(42) Berakhir.

87.5K 5.2K 237
                                    


"Ternyata, seharusnya gue gak percaya."-S
***

Hello, tandai typo guys!

Happy reading all ~

***
Seminggu sudah berlalu, dan sekarang Syura sudah merasa nyaman dengan kehidupan nya. Seperti saat ini, dia sedang menikmati makanan bersama dengan teman-teman nya di kantin sekolah. Dengan dia duduk di pangkuan Alex.

"Gini amat jomblo," cetus Ananda dan memotong batagor kasar.

Rayen tersenyum jahil. "Kan ada Dion, nan," godanya.

Dion yang sedang meminum minuman nya tersedak akibat perkataan dari Rayen. Sungguh sangat ramah! Bintang satu! "Sialan! Amit-amit gue sama si mulut mercon!" Bantahnya.

Ananda terlihat marah dikatai "mulut mercon" dan mendekat kearah Dion dan menarik kera baju pemuda itu. "Lo ngatai gue mulut mercon?!! Trus lo apa?? Mulut lemes?!! Mulut buaya?!!" Bentaknya sambil menggoyang-goyangkan kera baju Dion, yang membuat pemuda itu pusing dibuatnya.

Adegan mereka bertengkar trus berlanjut. Mereka menatap muak dua orang itu, ayolah, kapan mereka berhenti bertengkar?! Sejak hari itu mereka selalu saja seperti tom and Jerry!

"Jangan tambah cabe lagi," larang Alex ketika melihat Syura akan menambah cabai kedalam baksonya. Syura manyun dan meletakan cabai itu lagi, dan memakan baksonya dengan kesal.

Alex mencubit pipi Syura gemas. "Nanti gue beliin susu coklat, mau?" Tawarnya, dan Syura langsung mengangguk semangat.

Amanda dan Rembulan saling tatap dan memudian mereka merasa geli dengan kebucinan mereka berdua. Mereka selalu bucin tidak tau tempat!

"Ayo dong kita pindah," kata Amanda.

Sesil menyerengit heran. "Loh? Pindah kemana?" Tanyanya.

"Ke bulan, disini ada orang bucin soalnya. Dunia ini udah jadi milik berdua," sindirnya.

"Jangan ke bulan, ke Jupiter aja!" Seru Rembulan.

Sesil memandangi mereka dengan tatapan malas. Dia kira tadi apa, dasar mereka. Arie mengelus punggung nya. "Sabar, orang sabar pasti kesal."

Siapapun tolong Sesil!

Syura menatap datar teman-teman nya. Dan melanjutkan makanannya, tanpa memperdulikan mereka. Alex membenamkan wajahnya ke tekuk leher Syura, sehingga Syura menggeliat geli.

"Al, geli," cicitnya. Alex hanya terkekeh.

Dion dan Rayen saling tatap. Ananda melihat itu. "Awas entar jodoh," celetuk nya. Rayen dan Dion melotot dan menatap Ananda galak. Tapi Ananda malah tertawa-tawa.

"Bwahaha, kalau udah nikah jangan lupa ke jerman!"

Amanda menatap mereka jengah dan menatap bergantian Syura. "Lo gak jenguk Galaxy, ra?"

Syura berhenti makan sebentar. "Nanti, gue lagi males."

***

"Ra ... Lo dateng?" Suara lemah itu berasal dari Galaxy. Galaxy pikir Syura tidak akan menjenguk nya, tapi dia salah, ternyata Syura menjenguk nya.

"Hm."

Galaxy tersenyum, tubuh kurus itu ia gerakkan dan duduk bersandar di kepala kasur. "Duduk ra," suruhnya.

Syura diam menatap datar Galaxy. Kemudian menatap kedua orang tuanya yang tengah menatap mereka. "Kenapa lo gak mati aja?"

Pertanyaan itu membuat orang tua Syura terkejut, apalagi Galaxy. "Ra?"

Dia SAFARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang