5

80 13 7
                                    

Minggu pagi dengan menghabiskan waktu libur kerja di rumah Amanda memang hal yang paling menyenangkan. Gadis yang sudah seperti putri itu kini tengah menatapku yang baru selesai mencoba beberapa parfum pemberiannya.

"Lo masih rajin nge stalk ig Ares, Bi?" tanya Amanda yang kubalas dengan anggukan. Aku akhirnya menemukan akun cowok itu usai menstalking ig milik Aksara. Untungnya, instagram manusia Es itu tidak diprivat, walau isinya juga zonk.

"Bi, jadi ini fix beneran lo suka dia gitu?!"

Aku mendengus, Amanda masih saja menentang niatku untuk menyukai Ares karena peristiwa buruk waktu perkenalan kemarin.

"Gue serius Man. Minta nomor wanya dong," balasku, diakhiri senyuman penuh arti.

Amanda terlihat semakin kesal, terbukti dengan tingkah gadis itu yang mengambil napas berkali-kali.

"Janji bakal berhenti kalo dia keterlaluan!" ucap Amanda, sebelum akhirnya mengirim nomor cowok idamanku itu lewat chat.

Aku mengangguk antusias, sambil menyambut uluran kelingking Amanda. Aku juga berharap agar diriku lebih perasa di percintaan kali ini.

Usai menyimpan kontak Ares, aku langsung beralih mengirimkan pesan pada cowok itu.

Mas Es🥶

Hi Ares, ini aku Bianca
Sv yaa

Y

Aku dibuat melongo, sambil menatap balasan cowok itu. Iya sih, responnya lumayan cepat, tapi tidak satu huruf juga balasnya.

"Man, gue cantik ga sih? Tipe cewek Ares kayak gimana dah?"

Amanda terlihat mendengus sambil terus mengoleskan clay mask pada wajahnya. Gadis itu melirik sekilas ke arahku, sebelum menghela napas (lagi).

"Cantik banget, baik, badan lo juga oke. But, kalo lo nanya tipe Ares jawabannya adalah ga ada. Dari jaman SMP dia ga pernah naksir orang, anaknya sibuk belajar sama main aja taunya. Dan pas SMA dia jelas-jelas ga pernah dekat cewek bahkan menjauhkan diri dari interaksi sama cewek. Kesimpulannya mending lo suka cowok lain aja deh, lagian kata Mas Dika juga anak Hwarang' banyak yang naksir lo, cuman lonya aja yg kelihatan ga welcome buat diajak pdkt," jelas Amanda, kali ini dengan raut wajah serta nada bicara yang serius dibanding tadi.

Aku terkekeh kemudian mengelus rambut gadis itu. Aku tahu, Ares ini bukan cowok yang mudah untuk didekati, tapi, sudah terlanjur aku jatuh dalam pesonanya. Mau bagaimana lagi? Semoga saja cowok dingin itu bisa membuatku kecewa atau berhenti dalam waktu dekat.

Usai menghabiskan waktu liburan di rumah Amanda, aku segera pulang karena Bang Viko sudah di rumah. Hari ini, abangku memang hendak mengadakan makan malam bersama calon istrinya.

"Gimana sekolahnya dek? Aman?" tanya Bang Viko, ditengah kegiatan makan malam kami.

Aku mengangguk sambil mengunyah makanan dalam mulutku. Kali ini, resep yang aku pelajari di tiktok berhasil jadi rasanya sesuai ekspektasi.

"Aman Bang, bentar lagi udah mulai ada program bimbingan buat persiapan ujian kelas akhir," jawabku melirik sekilas ke arah Mbak Arumi, wanita pilihan Abangku itu terlihat sedikit tidak menyukai obrolan kami.

"Persiapan nikahnya gimana bang? Maaf yah adek ga bisa bantu banyak," ucapku, mencoba mengalihkan topik agar Mbak Arumi kembali nyaman.

Seperti dugaanku, Bang Viko bahkan Mbak Arumi terlihat lebih antusias untuk membahas topik ini. Aku tersenyum kecut, ikut bahagia memang, tapi sepertinya semuanya akan berubah sebentar lagi.

Mas Es 🥶

Ares, kmu lgi apa?

Udh tidur ya?
Goodnight Ares

Aku menghela napas usai mengirim pesan pada Ares. Jam masih menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit, mustahil bagi seorang cowok apalagi yang merupakan gamers seperti Ares untuk tidur secepat ini. Apa yang aku harapkan dengan bercerita pada cowok itu? Hahaha, kami bahkan baru saja berkenalan apalagi caranya sangat tidak etis.

"Semangat Bi! Besok coba lagi!" ucapku, sebelum terlelap usai membaca materi di catatanku.

***

Aloo ges
Yuhuu bab 5 up nih

Sejauh ini kalian suka ga?
Jgn lupa vote sama komentnya yaa

CU

LOVERWhere stories live. Discover now