Chapter 24. What Did I do to You? Everything (BACA DULUAN PART 26-27)

9.2K 1.5K 404
                                    

Makin dikit ya vote-komennya sejak ada baca duluan di KK?

Ayok, dong yang masih setia di Wattpad, jangan lupa vote dan komen. Meskipun nggak selengkap di karyakarsa, tapi tetap bisa bikin happy dan ceritanya bisa diikutin, kok. Kalau mau lebih lengkap, tinggal buka part yang kamu penasaran di Karyakarsa.

Kayak part 24 ini, masih ada lanjutan warm conversation antara Inggrid dan Pramana yang bisa dibuka di KK cuma dengan dukung 3500 doang, tapi intinya di WP sama KK sama. Mereka lagi menuju ke sekolah lama mereka.

Kalau vote-nya tetep banyak, aku update wattpad-nya tuh jaraknya nggak jauh-jauh dari karyakarsa.

Pram menghardik, "Inggrid! Jangan kayak anak kecil!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pram menghardik, "Inggrid! Jangan kayak anak kecil!"

"Kamu juga yang profesional, dong!" balasku, bersikeras.

"Lepasin, nggak?"

"Nggak mau! Aku lepas kalau kamu cek sekarang!"

"Nanti kemaleman! Ini aja udah gelap!"

"Nggak akan! Sampelnya udah bagus, paling lama kamu cek setengah jam!"

"Ya udah, kalau cuma butuh setengah jam, nanti aja sekalian!"

"Sekarang!"

"Nanti aku cek dan langsung ku-approve! Nggak percayaan banget, sih?"

"Auuuwww! Sakiiit!"

Pramana meremas pinggulku sambil menggeram geregetan. Udah mau lima menit posisi kami nggak keruan bentuknya. Aku berpegangan erat ke tepian meja inspeksi di ruang kerjanya, pinggangku ditarik-tarik sama Pram. Ini kalau ada orang yang ngintip, kami bisa dikira sedang berbuat tidak senonoh.

"Nggrid!" seru Pram. "Sobek lho rokmu ini nanti!"

"Ya udah lepasin!"

"Kamu dulu lepasin tanganmu dari situ."

"Kamu dulu janji cek sampelku sekarang."

"Ya udah, kusobek, nih!"

"Jangan!"

"Kusobek!"

"JANGAAAN!!!"

Kubilang, aku nggak akan pergi kalau proto sample-ku enggak di-approve duluan. Kami bersitegang sampai kemudian Pramana berniat menyeretku paksa, tapi aku nggak mau nyerah begitu aja. Aku melawan. Ngeselinnya, bukannya narik tanganku, kek, dia sengaja banget megangin pinggulku.

"Eh... eh... Nggrid... sobek! Sobek!" jerit Pram.

Aku langsung kepancing dan ngelepas meja yang kucengkeram. Kucari-cari mana yang sobek, ternyata nggak ada. Malahan, tahu-tahu lengan Pram udah mendekap badanku kenceng banget sampai aku nggak bisa napas.

"Gotcha!" bisiknya di kupingku.

Aku tercekat, "Pram!"

Tanganku nggak bisa gerak. Badanku diangkat dengan gampangnya dan digotong menuju pintu. Aku nggak sempat menjerit. Masih setengah kaget. Setengahnya lagi deg-degan. Habis, aku digendong. Meskipun kayak ngegendong beras dan nggak ada romantis-romantisnya, tapi aroma tubuh Pram langsung merasuk ke lubang idungku. Walaupun udah seharian kerja, tapi badannya masih wangi aja.

Factory RomanceWhere stories live. Discover now