Siapa nih yang belum follow akun instagram baruku?Kincirmainan_19 akunnya.
Kutunggu, yaaa...
Bakal ada cerita baru segera dan sebagian bakal kushare di Flip Instagram.
Yuk buruan biar cepet kelar chapter 70, habis itu nabung buat lanjutin chapter 71-100 sekaligus dalam satu postingan di karyakarsa, ya!
Selamat membaca!
Chapter 63
Mantan Calon Istri Macam Apa?
Surat Peringatan Pertama.
Aku memandangi amplop yang salinannya diserahkan padaku saat itu juga. Kudengkuskan napas beratku. Aku harus mencari tahu, apakah peringatan semacam ini akan berpengaruh pada surat rekomendasiku? Kalau sampai pada masanya aku nggak membuat kesalahan lain, apakah hal ini akan diungkit? Kepada siapa aku harus mencari tahu? Beberapa seniorku yang sudah mendapatkan surat itu dan berhasil menjadi buyer QA di brand-brand ternama mungkin bisa memberiku nasehat, tapi ah... mungkin nanti saja. Aku terlalu lemas untuk itu. Masih ada surat peringatan kedua dan ketiga. Masih ada satu kesempatan lagi sebelum dipecat.
Persetan.
Aku harus kerja.
"Ada yang tahu enggak, Pramana di mana?" tanyaku ke penghuni ruang berkubikel lantai dua. Hampir semuanya melongokkan kepala ke atas, lalu saling lempar pandang dan menggeleng.
"Coba tanya HRD," kata salah satu karyawan departemen shipping. "Kayaknya tadi dia nelepon pagi-pagi. Datang telat, atau nggak datang, gitu. Ada urusan. Bukannya kamu yang harusnya lebih tahu, Nggrid?"
Pertanyaan itu dilontarkan dengan nada biasa, tapi aku menanggapinya secara personal. Setelah 'rahasia umum' yang dikatakan Ms. Cissy di ruang meeting, ucapan itu terasa menusuk bagai tuduhan. Bibirku langsung monyong lima senti. Aku bertekad nggak akan mencari tahu. Barusan juga aku baru keluar dari ruang HRD dan mereka nggak menyampaikan apa-apa padaku. Siapa tahu mereka sengaja memancingku supaya bertanya. Pokoknya, aku harus membicarakan hal ini dengan Pramana begitu kami bertemu. Apapun yang terjadi pada kami berdua, semuanya harus disembunyikan dari orang-orang kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Factory Romance
ChickLit"Malik Syarifudien Pramana, hantu masa lalumu?" tanya orang itu sambil melempar buku baruku ke meja. Suaranya tajam dan dingin. Mataku mengikuti arah terlemparnya benda itu. Dia menggeram, "Dan homoseksual? Seriously? Who plant that stupid idea in...