupa dengan blazer yang ia tinggalkan dimobil. Ia tidak mengenakan banyak perhiasan. Sejak keikutsertaannya dalam kancah politik, Anye memang tak sekalipun memperlihatkan kemewahan dalam membalut tubuhnya. Ia lebih senang menenteng Coach alih-alih Hermes atau Gucci. Pilihan alas kakinya pun sederhana. Tak ingin menarik perhatian dari gaya berbusana, Anye ingin orang-orang mengenalnya dengan pribadi yang sederhana.

Dan itulah yang ia dapatkan.

Banyak yang menyayangkan perceraiannya setahun yang lalu. Aksara Bhumi Alfath, terlalu serasi bersanding dengannya. Setidaknya, itulah yang dikatakan orang-orang ketika mengomentari perceraian mereka. Dari segi fisik dan latar belakang keluarga, mereka memang tak jauh berbeda. Tetapi dari usia, Aksa tiga tahun lebih muda darinya.

Dan orang-orang itu tidak tahu saja, bahwa pengacara hebat tersebut telah menjatuhkan talak padanya sejak Adiva lahir ke dunia. Namun demi nama baik keluarganya, lagi-lagi semua itu hanya menjadi rahasia. Mereka baru resmi bercerai di pengadilan setahun yang lalu.

Mereka baru menikah, kurang dari delapan bulan. Apa jadinya bila orang-orang mengetahui ia diceraikan setelah melahirkan?

Well, hidup seorang Anyelir Pratista begitu palsu.

Sedari awal, pernikahannya pun semu.

Laki-laki yang menikahinya, bukanlah sosok yang seharusnya bertanggung jawab atas dirinya. Walau enggan melepas seorang Aksara Bhumi, Anye bisa apa selain mengikuti semua perjanjian yang sudah disepakati di awal terbentuknya kerja sama ini.

"Kamu nyuruh aku berhenti main sosmed?"

Aksa mendesah. Ia menyeput kopinya setelah selesai melilitkan dasi ke leher. Ia harus segera datang ke kantor. Namun, ia perlu meluruskan beberapa hal terlebih dahulu pada Anyelir. "Bukan gitu maksud aku, Mbak."

Mbak?

Ya, sejak awal, Anyelir adalah kakak tingkat di kampusnya.

Dan Aksa tak pernah mengubah panggilan di antara mereka.

"Anakku sekarang juga main sosmed, Mbak. Dia sering lihat story Mbak. Setiap postingan yang Mbak bagikan, mengenai kedekatan aku sama Adiva, itu buat dia cemburu, Mbak," tutur Aksa menjelaskan. Ia berhasil membuat Lova menceritakan semuanya, saat mereka menghabiskan makan malam kemarin. "Aku nggak minta Mbak berhenti main sosial media, aku cuma minta supaya lebih bijak aja."

"Ya, apa itu salahku?" Anyelir membela diri. "Aku cuma mau ngeshare momen-momen berharga anakku kok," sahutnya santai.

"Masalahnya, Mbak nggak memfilter tiap postingan yang Mbak tunjukin ke sosial media," Aksa menjelaskan dengan jengah. Anyelir adalah orang yang egois. Ia memang cerdas, namun begitu ambisius. Anyelir sangat terampil membuat narasi yang baik di depan publik. Sangat mahir mengubah keadaan hanya dengan diksinya yang begitu apik. "Dan dalam kehidupan Adiva yang Mbak bagikan itu, ada ayahnya Lova sama Oka yang Mbak seret demi memenuhi hasrat Mbak yang pengin dinilai berhasil menjalankan peran sebagai orangtua pasca berpisah."

Aksara SenadaWhere stories live. Discover now