(21) mencari kebahagiaan?

81.9K 6.2K 10
                                    

"hiduplah dengan prinsip, 'bahagia itu sederhana' lalu, kau akan mengetahui nya"-a.u.p

Tandai kalau ada typo!

Selamat membaca ~

Disana, terlihat ada Syura yang sedang berdiri, ahh, salah, maksudnya melayang dihadapan nya. Ia melebarkan mata melihat pemandangan di depannya, tubuh itu melayang dengan cahaya dipinggir nya.

Tak lama itu ada suara benda jatuh disebelahnya, dengan cepat Syura menoleh. Ternyata ada sebuah cermin putih besar disana, dengan ukiran mawar merah. Syura memandangi cermin didepannya, kemudian memandangi secara bergantian tubuh Syura yang melayang.

Ada yang aneh, ia tatap cermin itu lamat lamat, tiba-tiba saja cermin itu redup seperti tv rusak. Memunculkan bayangkan Syura, dan Safara. Ia yang melihat itu terkejut dengan apa yang ada dihadapannya. Kemudian cermin itu merubah bayangan tubuh nya menjadi Safara. Ia, Safara.

"I-itu gue?" Lirihnya. Lalu setelah itu cermin itu hilang seperti ditelan angin.

"Itu kamu, Safara." Suara lembut itu terdengar, Syura(safara) menoleh kearah Syura yang ada dihadapannya.

"Lo ...?"

Tubuh pucat itu tersenyum lembut kearahnya, tatapan itu sangat aneh menurut Syura (safara).

"Ini aku, Syura."

"Lo, Syura asli?" Tanyanya. Syura mengangguk singkat.

"Baru sekarang lo mau muncul? Dengan buat gue kebingungan akan kisah hidup lo?" Syura diam, masih memandangi Syura(safara) dihadapan nya.

"Ikuti kisah alurnya Safara."

"Ikut apa? Gue rasanya mau gila, Syura!" Ujarnya.

"Ini kehidupan baru kamu, Safara."

Syura(safara) berdecak. "Gue gak minta kehidupan kedua! Gue cuman pengen ketemu bunda," ucapnya.

Syura diam sejenak. "Bunda kamu gak bakal senang kalau kamu datang sama dia begitu cepat, Safara," katanya. Syura(Safara) diam. Perkataan gadis dihadapannya ini benar, akankah ia diterima disana?

"Kamu punya masa depan, Safara."

Syura (Safara) mendongak, menatap Syura serius. "Kenapa gak lo aja? Kenapa?"

Syura menggeleng. "Hidup aku cuman sampai disini. Aku sudah menyerah, safara."

"Lo nyerah dan melampiaskan semua ke gue?! gue muak!"

"Safara ...."

"Berenti sebut nama gue sial!" Bentaknya. Syura diam, kemudian menatap sendu Syura(Safara).

"Maaf. Maaf kalau sudah buat rumit keadaan, tapi percayalah tuhan sudah memberikan mu kesempatan kedua."

Syura(Safara) diam. Rasanya kepalanya akan pecah, tapi ketika mendengar kata 'kesempatan kedua' rasanya mustahil. Ia hanya ingin bahagia, memiliki keluarga yang lengkap, dan disayang. Sebegitu sulit nya? Semua rasanya sangat tidak adil.

"Aku tau apa yang kamu pikirkan, Safara. Kebahagiaan? Kamu akan mendapatkan nya," ucapnya.

"Bohong, semua bohong ...."

"Buat sebuah hidup baru, Safara. gunakan kesempatan yang ada untuk mencapai apa yang kamu inginkan."

"Apa yang gue inginkan?" Gumannya lirih. Dia menatap manik mata Syura, lalu menghela nafas panjang. "Oke, mungkin gue bakal mewujudkan nya."

Syura tersenyum. "Kau kuat, Safara," dia memandang teduh, "tidak seperti aku," katanya.

Dapat Syura(Safara) lihat, tubuh dihadapatnya itu semakin pucat dari yang tadi, dan dress yang semulanya putih, terdapat bercak darah disana.

"B-baju lo?"

"Waktu aku sudah habis, aku akan menghilang, dan pergi untuk selamanya."

Syura(Safara) terkejut. "Lo mau kemana?!"

"Ketempat yang selama ini ingin aku kunjungi, Safara. Kamu tenang saja, soal ingatanku, aku akan memberi nya secara perlahan sesuai kejadian yang berlangsung." Tubuh itu mengelupas, mata itu terpejam, dan tubuh itu semakin lama semakin menghilang.

Syura tersenyum lembut. "Terimakasih, Safara. lakukan apa yang akan membawa mu ke kebahagiaan." hilang, semua nya sudah hilang. Tempat itu kosong.

"Syura ...."

Tok

Tok

Tok

Deg!

Mata itu terbuka. Syura panik dan menatap sekeliling. "Mimpi? Itu mimpi?" Tanyanya kepada diri sendiri. Lalu ketukan tadi terdengar lagi. Dan Syura dengan lemas berjalan menuju pintu kamarnya.

Saat dibuka, terdapat Mami nya yang sudah berada didepan pintu. "Anak Mami sudah bangun?" Katanya lalu mengelus surai lembut Syura.

"Masih mimpi mi," jawabnya santai. Dan seketika ia mendapat jitakan di kepalanya. "Kamu ini, Mami cuman mau basa basi doang."

"Hehe, Syura juga bercanda kali, mi."

"Cepat mandi, trus turun kebawah. Ada kejutan," ucap Shintia lalu pergi kebawah, meninggalkan Syura dengan pertanyaan.

Syura masuk kembali kedalam kamarnya, lalu menutup pintu. Sedikit melamun mencerna mimpi yang baru ia alami tadi.

Syura menatap langit langit kamar. "Mencari kebahagiaan ya?" Gumannya.

***
Syura sudah bersiap, lalu turun kebawah. Saat ditangga dapat ia lihat ada keluarga Syura disana. Dan satu orang pemuda yang tak asing di matanya.

Syura berjalan menghampiri mereka. Shintia yang melihat Syura pun menyuruh nya untuk duduk disebalahnya. Syura mengangguk dan menurut. Di depannya terdapat pemuda tadi, yang trus melihat kearah nya.

"Ck, langsung aja kali, mi, pi," kata Galaxy. Syura hanya acuh tak acuh, walau di benaknya. Siapa? Dan langsung apa?

"Sayang," panggilnya kepada Syura lembut, "ini Abang kamu, abang pertama kamu. Namanya Gavin Alatas Mahendra."

"Gavin?"

Tbc
***
Hai! Ais seneng banget deh, karna banyak yang baca. Makasih ya buat kalian!

Bentar lagi mau lebaran nih, udah beli baju baru belum? Hehe.

Oke, jangan lupa ⭐💌 and follow

Dia SAFARA (END)Where stories live. Discover now