(09) PPB

101K 7.2K 31
                                    

"kamu bisa melupakan orangnya, tapi tidak dengan kenangannya"-a.u.p

***

Terbayang, sudah seminggu ini Safara menjadi Syura. Sekarang hari minggu, dan juga tanggal merah (datang bulan) nya datang. Moodnya berubah ubah sekarang.

"Sial, bosen banget," katanya memegangi hp bosan. Tidak kah ada kegiatan yang bisa ia lakukan?

Ia berjalan kearah balkon kamarnya, dan mendapat bumi yg sedang di guyur dengan hujan. Syura kemudian beranjak dari sana, kemudian turun ke arah dapur. Tapi langkahnya berenti di anak tangga karna melihat manusia manusia yang membuat dia muak. Axelle dkk, mereka ada di rumah Syura sekarang. Dan jangan lupakan 2 orang gadis itu. Oh ayolah ini masih pagi, harus kah ia menghadapi drama sepagi ini?

"Eh ada neng Syura," sapa Zavier. Semua orang menoleh kearah Syura. Sedangkan Syura hanya abai saja dan kemudian pergi kearah dapur.

"Sombong banget. Lagian, kenapa lo sapa coba zav?" Tanya liona. Zavier hanya mengangkat bahu abai.

Arga melirik kearah Axelle, sepertinya ada yang sedang dipikirkan ketuanya itu. Kemudian melirik lagi kearah Diva, seperti ia sedang menahan sesuatu? "Lo kenapa div?" Tanyanya.

Diva menoleh gugup, "a-anu, aku h-haus ... boleh aku kedapur ambil air?" Katanya.

Galaxy menepuk jidatnya nya, ia lupa menawarkan minuman karna sangking asiknya mengobrol. "gapapa div, lo disini aja. Biar bi sukma yang bawa."

Diva menggeleng. "aku gapapa kok gala, biar aku bantu. Lagian bi sukma kan udah tua, p-pasti kecapean."

Galaxy menyengir saja, kemudian ia mengangguk. Dan disana lah Diva langsung tersenyum ceria, dan berjalan menuju dapur. Tapi mereka tidak tau, Diva memasang senyum yang tidak pernah dia perlihatkan kepada mereka.

Sedangkan di dapur

Syura sedang bergulat dengan alat masak nya, ia lapar dan ingin makan mie. Sangat cocok bukan untuk cuaca yang sedang hujan seperti ini? Di saat ingin mengambil tempat, dan siap untuk membawa ke kamar nya. Tiba tiba ia melihat sosok yang membuat nya muak. Siapa lagi kalau bukan Diva?

"Ka-kamu lagi apa Syura? Mau aku bantu?" Tawarnya. Entahlah sepertinya senyuman itu bukan pertanda baik untuk nya.

Syura menatap tanpa minat. "minggir." Diva memanyunkan bibirnya. "aku mau bantu, boleh ya?" Ucapnya kemudian memegangi mangkuk mie Syura. Syura yang merasa terganggu pun segera menarik mangkuk nya, tapi sayang sepertinya Diva sengaja menahan nya, dan membuat mangkok itu jatuh kelantai dan pecah. Dan sialnya lengan Syura terkena kuah!

"Aiss," ringis Syura, lengan nya jadi memerah sekarang. Dan apa apaan ini! Ia yang terkena kuah tapi kenapa dia yang menangis!

Mendengar kegaduhan di dapur, Axelle dkk langsung saja menuju dapur, dan mendapati Diva yang terjatuh dan menangis, dengan pecahan mangkuk yang tadi terjatuh. Semua dibuat terkejut, apakah Syura tidak pernah berubah?

Galaxy maju. "lo apa apan ha?! Gak cukup lo buat ulah?!" Bentaknya.. Sedangkan Syura hanya diam menatap dengan tatapan malasnya, apa apaan ini, dia yang terluka dia yang dimarahi.

Arga dan Liona membantu Diva berdiri, Diva masih sesegukan. "maaf, a-aku tau kamu gak suka aku ... hiks, t-tapi gak gitu ca-cara nya, hiks.." Syura menatap datar Diva, ahh sekarang ia tau kedok dari si polos ini. Syura masih diam, sampai Axelle manarik pergelangan tangannya cukup kuat. "Minta maaf!" Perintah nya. Diam diam Syura melihat diva tersenyum kemenangan.

Syura melepaskan cengkraman tangan Axelle dengan kasar. "jangan sentu gue dengan tangan kotor lo itu!" Katanya, kemudian menunjuk ke arah diva, "dasar PPB!" Lanjutnya.

"PPB?" Beo Zavier.

Syura terkekeh. "Polos-Polos Bangsat." Syura kemudian pergi dari sana. Entahlah ia muak berada di rumah sekarang. Diva mengepal kan tangan nya, sedang kan ia tak tau sedari tadi ada yang memperhatikan nya. Itu Xavier.

"Tangan syura merah?" Batin nya. Kemudian melirik kearah diva. "dasar cewek licik," gumamnya.

***

Disini lah Syura, setelah kejadian tadi ia ingin menenangkan pikiran sejenak. Ia berada di sebuah halte bus, menatap jalanan yang berada di depannya dengan pandangan kosong. Ia tadi kesini naik taksi.

Dengan pakaian yang bisa dibilang rumahan, dengan beralaskan sendal tidur miliknya ia kesini. Dengan keadaan hujan deras.

Ia trus memandangi jalanan yang terguyur hujan itu, sampai sampai, samar samar ia mendengar suara seseorang. Melihat sekeliling nya, tapi tak ada orang.

Kemudian pandangan nya buram, kepalanya sakit. Ia berdiri memegangi kepalanya. Dan suara-suara itu kembali terdengar.

"El! Main hujan yuk!"

"Nanti kamu sakit, bahaya"

"Gak kok! Ayo!"

"Argh sa-kit," rintih nya, kemudian tanpa sadar ia sudah berada di jalanan. Kepala nya sangat sakit, seperti ditusuk-tusuk.

"Kamu harus hati-hati makanya ra!"

"A-aku ga ngelakuin i-itu"

"Sial," gumamnya, kemudian terasa matanya sangat berat. Dan kemudian ia terjatuh disana, dengan keadaan hujan. Selang beberapa detik ada mobil yang melaju. Kemudian ia menggeram mendadak.

Cittt

"kenapa?" Tanya seorang lelaki yang memakai pakaian formal

Sang supir menjawab gugup. "a-anu tuan, ada seseorang yang terbaring di jalan," jawabnya

Sang tuan mengerutkan dahinya. "berikan saya payung," tintahnya. Kemudian turun, dan melihat siapa yang ada di jalan. Ketika melihat yang tergeletak disana adalah seorang perempuan, lelaki itu langsung melepaskan payung nya, dan menggendong Syura ala bridal style

"Buka pintunya!" Ucapnya dan segera di lakukan oleh sang supir.

"Tambahkan kecepatan!"

Tbc

***

⭐💌

Dia SAFARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang