(41) Selesai?

74.7K 5.1K 84
                                    

Tandai typo guys,

Happy reading all ~

***

Hening. Itulah yang terjadi sekarang. Namun beberapa saat kemudian Nana tersenyum lalu mengangguk. Dia tau, kalau Syura tidak akan memaafkan nya. Ini akibat dari perbuatan nya bukan?

"Gue gak maafin lo, tapi gue juga gak terlalu benci sama lo." Kata itu langsung membuat Nana mendongak melihat netra Syura.

"Thanks," katanya. Nana bersyukur karena Syura tidak terlalu membenci nya. Itu saja sudah cukup sekarang.

Geraldo memandangi sendu dua orang remaja itu. Lalu menghampiri Nana dan merangkul nya. "Sudah?" Tanyanya dan Nana mengangguk.

Alex menatap Syura yang sedang melihat lurus kedepan, lalu tangan besarnya itu mengelus surai rambut Syura lembut. Dan Syura melihat Alex dengan senyum teguh.

"Lo pergi?" Tanya Syura.

Nana menoleh lalu mengangguk. "Ya, gue akan jalani hidup dengan identitas asli gue. Dan soal Nana yang lama, dia sudah mati."

Syura terdiam sebentar. Sangat tidak adil jika Nana tidak mendapatkan hukuman bukan?

"Kau tenang saja, aku akan memberikan pelajaran untuk Queen. Benar bukan?" Tatapan Geraldo beralih menatap Nana.

Nana hanya Tersenyum. "Benar. Gue bakal terima semuanya," jawabnya.

Syura hanya menatap datar dua orang dihadapannya itu. Tapi Syura sedikit legah akhirnya masalah selesai bukan?

"Gue pamit, ra. Dan maaf untuk semuanya," pamit Nana dan berlalu dari sana. Geraldo tersenyum tipis lalu membungkuk sedikit tanda berpamitan.

Syura dan Alex, hanya sisa mereka disana. Syura langsung terduduk, dan Alex cukup terkejut dengan itu. Perlahan Alex berjongkok dan melihat telapak kaki Syura yang luka lalu mengusap nya.

Ringisan keluar dari bibir itu. Alex hanya terkekeh pelan melihat wajah cemberut Syura. "Tadi tidak sakit, kenapa sekarang sakit, hmm?"

"Tidak sakit," bantah Syura. Dia memanyunkan bibirnya.

Alex langsung menggendong Syura ala bridal style, dan Syura terkejut bukan main. "Al!" Teriaknya spontan.

"Sttt, kakinya sakit, gue tau." Dan Alex mengendong Syura selama perjalanan. Orang-orang yang melihat mereka rasanya gemas sendiri, beginilah kalau jomblo.

"OMG SYURA!" Teriakan itu berasal dari Ananda. Semua orang reflek menutup telinga nya.

Alex menurun kan Syura. Syura hanya menggeleng kecil melihat tingkah sahabatnya. "Lo dari mana aja?!! Dari tadi kita nyariin loh! Lo lihat Rembulan!" Tunjuk nya kearah Rembulan yang sedang menyubuk kolong meja, "dia nyariin lo sampe ke kolong meja! Dia yang nyari kita yang malu!" Lanjutnya.

Syura menatap malas Rembulan yang sedang serius menyubuk setiap kolong meja. Hei, sebenarnya dimana letak otak Rembulan?! Jelas-jelas Syura tidak akan pernah mau bersembunyi di bawah meja!

Rembulan menatap temannya dengan wajah masam. Dan seketika matanya menemukan apa yang ia cari-cari. "AAA SYURA!" teriaknya.

Nahkan, sudah Syura tebak ini akan terjadi. Siapapun tolong Syura.

"Huaaaaa! Lo dari mana aja?!! Gue nyariin takut lo diapaain sama si kutub itu!" Tunjuk nya kepada Alex. Sedangkan Alex hanya menatap datas sepupunya itu.

"Gue gak apa apa."

"Serius?" Tatap Rembulan lamat-lamat.

"Ya."

***

"Pihak polisi baru sampe. Sama kayak di film-film, polisi selalu datang waktu penjahat nya di kalahkan," celetuk Amanda.

Syura diam sedari tadi, entah kenapa dia tidak mood dalam bicara. Sedangkan Alex sudah disana untuk mengurus semuanya.

Kemudian suara seseorang yang sangat Syura kenal terdengar di telinga nya. Dan Syura menoleh mendapati Diva yang meronta-ronta minta di lepas.

"Lepas! Masih ada yang harus gue urus disini! Jangan bawa gue pliss!" Dia meronta-ronta seperti orang gila.

Amanda menatap iba Diva. "Mangkanya jangan ngelakuin kejahatan, kan gitu jadinya."

Syura diam. Tapi kakinya melangkah maju mendekati Diva. Alex yang melihat itu pun menyuruh para polisi untuk menyingkir.

Tepat di hadapan Diva, Syura berdiri. Diva mencoba melepaskan pegangan pada lengannya. "Ra! Gue mohon masih ada yang harus gue urus!" Pintanya.

Syura diam, dan mendekat kearah Diva dan membisikkan sesuatu disana. "Lo tenang aja, adek lo aman sama gue," bisiknya.

Diva terdiam menatap lamat-lamat iris mata Syura. Dan hanya ada tatap serius dari iris mata itu. "Lo?"

"Ya, lo bisa tenang sekarang."

Air mata yang sedari tadi Diva tahan akhirnya luruh. Dia tidak menyangka Syura masih bisa sebaik ini kepada dirinya, padahal dirinya sudah sangat jahat. "Thanks, thanks!" Ucapnya.

"Gue ... Bakal tanggung jawab atas semua perbuatan gue," lirih nya.

Kemudian Diva menjadi tenang dan mengikuti pihak polisi dengan tanpa meronta-ronta lagi. Semua orang yang melihat itu heran dibuatnya, apa yang Syura katakan kepada Diva?

Sirine polisi berbunyi dan perlahan bunyi itu menjauh, seiring berjalannya mobil. Semua orang pun bernafas legah, dan mereka menatap Syura yang sedang memandangi mobil itu datar. Dengan Alex disisinya.

"Selesai ya?" Gumam Syura masih bisa didengar Alex.

"Ya, selesai," bisik nya ditelinga Syura.

Sedangkan teman-teman mereka memandangi malas mereka berdua.

"Si boss kalau udah bucin segitunya anjir!" Cetus Dion.

Rayen mengangguk setuju. "Kapan ya gue gitu juga?" Tanyanya miris.

"Lo mah sampe abad ke 1000 gak akan laku yen! Hahaha!"

"Kalian bisa diam gak sih!" Bentak Ananda. Rayen dan Dion bungkam seketika.

Rayen menyenggol lengan Dion. "Cocok sama lo tuh, yon!" Bisiknya.

Dion melotot horor. "Dih, ogah!"

***

Malam ini angin berhembus kencang menerpa rambut seorang gadis yang sedang menikmati angin di balkon kamarnya. Tatapan tajam dia layangkan entah kemana.

Dengan secangkir wine di tangannya, dia tersenyum miring memikirkan kejadian tadi, dimana semuanya sudah terungkap.

Gadis itu menggoyangkan gelasnya. Dan menumpukan wine itu ke bawah balkon kamarnya.

"Syura ... Senang-senang saja dulu, sebelum semuanya selesai."

Kaki jenjang itu berbalik arah kedalam kamar. Terlihat kamarnya yang sangat berantakan, ia tidak peduli dan malah berbaring di kasur king size nya.

Tawanya seketika mengudara. "Bwahaha, nikmati semuanya Syura! Dan BOM! Bwahaha!"

Tbc

Hai! Satu chapter lagi ni! Ayo ayo! votenya!
Mwhhe nanti baru lanjut,

Dadah~~

Dia SAFARA (END)Where stories live. Discover now