4

92 15 12
                                    

"Gimana lesnya? Seru?"

Aku tersenyum mendengar pertanyaan Amanda. Hari ini memang kami hanya berdua karena Bimo dan Jordan sedang ada latihan futsal. Berbicara tentang les, memang tidak begitu banyak interaksi dengan Ares di sana, tapi, aku bahagia karena bisa melihat tingkah lain cowok itu di instagram milik Marvin dan Aksara yang kebetulan memfollowku.

"Not bad, ga nyesel gue terima tawaran duo curut," balasku, setelah diam cukup lama.

"Bi, lo ga lagi kasmaran kan? Tumben banget ekspresinya mirip orang yang lagi fall in love gini. Lo kan tiap hari always bahas kerjaan," Amanda berkata, sambil menangkup sebelah pipiku.

Aku terdiam sambil malu-malu mengangguk, karena butuh banyak sekali informasi tentang Ares dari Amanda tentunya.

"What?! Lo naksir Ares?!" pekik Amanda yang untungnya tidak membuatku malu karena kelas sedang kosong.

"Iya Man, lagian dia kelihatan ganteng banget tau. Mana cool abis lagi, gue kan ga kuat!"

Amanda menoyor pelan kepalaku, gadis itu mendengus sambil menampilkan senyum miring khasnya.

"Lo ga tau aja dia kek gimana. Btw udah kenalan belom? Yah, walau gue ga yakin dia naksir cewek, minimal lo kenalan gitu sama dia!"

Aku terdiam sebentar, baru ingat kalau belum berkenalan dengan cowok itu. Bagaimana bisa ada kemajuan, dasar!

"Hehehe, belom Man. Lagian gue ga berani anjir, dianya diem mulu kek ga mau diganggu gitu lagi," ucapku, lengkap dengan cengiran andalan.

Amanda terkekeh pelan, sepertinya gadis itu hendak memberikan bantuan. Memang sahabat terbaikku.

"Kebetulan gue kenal sama dia dan lumayan akrab. Gue kenalin yuk, kebetulan doi barusan ngasih tau kalo dia lagi di rooftop!"

Disinilah aku dan Amanda berada, di atap sekolah. Ares terlihat sedang berdiri membelakangi kami, cowok itu terlihat lebih tampan dengan penampakan punggung lebarnya yang terlihat nyaman untuk disandari.

"Gue temenin lo, tapi abis itu gue tinggal yah. Minimal ngobrol dikit gitu—anjir Mas Dika nelfon lagi, lo sendiri aja deh Bi, ntar gue tunggu di kelas."

Aku mengangguk pasrah, usai kepergian Amanda yang terlihat senang mengangkat panggilan dari pacarnya itu.

Usai mengambil napas pelan, aku mulai mendekat ke arah Ares. Cowok itu kini sudah berbalik menghadap ke arahku, masih dengan ekspresi wajah datarnya.

"Aku Bianca," ucapku, lantas mengulurkan tangan kanan, hendak bersalaman.

Ares menatapku cukup lama, terlihat tidak begitu suka dengan interaksi kami. Cowok itu akhirnya mau menyambut uluran tanganku setelah lima menit lamanya.

"Puas?" jawabnya, lantas pergi dari hadapanku, usai melepaskan genggaman kami.

Aku terdiam kaku. Baru kali ini memang aku bertemu dengan sosok sedingin dan lumayan buruk seperti Ares, tapi, bukan aku namanya kalau menyerah sekarang. Sakit sih, malu juga. Walaupun begitu, aku justru semakin tertantang untuk memilikinya.

"Dingin banget yah? Oke deh, kalo dianya kaku, gue harus beraksi. Yang penting udah pegangan tangan walau cuman tiga puluh detik hahaha," ucapku, sebelum menyusul Ares untuk segera kembali ke kelas.

"What the f*ck?! Si Ares cuman bilang puas gitu? Ga sopan banget anjir!" pekik Amanda, begitu aku menceritakan perkenalan paling tidak etis dan menyakitkan antara aku dan Ares tadi.

Aku mengangguk samar, senyum tipis terbit di bibirku. Walau sudah terlihat jelas bahwa Ares tidak menyukai interaksi denganku, tapi tetap saja ia sudah salah dengan membiarkanku jatuh cinta. Satu catatan penting, aku sulit melepaskan suatu keinginan sampai aku bisa benar-benar mendapatkannya atau kecewa dan memutuskan untuk pergi.

"Gapapa Man, gue juga aneh kali minta kenalan sama dia tiba-tiba," ucapku, menahan Amanda yang hendak menghubungi Ares.

"Jangan bilang lo tetap suka sama si setan itu!"

Aku mengangguk yakin, membuat Amanda beralih menenggelamkan kepalanya di meja. Ia tahu, aku tidak mudah menyerah dan pastinya sahabatku itu sedang khawatir dengan keadaanku kedepannya.

***

Aloo gengs

Yuhuu up lagi nih, jgn lupa vote sama komen ya klo kalian suka.

Yok bisa yok saling support

Maaf ya klo ada typo, soalnya hp author ada retak di bagian kacanya jadi  ga gitu kelihatan but masih bisa dipake lah

Cu

LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang