42

42 2 0
                                    

Aku berlari kecil, menghampiri Papi Jo yang baru saja kembali dari luar kota pagi tadi.

Kuabaikan teguran Ares, yang tadi memintaku untuk hati-hati saat melewatinya dan Jordan.

"Pi, adek kangen!" ucapku, merentangkan tangan. Tentu saja Papi Jo menyambut dengan pelukan hangatnya serta senyuman lebar.

"Adek udah liat oleh-olehnya belum?"

Aku menggeleng, sibuk mencicipi cookies pemberian Mami Chitta yang dijadikan hak milik oleh Papi.

"Enak banget! Papi jahat ih ga bagi-bagi," aku berucap, sambil menikmati makanan yang tadi kucomot.

Papi terkekeh pelan. Untuk status hubungan kedua orangtuaku, akupun bingung menjelaskannya. Mereka terlihat canggung dan sedikit lucu. Tidak ingin memaksa, tapi, kuharap pelan-pelan waktu bisa membuat mereka kembali bersatu.

"Adek suka? Nanti Papi bagi sedikit yaa, soalnya susah dapet cookie buatan Mami kamu. Harus nyogok A'a dulu," jawab Papi Jo, mengelus lembut rambutku yang tercepol.

Aku mengangguk saja, sesekali mengunyah sambil menyeruput kopi Papi Jo yang kelewat pahit.

"Menurut Papi, idealnya nikah itu umur berapa?"

Papi Jo sedikit menyergit usai mendengar pertanyaanku, namun, tak urung kembali tersenyum.

"Ga ada umur idealnya. Nikah yah idealnya kalau sudah siap. Siap secara mental, finansial dan siap hidup bersama pasangan kamu. Kalo soal umur, ga pasti bakal lancar jaya aja walau umur udah paling ideal, bisa jadi kalah sama pasangan yang nikah muda. Karena, dewasa itu kan bukan tentang usia kamu, tapi sikap dan pribadi kamu sebagai manusia," jelas Papi Jo, membuatku mengangguk patuh.

"Berarti, adek sudah bisa nikah yah Pi di umur segini?"

Papi Jo mengangguk, "Sudah, tapi kamu harus tetap tinggal di rumah ini. Papi mau egois sedikit soalnya baru diberi kesempatan buat ngerawat kamu," jawab Papi Jo, membuat bibirku tertarik untuk mengulas senyum lebar.

"Eh tapi bentar deh! Kok adek nanya-nanya soal nikah sih? Emang adek mau nikah?" tanya Papi Jo, berhasil membuatku terkikik karena lucu dengan ekspresi kebingungan ayahku itu.

Aku mengangguk mantap, senyum tengil yang akhir-akhir ini kupelajari dari Jordan, berhasil tersungging di wajahku.

"Iya dong, adek mau nikah sama Ares," balasku dengan senyum mengembang.

Papi Jo semakin terlihat menyergit, senyum miring tercetak di wajah yang masih awet mudah itu.

"Lho, bukannya udah putus yah dek?"

Berhasil. Aku berhasil dibuat kesal oleh duplikat Jordan yang satu ini.

"Ih siapa bilang? Gak putus kok!"

Papi Jo semakin tertawa, sesekali mengacak gemas rambutku yang tergerai.

"Ya boleh aja sih nikah. Tapi, emang udah dilamar sama Ares?"

Hilang sudah senyumku sedari tadi. Dengan wajah yang sudah berubah sendu, kuhembuskan napas pelan. Benar juga kata Papi Jo.

"Ares, ini si adek kamu apain?"

Aku menoleh ke sumber suara, begitu juga Ares yang terlihat kebingungan ketika mendengar teriakan Papi Jo.

Benar saja, usai mendapat pertanyaan seperti tadi, Ares buru-buru menghampiriku.

"Papi tinggal yah, ini adeknya disayang-sayang yah Es biar ga ngambek lagi dianya," Papi Jo berucap, sebelum meninggalkan aku dan Ares di bangku taman.

Hening dan canggung, itulah yang terasa sekarang. Padahal, baru saja tadi kami saling bercanda saat Ares sedang main game di kamar Jordan.

"Sayang, aku ada salah yah?" tanya Ares, perlahan meraih jemariku untuk ia genggam.

Aku menggeleng, namun, ekspresiku masih saja terlihat lesu.

"Terus, maksud Papi tadi apa? Maaf yah sayang, aku ga sepeka Ndan sama Bimo kalo soal kayak gini. Aku minta tolong boleh? Kalo boleh, kamu bilang sama aku apa yang kamu pengen, apa yang kamu ga suka dari aku. Aku janji bakal perbaiki diri buat kamu," jelas Ares, mulai menatap dalam ke iris hitam milikku.

Sial. Airmataku lolos begitu saja. Padahal, Ares sedang tidak menggombal atau bahkan melamarku.

"Hey, kamu kenapa nangis?"

Aku menggeleng, mencoba meyakinkan Ares yang sudah gelagapan karena aku yang tiba-tiba saja menangis.

"Nikah aja yuk!"

"Hah?"

***

Helawww

Yuhuu, update lagi nih
Kayaknya cerita ini akan segera tamat deh guys. Author ga bisa nulis panjang" wkwkwk takut bablas kebanyakan babnya.

Kalo kalian suka bakal author kasih extranya versi au yaa jan lupa lho follow ignya di @hwarangswp.au

Vomentnya juga jan lupa yaa

CU

LOVERWhere stories live. Discover now