Chapter 57. Dear Pramana (EXTRA PART 4 SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA)

4.4K 376 50
                                    

Mana komennya dulu? Siapa yang masih sabar menunggu?
Chapter ini chapter uhum2 ya jadi silakan dilanjot ke karyakarsa full part-nya.

Oh iya Factory Romance Extra part 3 juga udah aku publish

Oh iya Factory Romance Extra part 3 juga udah aku publish

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mau denger pembacaku yang Pro Palestina, ah...
SAY FREE PALESTINE IN THE COMMENT 🥰

SAY FREE PALESTINE IN THE COMMENT 🥰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Chapter 57

Dear Pramana

Saking paniknya, aku sama sekali nggak mikirin sesuatu yang seksual. Bahkan setelah pintu kamar kecilku didobrak dan aku sedang meringkuk ketakutan dalam keadaan bugil dan basah. Sebaliknya, aku bersyukur Pram memutuskan masuk tanpa izinku. Kalau aku bisa, aku akan merangkak ke pintu. Kalau aku bisa, aku akan teriak. Tapi bukan itu yang terjadi padaku. Kalau aku bisa teriak di gudang yang gelap petang itu, mungkin hal itu nggak akan terjadi padaku.

Mati lampu dan hujan memang pemicu traumaku.

Malam pasca kejadian, hal yang persis sama seperti ini terjadi. Aku sedang berusaha membersihkan jejak-jejak sentuhan anak laki-laki yang melecehkanku sambil menahan tangis. Ayah dan Ibu baru curiga sesuatu terjadi padaku setelah Gracia mengadu keesokan harinya. Kakak perempuanku melihatku bertingkah aneh. Namun malam itu, saat belum ada yang tahu, aku terjatuh di kamar mandi dalam keadaan basah kuyup kala hujan mengguyur deras di luar disertai petir dan gelegar guntur, serta mati lampu. Aku meringkuk di sana selama dua jam. Kedinginan. Nggak ada yang tahu aku masih di kamar mandi. Semua orang mengira aku di kamar bersama Grace, sedangkan Grace lagi sibuk dengan dirinya sendiri.

Aku nggak masalah sama hujan, asal nggak mati lampu. Dalam kondisi mati lampu, aku jauh lebih baik jika di luar tidak hujan. Dan jika keadaannya persis seperti ini, aku lebih baik tidak sendiri. Kesalahan teknis di pabrik sering terjadi gara-gara hujan lebat, tapi selama aku yakin ada orang di sekitarku—apalagi dalam jumlah banyak—aku bisa mengatasinya. Apa yang kualami belasan tahun lalu pasca kejadian nggak pernah lagi kualami sampai detik ini. Aku nggak bisa menguasai diri. Semuanya seperti dihempaskan kembali ke kondisiku malam itu.

Sampai Pramana berhasil mendobrak pintu.

Ketakutanku akan gelap sirna begitu saja. Sama seperti waktu dia memelukku di kamarnya malam itu, aku tidur lebih cepat dari yang kuduga. Selama ini, jika situasi kayak begini terjadi, Benny selalu datang tepat waktu. He will leave everything. Tapi, walau dia berada di dekatku, aku tetap harus mati-matian mengelola rasa takut sampai bisa menguasai diri. Sentuhan Pramana mengalahkan emergency lamp yang disiapkan Ayah di rumahku, atau kehadiran Benny.

Factory RomanceWhere stories live. Discover now