10

77 14 15
                                    

Setelah kejadian kemarin, aku semakin memantapkan diri untuk berjuang demi Ares. Hahaha, terdengar lucu dan memalukan memang. Tapi, setidaknya mencoba sebelum terlambat kan? Daripada menyesal juga nantinya.

Dengan pelan, kututup kotak bekal berisi makanan yang sudah aku masak dengan sepenuh hati. Usai mengorek informasi dari Jordan dan Bimo subuh tadi, jadilah sebuah bekal simple dengan makanan rumahan untuk Ares.

"Bang, adek berangkat ya," ucapku, sebelum melangkah keluar rumah dengan senyuman cerah. Berharap hari ini semuanya berjalan dengan baik.

"WOI!"

Aku terperanjat kaget, begitu mendengar suara Ares yang kini berada di depan gang rumahku. Apa ini? Kenapa cowok itu pagi-pagi sekali sudah di sini?

"Kamu ngapain?" tanyaku, sudah berdiri di samping motornya.

"Jemput lo, ada yang perlu diomongin," balasnya singkat, sebelum menepuk pelan jok motornya agar segera diduduki.

"Hah?"

Ares menatap jengah ke arahku yang masih kebingungan. Yang benar saja, cowok idamanku yang sejak kenalan waktu itu terlihat ogah-ogahan kini malah berubah perhatian.

"Ck! Buru naik!" titahnya yang akhirnya membuatku menurut.

Perjalanan ke sekolah tidaklah indah. Bahkan suasananya sangat biasa. Ares  memang memintaku untuk berpegangan, namun, siapa sangka kalau tingkah cowok itu masihlah dingin seperti biasanya.

Sesuai dugaanku, suasana sekolah masih sepi. Memang, aku selalu berangkat lebih awal agar tidak telat saat memesan ojol atau saat sedang macet di jalan.

Ares membawaku ke rooftop, tepat setelah aku meminta izin untuk menaruh tas sebentar.

"Jangan salah paham soal kemarin," ucap Ares, membuka percakapan di antara kami.

Aku tersenyum tipis, sudah tahu akan seperti apa ini semua. Ia pasti baik karena aku melihat sisi lain dirinya kemarin. Ditambah lagi, pertengkarannya dengan sosok yang seperti ibunya itu pasti adalah alasan mengapa sikapnya berubah menjadi lebih baik.

"Aku tau kok, tapi, masih mau berusaha," jawabku, mengundang lirikan tajam Ares.

Helaan napas terdengar darinya. Bisa kulihat ekspresinya semakin datar saja.

"Bianca, sekali lagi saya tegaskan sama kamu. Saya ga suka dan ga akan pernah suka sama kamu, sekalipun ada cewek lain, saya bakalan tetap ga mau menjalin hubungan sama siapapun. Kamu tau kan, seberapa capeknya saya dibujuk-bujuk sama Ndan dan Bimo? Saya mohon kerja samanya," ucap Ares dengan nada bicara yang lebih serius. Kali ini, Ares mulai menggunakan senjatanya. Yah, cowok itu memang menggunakan Saya-kamu kalau sudah masuk level pembicaraan penting. Menurutku, itu justru terdengar lebih romantis.

"Iya, aku bakal minta sama Bimo dan Jordan buat berhenti bujuk kamu. But, it doesn't mean that I give up! Aku masih akan deketin kamu, pelan-pelan pakai cara aku sendiri," jawabku, menatap Ares dengan senyuman manis.

Ares semakin menatap garang ke arahku, cowok itu beranjak menjadi berdiri di hadapanku sekarang.

"Apapun alasan lo, gue ga pernah peduli! But, your feeling just disturb me. Jadi, stop disini aja! Karna gue ga akan pernah balik ngejar atau ngasih feedback sesuai khayalan lo itu."

Aku mengangguk pelan sebagai respon dari ucapan Ares.

"Lo ngerti ga sih? Mau lo pamer badan pun di depan gue, sekeras apapun lo berusaha, gue ga akan pernah minat sama pacaran atau dekat sama lo. Cinta itu bullshit Bianca! Dan itu yang gue pegang selama ini!"

Aku berjalan maju selangkah, sedikit mendongakkan kepala agar bisa menatap wajah cowok idamanku itu.

"Then, why you kiss me?"

Tepat sasaran, Ares mulai gelagapan ketika mendengar pertanyaanku barusan. Terlihat jelas dengan gerakan matanya yang melihat kesana-kemari, mencoba mencari jawaban.

Belum sempat Ares menjawab, kuambil tangan kanannya, kemudian memberikan sebuah tas berisi bekal buatanku yang memang sedari tadi ku tenteng. Setelah berhasil membuatnya menggenggam benda itu, aku mengelus lembut punggung tangannya.

"Bagi gue hanya ada dua aturan dalam mencintai. Mengejar sampai dapat, atau melepaskan karna lelah. But just for your information, gue ga gampang capek!" ucapku, sebelum pergi dari sana, meninggalkan Ares yang masih diam mematung di tempatnya.

***

Annyeongg

Ciee siapa nih yang mau jadi Bianca? Savage bgt ga sih?

Btw kalau kalian enjoy part ini jan lupa vote sama komentnya dong😁 biar author makin semangat upnya

Love u guys

CU

LOVERWhere stories live. Discover now